1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan  adalah  usaha  sadar  dan  terencana  untuk  mewujudkan suasana  belajar  dan  proses  pembelajaran  agar  peserta  didik  secara  aktif
mengembangkan  potensi  dirinya  untuk  memiliki  kekuatan  spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan  yang  diperlukan  dirinya,  masyarakat,  bangsa  dan  Negara. Begitu  juga  halnya  dengan  Indonesia  yang  ingin  menaruh  harapan  besar
terhadap pendidik dalam perkembangan bangsa ini, karena dari itulah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk
Melihat  dari  perkembangan  zaman  saat  sekarang  ini  banyak  yang berubah  dari  pemikiran-pemikiran  masyarakat  Indonesia.  Pemikiran-
pemikiran  berubah  karena  adanya  perkembangan  teknologi  yang  modern yang  sangat  maju,  dan  pendidikan  adalah  ujung  tombak  dalam  perubahan
pemikiran-pemikiran  masyarakat  itu  sendiri.  Pendidikan  sebagai  usaha sadar  bagi  pengembangan  manusia  dan  masyarakat,  mendasarkan  pada
landasan  pemikiran  tertentu.  Dengan  kata  lain,  upaya  memanusiakan manusia melalui pendidikan, didasarkan atas pandangan hidup atau filsafat
hidup,  bahkan  latar  belakang  sosiokultural  tiap-tiap  masyarakat,  serta pemikiran-pemikiran  psikologis  tertentu.  John  S.  brubacher  Saprudin
2
Talib, 2011: 1 mengemukakan Pendidikan adalah proses dimana potensi- potensi,  kemampuan-kemampuan,  kapasitas-kapasitas  manusia  yang
mudah  dipengaruhi  oleh  kebiasaan-kebiasaan,  disempurnakan  dengan kebiasaan-kebiasaan  yang  baik,  dengan  alat  media  yang  disusun
sedemikian rupa, dan digunakan oleh manusia untuk diterapkan. Pendidikan  di  Negara  Indonesia  mengacu  pada  tujuan  pendidikan
nasional  secara  umum  manusia  Indonesia  seutuhnya  dan  disadari  pula bahwa sepenuhnya belum mencapai harapan yang di cita-citakan. Di dalam
undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pasal  3  disebutkan:  “tujuan  pendidikan  nasional  adalah  mengembangkan
kemampuan  dan  membentuk  watak  serta  peradaban  bangsa  yang bermartabat  dalam  rangka  mencerdaskan  kehidupan  bangsa,  bertujuan
untuk  berkembangnya  potensi  peserta  didik  agar  menjadi  manusia  yang beriman  dan  bertaqwa  kepadan  Tuhan  Yang  Maha  Esa,  berakhlak  mulia,
sehat,  berilmu,  cakap,  kreatif,  mandiri  dan  menjadi  warga  negara  yang demokratis dan bertanggung jawab”.
Tujuan  pendidikan  nasional  ini  sejalan  dengan  tujuan  pendidikan IPA.  Pendidikan  pada  kurikulum  sekolah  Satuan  Pendidikan,  pada
hakikatnya  IPA  merupkan  mata  pelajaran  wajib  sebagaimana  dinyatakan dalam  undang-undang  nomor  20  tahun  2003  tentang  sistem  pendidikan
nasional pasal 3.
3
IPA  merupakan  salah  satu  mata  pelajaran  wajib  pada  kurikulum pendidikan  dasar  dan  menengah.  Berdasarkan  Peraturan  Menteri
Pendidikan  Nasional  Republik  Indonesia  Nomor  22  Tahun  2006  tentang Standar Isi untuk Satuan pendidikan Dasar dan Menengah, Kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada sekolah dasar dimaksudkan untuk  mengenal,  menyikapi,  mengapresiasi  ilmu  pengetahuan  dan
teknologi,  serta  menanamkan  kebiasaan  berpikir  dan  berperilaku  ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri.
