2. Uji daya sebar
Pengukurandaya sebar dari krim bertujuan untuk mengetahui sejauh mana krim dapat menyebar saat diaplikasikan pada kulit.Daya sebar bertanggung
jawab untuk ketepatan transfer dosis atau melepaskan obatnya serta kemudahan penggunaannya. Daya sebar suatu sediaan pada umumnya berbanding terbalik
dengan viskositas sediaan tersebut. Semakin besar viskositas suatu sediaan, maka semakin kecil kemampuan sediaan tersebut untuk menyebar Garget al., 2002.
Emulsifying agent dan gelling agent memiliki pengaruh yang besar terhadap
viskositas dan daya sebar suatu sediaan. Pengamatan daya sebar dilakukan 48 jam setelah pembuatan krim. Hal
ini bertujuan agar krim sudah membentuk sistem yang stabil, yaitu tidak terpengaruh oleh suhu maupun pengadukan saat pembuatan. Nilai daya sebar yang
diinginkan dalam penelitian ini adalah 3-5 cm.
Tabel VIII. Hasil pengujian viskositas, daya sebar, dan pergeseran viskositas krim
sunscreen Formula
Viskositas d.Pa.s
Daya sebar cm Pergeseran vikositas
F1 250,0±5,0
4,11±0,13 9,9±1,2
Fa 71,7±2,9
4,83±0,05 27,9±1,1
Fb 398,3±7,6
3,36±0,05 24,6±3,7
Fab 100,0±10,0
5,09±0,16 16,1±9,7
Dari tabel VIII diketahui bahwa formula 1, formula a, dan formula b masuk ke dalam range daya sebar, yaitu 3-5cm.
3. Uji viskositas
Viskositas adalah suatu tahanan untuk mengalir. Viskositas yang tinggi dapat memberikan stabilitas sistem emulsi di dalam sediaan krim sunscreen
karena akan meminimalkan pergerakan droplet fase dispers sehingga perubahan ukuran droplet ke ukuran yang lebih besar dapat dihindari dan dapat mencegah
kemungkinan terjadinya koalesen Martinet al., 1993. Viskositas dari krim tidak boleh terlalu tinggi agar mudah dikeluarkan dari wadahnya, namun tidak boleh
terlalu rendah karena dapat menurunkan lama tinggal krim saat diaplikasikan di kulit.
Pengamatan viskositas dilakukan 48 jam setelah pembuatan krim menggunakan viscotester Rion-Japan seri VT-04 dengan rotor nomor 2 Formula
1 dan formula b dan rotor nomor 1 formula a dan formula ab. Pengamatan viskositas dilakukan 48 jam setelah pembuatan krim yang diharapkan krim sudah
membentuk sistem yang stabil di mana tidak terpengaruh oleh suhu maupun pengadukan saat pembuatan. Formula a dan formula ab menggunakan rotor nomor
1 dikarenakan secara visual bentuk krim pada kedua formula tersebut lebih encer dibandingkan dengan formula 1 dan formula b. Saat pengukuran, setelah krim
dituang kedalam wadah viscotester didiamkan terlebih dahulu selama 5 menit untuk menyamakan perlakuan yang bertujuan untuk membebaskan krim dari
pengaruh gaya geser yang diakibatkan oleh penuangan krim. Nilai viskositas krim ditunjukkan dengan skala yang ditunjukkan oleh jarum pada alat viscotester
tersebut. Viskositas yang dikehendaki dari penelitian ini adalah 200-300 d.Pa.s. Hasil pengukuran viskositas pada tabel VIII menunjukkan bahwa
viskositas masing-masing formula setelah 48 jam penyimpanan yang masuk rentang viskositas yang diinginkan hanya pada formula 1.
Pengukuran viskositas juga dilakukan pada hari ke 2, hari ke 8, hari ke 16, hari ke 24, dan hari ke 30. Pengukuran ini bertujuan untuk melihat profil
viskositas dan pergeseran viskositasnya. Pergeseran yang diinginkan adalah kurang dari 10.Pada tabel VIII dapat diketahui bahwa tidak ada formula krim
yang memenuhi kriteria pergeseran viskositas yang diinginkan, yaitu kurang dari 10.
Gambar 16. Grafik viskositas krim per hari
Berdasarkan gambar 16 dapat dilihat bahwa selama penyimpanan viskositas dari formula 1, formula a dan formula ab yang dihasilkan relatif stabil,
sedangkan pada formula b mengalami perubahan viskositas selama penyimpanan.
F. Efek Penambahan Span 80 dan Carbopol 940 serta Interaksinya