131 kemauan atau minat belajar yang tinggi dalam mempelajari seni tari.
4.1.2.4 Hasil Observasi
Observasi dalam penelitian ini yaitu pengamatan peneliti terhadap proses kegiatan ekstrakurikuler seni tari dimana yang diamati adalah siswa dan guru,
sarana prasarana, serta kondisi dan suasana kelas. Dari observasi yang telah peneliti lakukan, pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler seni tari hanya diikuti oleh
sebagian kecil siswa laki-laki di SD Negeri Panggung 2 Kota Tegal. Adapun jumlah siswa laki-laki yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni tari sebanyak
20 siswa laki-laki dari 65 siswa laki-laki yang ada di kelas II sampai kelas V. Aspek yang diamat pada dimensi kesukaan, ketertarikan, perhatian, dan
keterlibatan menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan guru, kurang berkonsentrasi, bergurau dengan
temannya, suka bermain sendiri, serta tidak ada keterlibatan siswa untuk aktif bertanya kepada guru. Adapun hasil observasi minat belajar siswa laki-laki dari
kelas II sampai kelas V selengkapnya dapat di lihat di lampiran 14. Aspek yang diamati pada faktor yang memengaruhi kurangnya minat
belajar siswa laki-laki pada kegiatan ekstrakurikuler seni tari dilihat dari faktor jasmaniah dan faktor sekolah. Pada faktor jasmaniah, seluruh siswa dalam
keadaan sehat dan tidak cacat. Dapat disimpulkan bahwa faktor jasmaniah tidak memiliki pengaruh yang besar dalam memengaruhi minat belajar siswa laki-laki
pada kegiatan ekstrakurikuler seni tari. Pada faktor sekolah, peneliti melihat tidak adanya relasi siswa dengan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler seni tari.
Dimungkinkan faktor sekolah merupakan salah satu faktor yang memiliki
132 pengaruh yang tinggi dalam memengaruhi minat belajar siswa laki-laki pada
kegiatan ekstrakurikuler seni tari. Adapun hasil observasi faktor-faktor yang memengaruhi kurangnya minat belajar siswa laki-laki dari kelas II sampai kelas V
selengkapnya dapat di lihat di lampiran 14. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan dalam mengamati guru
yang mengajarkan seni tari di kelas menunjukkan bahwa guru sudah menggunakan metode mengajar yaitu metode demonstrasi. Materi tari yang
diajarkan sudah sesuai karena materi tari yang diajarkan dibedakan antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Siswa kelas II dan III diajarkan tari Rampak.
Siswa perempuan kelas IV dan V diajarkan tari Lilin, sedangkan siswa laki-laki kelas IV dan V diajarkan tari Gegala. Guru kurang membangun hubungan dengan
siswa, guru hanya memerhatikan siswa yang ada di barisan depan saja. Guru sudah memiliki kedisiplinan yaitu dengan tepat waktu dalam memulai dan
mengkahiri kegiatan ekstrakurikuler seni tari serta guru bertindak tegas kepada siswa yang mengganggu jalannya proses kegiatan ekstrakurikuler seni tari. Akan
tetapi, guru belum menggunakan media pembelajaran yang menarik untuk menunjang kegiatan ekstrakurikuler seni tari. Jadwal pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler seni taripun bertabrakan dengan jadwal sekolah MDATPQbimbingan belajar siswa sehingga hanya sebagian kecil saja siswa
laki-laki yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni tari. Guru pun tidak melakukan evaluasi ketika akhir kegiatan ektsrakurikuler seni tari. Adapun hasil
observasi aspek yang diamati pada guru dalam kegiatan ekstrakurikuler seni tari di SD Negeri Panggung 2 Kota Tegal selengkapnya dapat di lihat di lampiran 15.
133 Selanjutnya aspek yang peneliti amati adalah kondisi dan suasana kelas
pada kegiatan ekstrakurikuler seni tari. Kondisi kelas yang digunakan kurang kondusif karena ruang kelas yang digunakan bukanlah ruang khusus praktek
menari. Ruangan yang digunakan kurang luas dan tidak nyaman digunakan untuk menari. Ruang yang kurang luas membuat siswa tidak dapat bebas bergerak.
Suasana kelaspun kurang kondusif karena suasana kelas ramai, siswa laki-laki sulit diatur, dan suka bermain sendiri. Lingkungan sekitar sekolah dekat dengan
jalan raya, tetapi tidak mengganggu kegiatan ekstrakurikuler seni tari. Adapun hasil observasi aspek kondisi dan suasana kelas pada kegiatan ekstrakurikuler seni
tari di SD Negeri Panggung 2 Kota Tegal selengkapnya dapat di lihat di lampiran 17.
Hasil penelitian yang diperoleh dari observasi peneliti di SD Negeri Panggung 2 Kota Tegal menunjukkan bahwa SD Negeri Panggung 2 Kota Tegal
kurang memiliki sarana prasarana untuk menunjang kegiatan ekstrakurikuler seni tari. Hasil penelitian yang diperoleh dari observasi peneliti di SD Negeri
Panggung 2 Kota Tegal menunjukkan bahwa SD Negeri Panggung 2 Kota Tegal belum memiliki sarana yang lengkap untuk menunjang kegiatan ekstrakurikuler
seni tari. SD Negeri Panggung 2 Kota Tegal belum memiliki kasetDVDVCD tari yang digunakan dalam kegiatan ekstrakurikuler seni tari. KasetDVDVCD yang
digunakan ketika kegiatan ekstrakurikuler seni tari berlangsung adalah milik guru yang mengajar ekstrakurikuler seni tari yaitu guru yang didatangkan dari luar
untuk mengajar ekstrakurikuler seni tari. Adapun sarana yang tidak dimanfaatkan atau digunakan dengan maksimal oleh pihak guru dan sekolah dalam menunjang
134 pembelajaran atau kegiatan ekstrakurikuler seni tari, yaitu LCD.
Selain sarana, prasarana juga dibutuhkan untuk menunjang kegiatan ekstrakurikuler seni tari. Hasil penelitian yang diperoleh dari observasi peneliti di
SD Negeri Panggung 2 Kota Tegal menunjukkan bahwa SD Negeri Panggung 2 Kota Tegal tidak memiliki prasana untuk menunjang kegiatan ekstrakurikuler seni
tari. SD Negeri Panggung 2 Kota Tegal belum memiliki ruangan khusus untuk praktek menari saat kegiatan ekstrakurikuler seni tari berlangsung. Kegiatan
ekstrakurikuler seni tari dilaksanakan di ruang kelas III dengan banyak kursi di dalamnya. Ruang yang digunakan kurang luas dan membuat siswa tidak dapat
bergerak bebas. Adapun hasil observasi sarana dan prasaran yang menunjang kegiatan ekstrakurikuler seni tari di SD Negeri Panggung 2 Kota Tegal
selengkapnya dapat di lihat di lampiran 16.
4.1.2.5 Hasil Dokumentasi