Pengkajian Teori Yang Relevan

8 adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya felling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”. Motivasi dibagi 2 yaitu: a Motivasi Intrinsik Menurut Djamarah 2012: 35 “motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu”. Menurut Hamalik 2011: 162 “motivasi intrinsik adalah motivasi yang hidup dalam diri siswa dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional. Tingkah laku terjadi tanpa dipengaruhi oleh factor-faktor dari luar. Individu bertingkah laku karena mendapatkan energi yang tidak dapat lagi dilihat sumbernya dari luar.individu yang digerakkan oleh motivasi intrinsik, baru akan kalau kegiatan yang dilakukan telah mencapai hasil. Motivasi dilandasi oleh motivasi intrinsik bertahan lebih lama dibandingkan dengan motivasi yang lain. Oleh karena itu, motivasi intrinsik inilah yang harus ditanamkan oleh setiap individu. Namun karena motivasi sulit dipelajari, maka sulit ditanamkan”. b Motivasi Ekstrinsik Menurut Djamarah 2012: 37 “motivasi ekstrinsik yaitu kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar”. 9 Menurut Hamalik 2008: 163 “motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar. Sardiman 2011: 90 “motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar”. Motivasi ekstrinsik bukan merupakan perasaan keinginan yang sebenarnya yang ada dalam diri individu. Kemenangan merupakan satu- satunya tujuan, sehingga dapat timbul kecenderungan untuk berbuat positif. Dalam hal ini aspek psikologi berpengaruh untuk berbuat, bertindak dalam usahanya untuk mencapai tujuan, tetapi motivasi ekstrinsik dapat pula menjadi penguat dari luar yang dapat membangkitkan motivasi instrinsik seseorang. 2. Pengertian Motivasi Belajar Menurut Uno 211:23, motivasi belajar merupakan dua halyang saling mempengaruhi. Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relative permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Hakikat motivasi belajar yaitu dari dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswi yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. 10 3. Pengertian Disiplin Pendidikan disiplin merupakan suatu proses bimbingan yang bertujuan menanamkan pola perilaku tertentu, kebiasaan-kebiasaan tertentu, atau membentuk manusia dengan ciri-ciri tertentu, terutama untuk meningkatkan kualitas mental dan moral Sukadji dalam Mu’tadin, 2002. Disiplin belajar adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan siswa untuk melakukan aktivitas belajar yang sesuai dengan keputusan-keputusan, peraturan- peraturan dan norma-norma yang telah ditetapkan bersama, baik persetujuan tertulis maupun tidak tertulis antara siswa dengan guru di sekolah maupun dengan orang tua di rumah. Unsur-unsur Disiplin 1. Mengikuti dan menaati peraturan, nilai dan hukum yang berlaku. 2. Pengikutan dan ketaatan tersebut terutama muncul karena adanya kesadaran diri bahwa hal itu berguna bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Dapat juga muncul karena rasa takut, tekanan,paksaan dan dorongan dari luar dirinya. 3. Sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina, dan membentuk perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan. 11 4. Hukuman yang diberikan bagi yang melanggar ketentuan yang berlaku, dalam rangka mendidik, melatih, mengendalikan dan memperbaiki tingkah laku. 5. Peraturan-peraturaan yang berlaku sebagai pedoman dan ukuran perilaku. