Defenisi Konsep Perempuan dan Politik (Studi Penetapan Kuota 30% Calon Anggota Legislatif Perempuan oleh PNI Marhaenisme dan Partai Sarikat Indonesia di Kota Medan).

F. Defenisi Konsep

Defenisi konsep merupakan hal yang penting dalam penelitian. Dalam penelitian, seorang menggunakan istilah yang khusus untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang hendak ditelitinya. Inilah yang disebut dengan konsep yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak: kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan defenisi konsep sebagai berikut: 1. Keterwakilan perempuan adalah pemberian kesempatan dan kedudukan yang sama bagi perempuan untuk melaksanakan peranannya dalam jabatan publik baik yang dipilih dari pengangkatan maupun melalui pemilihan. 2. Affirmasi affirmative action adalah kegiatan proaktif yang bersifat sementara untuk mengatasi kesenjangan sehingga kelompok minoritas bisa berkompetisi dengan adil. Dengan adanya tindakan affirmasi lebih memungkinkan kaum perempuan memainkan perannya dalam masyarakat sesuai kemampuan dan talentanya. Dalam dunia politik diberi kesempatan secara luas bagi kaum perempuan untuk dapat menjadi anggota parlemen. F.1 Operasional Konsep Adapun defenisi operasional konsep yang digunakan adalah keterwakilan perempuan dan tindak affirmasi.

I. Keterwakilan Perempuan

Universitas Sumatera Utara Untuk melihat keterwakilan perempuan dapat dilihat dari indikator sebagai berikut: 1. Keadilan yang berarti proses untuk menjadi adil terhadap laki-laki dan perempuan. Agar proses menjadi adil terwujud diperlukan langkah-langkah untuk menghentikan hal-hal yang secara sosial dan sejarah menghambat perempuan dan laki-laki untuk bisa berperan dan menikmati hasilnya. Indikator keadilan yaitu : a. Adanya klaim atau pendapat yang mengatakan bahwa perempuan itu sebagai kaum nomor dua dan laki-laki sebagai kaum terdepan. b. Adanya anggapan bahwa perempuan irasional, sehingga perempuan dianggap tidak tepat menjadi pemimpin dan menyudutkan perempuan dalam posisi yang tidak penting. 2. Kesetaraan yang berarti laki-laki dan perempuan mendapatkan penilaian yang setara, status yang sama dan kondisi yang sama untuk merealisasikan hak- haknya sebagai manusia dan kemampuan untuk menyumbang dalam pembangunan baik politik, ekonomi, sosial budaya, lingkungan, kesehatan dan lainnya. Indikator kesetaraan yaitu : a. Adanya dan sadarnya akan pentingnya peningkatan kwalitas hidup perempuan dalam bidang politik, pendidikan, sosial, budaya, dan agama. b. Adanya streotip bahwa politik itu milik kaum laki-laki, karena laki-lakilah yang mendominasi dan menformulasikan aturan main dunia politik. Universitas Sumatera Utara

II. Tindakan Affirmasi

Untuk melihat tindakan affirmasi dapat dilihat dari indikator sebagai berikut: a. Adanya pemberian akses pada perempuan untuk duduk di parlemen melalui pelaksanaan quota 30. b. Adanya perhatian akan keterwakilan perempuan dalam kepengurusan partai politik yang diatur dalam UU No 2 Tahun 2008 tentang partai politik.

G. Metode Penelitian