Selain itu, menurut Usman Samatowa  2006: 3  dalam Adhy Putri Rilianti 2013: 3 mengungkapkan empat alasan perlunya IPA diajarkan di
SD  yaitu  1  karena  IPA  merupakan  dasar  teknologi  sehingga  berfaedah bagi suatu bangsa; 2 IPA memberikan kesempatan berpikir kritis jika IPA
diajarkan  salah  satunya  dengan  mengikuti  metode  “menemukan  sendiri”; 3 IPA tidaklah merupakan pelajaran yang bersifat hafalan belaka bila IPA
diajarkan  melalui  percobaan-percobaan  yang  dilakukan  sendiri  oleh  anak; dan  4  IPA  mempunyai  nila-nilai  pendidikan  yang  dapat  membentuk
kepribadian anak secara keseluruhan. Di sekolah dasar, siswa mempelajari berbagai mata pelajran. Salah
satunya  adalah  mata  pelajaran  Ilmu  Pengetahuan  Alam  IPA.  Sumaji 2003: 31dalam Hidayatul Muslimah 2013: 1 menyatakan bahwa melalui
mata  pelajaran  IPA,  manusia  dapat  berminat  untuk  menigkatkan
4
kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya  yang penuh dengan rahasia yang tidak ada habis-habisnya. Mengacu pada pernyataan tersebut,
IPA adalah salah satu mata pelajaran yang dapat membuat siswa berminat untuk mempelajarinya.
Siswa  sebagai  pelaku  utama  pembelajaran  memiliki  karateristik yang  berbeda-beda.  Keanekaragaman  karakteristik  yang  dimiliki  siswa
tersebut  dapat  memunculkan  minat  belajar  yang  berbeda  pula  dalam mengikuti  pembelajaran  IPA.  Siswa  yang  berada  dalam  satu  kelas  belum
tentu memiliki minat yang sama terhadap pembelajaran IPA. Upaya meningkatkan minat belajar siswa dalam mata pelajaran IPA
tak terlepas dari peran guru sebagai pengelola kelas. Guru hendaknya dapat mengelola kelasnya sebaik mungkin sehingga dapat membangkitkan minat
belajar siswa. Salah satu media pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan belajar siswa adalah media gambar.
Berdasarkan pengamatan langsung dan wawancara peneliti dengan siswa  dan  guru  kelas  IV  di  SD  Krapyak  Wetan,  diketahui  minat  belajar
siswa  terhadap  mata  pelajaran  IPA  masih  rendah,  siswa  asik  bermain dengan sesama temannya pada saaat proses pembelajaran berlangsung. Hal
ini  disebabkan  oleh  kuranganya  media  yang  digunakan  guru  dalam Pembeljaran  IPA.  Media  yang  digunakan  guru  sangat  minim  hanya
5
menggunakan  media  gambar  yang  ada  dalam  buku  paket  dan  alat-alat seadanya  yang  dimiliki  oleh  pihak  sekolah  sehingga  siswa  kurang
memahami materi yang akan diajarkan. Selain media yang digunakan  sangat minim, banyaknya materi IPA
juga sangat dikeluhkan oleh para siswa. Siswa kesulitan memahami materi dalam  pembelajaran  IPA  yang  diajarkan.  Hal  ini  mengakibatkan  banyak
siswa kurang berminat dalam pelajaran IPA. Belum digunakannya berbagai media pembelajaran pada pelajaran IPA juga menjadi penyebab rendahnya
minat belajar siswa, salah satu media yang belum pernah diterapkan adalah media  gambar.  Dalam  belajar  IPA  dibutuhkan  minat  belajar  yang  tinggi,
jika  siswa  tidak  memiliki  minat  belajar  siswa  dalam  mempelajari  maka akan terasa sulit dalam belajar IPA.
Berdasarkan  permasalahan  di  atas,  maka  penulis  menginginkan sebuah proses pembelajaran IPA  yang ideal sehingga dapat meningkatkan
minat belajar siswa dalam mempelajari IPA. Adapun salah satu media yang dapat mengakomodasi terwujudnya pembelajaran IPA lebih menarik yaitu
media gambar.
B. Identifikasi masalah