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Belajar Menurut Syah 1995, disiplin belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: 1. Lingkungan 2. Suasana emosional sekolah 3. Sikap terhadap pelajaran 4. Hubungan guru dan murid 4. Pengertian Kemandirian Menurut Masrun 1986:8 kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri dan untuk kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain, maupun berpikir dan bertindak originalkreatif, dan penuh inisiatif, mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa percaya diri dan memperoleh kepuasan dari usahanya. Kemandirian merupakan salah satu aspek yang gigih diperjuangkan oleh setiap remaja sebagaimana sebuah ungkapan yang disampaikan oleh Fasick 12 dalam Steinberg, 1993 “one goal of every adolescent is to be accepted as an autonomous adult” Kemandirian menurut Bahara dalam Fatimah, 2006 berarti hal atau keadaan seseorang yang dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Kata kemandirian berasal dari kata dasar diri yang mendapat awalan ke dan akhiran an yang kemudian membentuk arti yang mengacu pada suatu keadaan dimana seseorang dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III, 2001. Menurut Parker dalam Ali, 2005 kemandirian juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi seseorang yang tidak bergantung kepada otoritas dan tidak membutuhkan arahan secara penuh. Menurut Setiyawan dalam Yusuf, 2001, kemandirian adalah keadaan seseorang yang dapat menentukan diri sendiri dan dapat dinyatakan dalam tindakan atau perilaku seseorang yang dapat dinilai. Arti ini memberikan penjelasan bahwa kemandirian menunjuk pada adanya kepercayaan akan kemampuan diri untuk menyelesaikan persoalan-persoalan tanpa bantuan khusus dari orang lain, keengganan untuk dikontrol orang lain, dapat melakukan sendiri kegiatan-kegiatan dan menyelesaikan sendiri masalah- masalah yang dihadapi. Menurut Lamman dalam Fatimah, 2006 menyatakan bahwa kemandirian merupakan suatu kemampuan individu untuk mengatur dirinya sendiri dan tidak 13 tergantung kepada orang lain. Hal yang senada juga diungkapkan oleh Brawer dalam Havinghurts, 1993 bahwa kemandirian merupakan perilaku yang terdapat pada seseorang yang timbul karena dorongan dari dalam dirinya sendiri, bukan karena pengaruh orang lain. Menurut Steinberg 1993 remaja yang memperoleh kemandirian adalah remaja yang memiliki kemampuan untuk mengatur diri sendiri secara bertanggung jawab, meskipun tidak ada pengawasan dari orang tua ataupun guru. Kondisi demikian menyebabkan remaja memiliki peran baru dan mengambil tanggung jawab baru, sehingga hal ini akan menempatkan remaja untuk menjadi tidak tergantung pada orang tua untuk memperoleh kemandirian secara penuh sehingga masalah kemandirian secara spesifik menuntut suatu kesiapan individu baik secara fisik maupun emosional untuk mengatur, mengurus, dan melakukan aktivitas atas tanggung jawabnya sendiri tanpa banyak tergantung pada orang lain. Menurut Maslow dalam Ali, 2005 bahwa kemandirian merupakan salah satu dari tingkat kebutuhan manusia yang disebut sebagai kebutuhan otonomi. Ia juga menambahkan bahwa seorang yang mencapai aktualisasi diri memiliki sifat-sifat khusus pengaktualisasi yang salah satunya yaitu kebutuhan akan privasi dan independensi, dimana orang yang mengaktualisasikan diri dalam memenuhi kebutuhannya tidak membutuhkan orang lain. Sehubungan dengan itu menurut Beller dalam Ali, 2005, orang yang mempunyai kemandirian rendah biasanya memiliki ciri khusus antara lain 14 mencari bantuan, mencari perhatian, mencari pengarahan, dan mencari dukungan pada orang lain. 5. Pengertian Belajar Menurut Burton mendefinisikan bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka dapat berinteraksi dengan lingkungannya Hosnan, 2014:3. Menurut Cronboach belajar bukanlah semata-mata perubahan dan penemuan, tetapi sudah mencakup kecakapan yang dihasilkan akibat perubahan dan penemuan tadi. Setelah terjadi perubahan dan menemukan sesuatu yang baru, maka akan timbul kecakapan yang memberikan manfaat bagi kehidupan. Intinya belajar adalah outcome Hosnan, 2014:3. Menurut Howard L. Kingskey mengatakan learning is the process by which behavior in the broader sence is originated or changed through practice or training belajar adalah proses dimana tingkah lakudalam arti luas ditimbulkan atau diubah melalui praktik atau latihan Hosnan, 2014:3. 6. Prestasi Belajar Prestasi belajar banyak diartikan sebagai seberapa jauh hasil yang telah dicapai siswa dalam penguasaan tugas-tugas atau materi pelajaran yang diterima dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar pada umumnya dinyatakan dalam 15 angka atau huruf sehingga dapat dibandingkan dengan satu kriteria Prakosa, 1991. Prestasi belajar kemampuan seorang dalam pencapaian berfikir yang tinggi. Prestasi belajar harus memiliki tiga aspek, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya pada seorang anak dalam pendidikan baik yang dikerjakan atau bidang keilmuan. Prestasi belajar dari siswa adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa yang didapat dari proses pembelajaran. Prestasi belajar adalah hasil pencapaian maksimal menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap sesuatu yang dikerjakan, dipelajari, difahami dan diterapkan. Semua pelaku pendidikan siswa, orang tua dan guru pasti menginginkan tercapainya sebuah prestasi belajar yang tinggi, karena prestasi belajar yang tinggi merupakan salah satu indikator keberhasilan proses belajar. Namun kenyataannya tidak semua siswa mendapatkan prestasi belajar yang tinggi dan terdapat siswa yang mendapatkan prestasi belajar yang rendah. Tinggi dan rendahnya prestasi belajar yang diperoleh siswa dipengaruhi banyak faktor. Prestasi belajar diartikan sebagai tingkat keterkaitan siswa dalam proses belajar mengajar sebagai Hasil evaluasi yang dilakukan guru. Menurut Sutratinah Tirtonegoro 1984 : 4, mengemukakan bahwa : 16 Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak didik dalam periode tertentu. Menurut Siti Partini 1980 : 49, “Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang dalam kegiatan belajar”. Sejalan dengan pendapat dicapai oleh seseorang dalam kegiatan belajar”. Sejalan dengan pendapat itu Sunarya 1983 : 4 menyatakan “Prestasi belajar merupakan perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik yang merupakan ukuran keberhasilan siswa”. Haditomo dkk 1980 : 4, mengatakan “Prestasi belajar adalah kemampuan seseoran Dewa Ketut Sukardi 1983 : 51, menyatakan “Untuk mengukur prestasi belajar menggunakan tes prestasi yang dimaksud sebagai alat untuk mengungkap kemampuan aktual sebagai hasil belajar atau learning”. Menurut Sumadi Suryabrata 1987 : 324, “Nilai merupakan perumusan terakhir yang dapat diberikan oleh guru menganai kemajuan atau prestasi belajar siswa selama masa tertentu”. Dengan nilai rapor, kita dapat mengetahui prestasi belajar siswa. Siswa yang nilai rapornya baik dikatakan prestasinya tinggi, sedangkan yang nilainya jelek dikatakan prestasi belajarnya rendah. 17 Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan kegiatan belajar siswa dalam menguasai sejumlah mata pelajaran selama periode siswa dalam menguasai sejumlah mata pelajaran selama periode tertentu.

