Asesmen Pembelajaran IPS di SD

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS di SD diajarkan secara kontekstual. Artinya, pembelajaran IPS tersebut diajarkan berdasarkan kenyataan di lapangan yang dialami oleh siswa setiap harinya, sehingga materi IPS lebih mudah dimengerti siswa. IPS bertujuan untuk membuat siswa mengetahui masalah sosial serta mengarahkan keterampilan dan sikap sosial siswa dalam menanggapi masalah sosial yang ada. Jadi, penilaian yang harus dilakukan oleh guru dalam pembelajaran IPS juga harus mengedepankan aspek keterampilan dan sikap dibandingkan dengan aspek kognitif. Pembelajaran IPS dalam penelitian ini dibatasi hanya pada kelas V sekolah dasar pada pokok bahasan mempertahankan kemerdekaan.Pokok bahasan ini tercantum dalam kompetensi dasar 4.2 menghargai perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan.

2.1.5 Asesmen Pembelajaran IPS di SD

Karekteristik pendidikan IPS adalah berupaya untuk mengembangkan kompetensi sebagai warga negara yang baik. Hal ini dapat dibangun apabila dalam diri setiap orang terbentuk perasaan yang menghargai terhadap segala perbedaan, baik berupa pendapat, etnik agama, kelompok, budaya dan sebagainya. Dalam pembelajaran IPS penilaian diartikan sebagai penilaian progam, proses dan hasil pembelajaran IPS. Penilaian pembelajaran IPS yang berkesinambungan, sebaiknya dilakukan terus menerus sesuai dengan keterlaksanaan pembelajarannya. Penilaian seperti ini menjadi tolak ukur apakah proses yang berlangsung itu dapat diikuti dan dipahami oleh peserta didik, serta seberapa besar penguasaan atau pemahaman peserta didik. Penilaian pembelajaran IPS pada setiap jenjang meniliki karakteristik tersendiri yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Penilaian dalam IPS dilakukan secara kontinu, utuh, dan menyeluruh. Penilaian dilakukan terhadap proses maupun hasil. Alat penilaian yang digunakan dapat berupa tes dan nontes. Widoyoko 2010: 39-40 menjelaskan bahwa seorang siswa yang memiliki sikap positif terhadap pelajaran IPS, tidak dengan mudah dibedakan dari siswa lainnya apabila hanya dengan melihat anak tersebut. Sikap seseorang hanya dapat dilihat dari indikator atau gejala yang dapat dilihat dari luar. Untuk dapat menilai sikap siswa maka diperlukan indikator atau gejala yang tampak. Penilaian dilakukan secara tidak langsung. Untuk mengukur aspek afektif siswa dalam mata pelajaran IPS, kita dapat mengukur dari indikator gejala yang tampak observable indicator . Indikator tersebut merupakan penjabaran dari karakteristik afektif yang berupa sikap, minat, konsep diri dan nilai. Mardapi 2011: 11 menyebutkan sepuluh langkah dalam mengembangkan instrumen afektif sebagai berikut. a. Menentukan spesifikasi instrumen Spesifikasi intrumen terdiri dari tujuan dan kisi-kisi instrumen. Langkah-langkah dalam menentukan kisi-kisi antara lain: 1 menentukan definisi konseptual; 2 menentukan definisi operasional;3 menentukan indikator. b. Menyusun instrumen sesuai teknik yang digunakan. c. Menentukan skala instrumen d. Menentukan sistem penskoran e. Mentelaah instrumen f. Melakukan ujicoba g. Menganalisis instrumen h. Merakit instrumen i. Melaksanakan pengukuran j. Menafsirkan hasil pengukuran. Selain aspek sikap, aspek penting lain yang harus dinilai dalam pembelajaran IPS adalah aspek keterampilan. Berkaitan dengan pembelajaran IPS, guru wajib mengembangkan keterampilan dasar yang ada dalam pembelajaran IPS meliputi: a. keterampilan berpikir, yaitu kemampuan mendeskripsikan, mendefinisikan, mengklasifikasi, membuat hipotesis, membuat generalisasi, memprediksi, membandingkan dan mengkontraskan, dan melahirkan ide-ide baru, b. keterampilan akademik, yaitu kemampuan membaca, menelaah, menulis, berbicara, mendengarkan, membaca dan meninterpretasi peta, membuat garis besar, membuat grafik dan membuat catatan, c. keterampilan penelitian, yaitu mendefinisikan masalah, merumuskan suatu hipotesis, menemukan dan mengambil data yang berhubungan dengan masalah, menganalisis data, mengevaluasi hipotesis dan menarik kesimpulan, menerima, menolak atau memodifikasi hipotesis dengan tepat, d. keterampilan sosial, yaitu kemampuan bekerjasama, memberikan kontribusi dalam tugas dan diskusi kelompok, mengerti tanda-tanda non-verbal yang disampaikan oleh orang lain, merespon dalam cara-cara menolong masalah yang lain, memberikan penguatan terhadap kelebihan orang lain, dan mempertunjukkan kepemimpinan yang tepat, Penililaian dimensi keterampilan skill dan nilai-nilai values secara eksplisit tidak tertuang dalam SK-KD. Mengajarkan keterampilan skill dan nilai- nilai values dilakukan dengan cara mengintegrasikannya dalam proses pembelajaran. Caranya adalah dengan menerapkan model-model pembelajaran “inovatif” yang memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan skill dan nilai-nilai values yang akan diintegrasikan. Pembelajaran yang demikian mempunyai dua efek, yaitu efek pembelajaran instructional effect dan efek pengiring nurturant effect . Efek pembelajaran mungkin dapat dilihat hasilnya dalam jangka waktu singkat. Sebaliknya efek pengiring membutuhkan waktu yang cukup lama. Teknik penilaian yang lebih cocok adalah non tes. Acuan untuk menyusun prosedur pengintegrasian dan penilaian ranah keterampilan dan nilai-nilai sebagai berikut: a. menentukan aspek keterampilan atau nilai-nilai yang akan diintegrasikan; b. merancang metode pembelajaran dengan mengintegrasikan keterampilan atau nilai-nilai tersebut; c. merumuskan indikator pencapaian aspek keterampilan atau nilai-nilai yang diintegrasikan; d. menetapkan tingkat pencapaian setiap indikator. e. menetapkan skor tiap-tiap tingkatan; f. menyusun rubrik.

2.2 KAJIAN EMPIRIS

Dokumen yang terkait

ASESMEN PEMBELAJARAN IPS KELAS V SD NEGERI GUGUS GEMILANG KECAMATAN GEMAWANG KABUPATEN TEMANGGUNG

0 15 24

PEMANFAATAN SARANA PRASARANA DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPS KELAS V DI SD NEGERI GUGUS LARASATI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

4 32 215

PERENCANAAN PEMBELAJARAN IPS BERBASIS KTSP KELAS V SD NEGERI GUGUS SADEWA KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN

0 16 256

Peningkatan Keterampilan Memainkan Musik Ansambel melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Gemawang Temanggung Tahun Ajaran 2014/2015.

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Pada Gugus Jayabaya Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung T2 942012018 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Pada Gugus Jayabaya Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung T2 942012018 BAB V

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Pada Gugus Jayabaya Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Pada Gugus Jayabaya Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung

0 0 6

PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS V SD SE-GUGUS SADEWA KECAMATAN TEMANGGUNG.

0 0 90

FAKTORFAKTOR PENGHAMBAT SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN PIANIKA DI SD NEGERI GUGUS GAJAH MADA KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA

0 1 75