B. KERANGKA BERPIKIR

1. Pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa akuntansi. Motivasi belajar adalah suatu yang menyebabkan seseorang melakukan perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar itu mempengaruhi prestasi belajar siswa. Menurut Winkel 1987:93, motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar demi mencapai tujuan tertentu. Suatu sekolah telah menentukan cara-cara belajar untuk mengukur para siswa untuk bermotivasi tinggi. Motivasi belajar seorang siswa sangat berhubungan dengan prestasi belajar siswa yang dicapainya, karena siswa yang mempunyai semangat dan mempunyai motivasi tinggi dalam belajar akan menghasilkan suatu prestasi yang tinggi dan akan mencapai hasilnya berdasarkan tujuan masing- masing. Sebaliknya orang atau siswa yang pandai dan mempunyai bakat tetapi tidak mempunyai motivasi untuk belajar akan menghasilkan prestasi belajar yang tinggi. Dengan demikian siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi akan menghasilkan prestasi yang tinggi pula. 18 2. Pengaruh kemandirian belajar terhadap prestasi belajar siswa akuntansi. Belajar merupakan kegiatan wajib seorang siswa. Kegiatan belajar ini tidak lepas dari sikap siswa itu sendiri, khususnya kemandirian. Kemandirian kematangan pribadi dapat didefinisikan sebagai keadaan kesempurnaan dan keutuhan, kedua unsure tersebut dalam kesatuan pribadi. Seorang manusia harus tahu apa yang dilakukannya, dan sadar apa yang akan dituju menjadi pribadi yang utuh dan tidak berantakan. Kemandirian dalam belajar juga dapat diartikan sebagai aktivitas belajar dan berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri dan tanggung jawab sendiri dari pembelajar Dimyati, 1998:51. Pengertian kemandirian menurut Samana, dalam Susmeini, 1998, 37, adalah: sikap seseorang dalam kemandirian belajar dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan belajarnya, atas dasar pertimbangan keputusan dan tanggung jawabnya sendiri. Kemandirian dalam belajar merupakan bekal untuk siswa dalam meraih prestasi yang baik. Kemandirian belajar siswa terlihat dalam usaha-usaha siswa didalam memenuhimengetahui masalah-masalah yang timbul dalam proses belajar. Siswa yang kurangtidak mandiri akan menjadikan prestasi belajarnya juga akan rendah. Jadi kesimpulannya kemandirian belajar dalam diri siswa sangat diperlukan dalam meraih prestasi yang baik. 19 3. Pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar siswa akuntansi. Siswa dalam melaksanakan tugasnya sebagai pelajar membutuhkan seorang pengajar yaitu guru. Tugas dari siswa adalah mendengarkan dan memahami guru dalam memberikan pengetahuan tentang pelajaran dengan sebaik-baiknya. Apabila siswa kurang memahami apa yang disampaikan oleh guru tidak dimaksud atau dimengerti maka siswa harus bertanya dan memahami sendiri serta belajar sendiri yang membutuhkan waktu lama sehingga menghambat prestasi belajar. Begitu halnya dengan semangat siswa, bila tidak belajar dengan niat akan menghasilkan hasil yang kurang baik. Dengan demikian siswa yang memiliki sikap disiplin yang tinggi akan menghasilkan prestasi yang tinggi pula.

C. PERUMUSAN HIPOTESIS

Hipotesis adalah sebuah kesimpulan sementara yang belum final dan masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis dalam pengertian ini merupakan perumusan jawaban atas dugaan sementara terhadap pernyataan yang diajukan dalam Rumusan Masalah, sehingga hipotesis ini harus di uji atau dibuktikan kebenarannya berdasarkan kerangka berpikir diatas melalui pengumpulan data dan analisa data.

Dokumen yang terkait

PENGARUH KESIAPAN BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR, LINGKUNGAN KELUARGA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATAPELAJARAN KOMPUTER AKUNTANSI KELAS XI AKUNTANSI DI SMK PGRI 01

1 14 178

PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI KELAS XI Pengaruh Motivasi Dan Minat Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Purwodadi Tahun Ajaran 2013/2014.

0 2 18

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KEMANDIRIAN DALAM BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI Pengaruh Motivasi Belajar Dan Kemandirian Dalam Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Delanggu Tahun Ajaran

0 1 16

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI Pengaruh Motivasi Belajar Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Batik I Surakarta Tahun Ajaran 2012/2

0 1 18

PENGARUH KEMAMPUAN AWAL, KEMANDIRIAN BELAJAR DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PENGARUH KEMAMPUAN AWAL, KEMANDIRIAN BELAJAR DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA BHINNEKA KARYA 2 BOYOL

0 0 18

PENGARUH PERILAKU BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI PENGARUH PERILAKU BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 2 KLATEN TAHUN AJARAN 2006/2007.

0 0 18

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI SMK PASUNDAN 1 BANJARAN.

0 3 30

Hubungan antara motivasi belajar siswa dan lingkungan belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi : studi kasus SMK Kristen 2 Klaten.

0 0 2

(ABSTRAK) PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK KRISTEN PURWODADI.

0 0 3

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK KRISTEN PURWODADI.

0 5 102