Hasil Penelitian yang Relevan

37 penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Hasil dari penelitian tersebut adalah ada hubungan antara pengetahuan dan sikap mengenai pemilihan jajanan dengan perilaku anak memilih jajanan di SDN Sambikerep II480 Surabaya, karena pengujian signifikansi terhadap koefisien korelasi ganda yang menghasilkan harga signifikan probabilitas sebesar 0.027 taraf signifikan sebesar 0.05. Sudarmawan, 2013 2. Faktor yang berhubungan dengan pemilihan makanan jajanan pada anak Sekolah Dasar. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional. Hasil dari penelitian tersebut adalah sebanyak 71.2 sarapan pagi setiap hari, sedangkan frekuensi membawa bekal 1-3 kaliminggu 69,9. Frekuensi membawa bekal makanan ke sekolah merupakan variabel yang paling berhubungan dengan pemilihan makanan jajanan pada anak sekolah. Bondika, 2011 3. Perilaku jajan pada anak sekolah studi kualitatif pada siswa kelas VI SDN Muktiharjo Lor 01, 02, 03, 04 Kelurahan Muktiharjo Lor, Kecamatan Genuk, Semarang. Penelitian ini menggunakan teknik sampling Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara observasi dan wawancara mendalam Indepth Interview. Hasil dalam penelitian ini menunjukan bahwa pengetahuan dan sikap subyek dalam mengkonsumsi makanan adalah faktor intrinsic yang meliputi faktor sosio-demografi, motifasi, dan kepercayaan. Sedangkan faktor ekstrinsiknya meliputi pengaruh lingkungan keluarga dan sekolah, pengaruh teman sebaya dan ketersediaan dan keterjangkauan akan makanan jajanan. Agustina, 2004 38 4. Gambaran Perilaku Jajan Murid Sekolah Dasar di Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive random sampling. Analisis penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan tabulasi-silang. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa orang tua merupakan salah atu faktor penentu perilaku jajan anak sekolah dasar karena dari orangtua lah mereka mendapat uang saku. Dalam penelitian ini menunjukan bahwa jajanan favorit adalah siomay dan batagor dan umumnya siswa membeli di kantin sekolah. 36 responden menyukai makanan yang disertai dengan saus merah. Eunike, 2009

C. Kerangka Berfikir

Sekarang ini, industri pangan semakin meningkat data yang diperoleh dari Seputar Indonesia.com pada akhir tahun 2013 pasar industri pangan nasional mencapai Rp 700 triliun. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yang berkisar Rp 650 triliun kenaikannya sekitar 7,7 dari tahun sebelumnya. Dari data tersebut menandakan bahwa industri pangan setiap tahun akan mengalami peningkatan. Secara tidak langsung akan berdampak pada meningkatnya konsumsi pangan masyarakat. Peningkatan konsumsi pangan tidak hanya terjadi pada masyarakat dewasa saja, peningkatan ini juga terjadi pada tingkat anak-anak usia sekolah. Pada anak usia sekolah terjadi pada peningkatan konsumsi aneka jenis jajan. Dengan harga yang terjangkau, anak-anak tersebut tidak mengetahui kandungan apa saja yang terdapat dalam makanan tersebut. Mereka juga tidak mengetahui apakah makanan yang mereka beli aman atau tidak untuk dikonsumsi. 39 Masa anak-anak terutama pada usia sekolah memerlukan asupan makanan yang bergizi. Karena pada usia tersebut, anak-anak memiliki aktivitas yang cukup tinggi baik di sekolah maupun diluar sekolah. Anak-anak terkadang membeli aneka jajanan yang terdapat didalam maupun diluar area sekolahan. Jika anak- anak terlalu sering mengkonsumsi aneka jajan tersebut. Bukan tidak mungkin anak tersebut akan mengalami permasalahan kesehatan bahkan obesitas jika anak tersebut tidak mampu mengkontrol jajannya. Jika anak-anak tersebut mengalami permasalahan dalam kesehatanannya, hal ini menandakan bahwa status gizi anak tersebut kurang baik. Bahakan anak yang mengalami obesitas menandakan bahwa anak tersebut mengalami gizi berlebih. Anak yang memiliki gizi lebih atau buruk menandakan bahwa status gizi anak tersebut tidak baik. Banyak orang tua yang tidak mengetahui dampak apa saja yang mungkin dapat ditimbulkan dari jajan tersebut. Sebagian besar orang tua memperbolehkan anaknya membeli jajan agar tidak rewel, selain itu anak-anak juga tidak mau membawa bekal kesekolah karena merasa malu. Di Kabupaten Cilacap banyak anak yang mengkonsumsi aneka jenis jajanan. Berdasarkan fenomena diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pola Jajan terhadap Status Gizi Akan SD di wilayah Kabupaten Cilacap”

Dokumen yang terkait

Hubungan Frekuensi Konsumsi Makanan Cepat Saji dengan Status Gizi pada Remaja Usia 13-15 tahun di SMP St.Yoseph Medan

8 89 73

Pola Konsumsi Makanan Jajanan Dan Status Gizi Remaja Pesantren Irsyadul Islamiyah Tanjung Medan Dan SMU Negeri 1 Kampung Rakyat Rantau Prapat Tahun 2006

0 38 83

HUBUNGAN POLA KONSUMSI JAJANAN DI SEKOLAH TERHADAP STATUS GIZI SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KOTA MALANG

9 32 33

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI MAKANAN JAJANAN DENGAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR DI SDN WIROLEGI 1 KABUPATEN JEMBER

3 65 24

Analisis Hubungan Pengetahuan Gizi dan Keamanan Pangan serta Konsumsi Pangan dengan Status Gizi Siswa Sekolah Dasar

0 4 4

HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN JAJANAN DENGAN MORBIDITAS DAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR DI WILAYAH KARTASURA

1 6 9

HUBUNGAN PENGETAHUAN MEMILIH MAKANAN JAJANAN DAN KEBIASAAN JAJAN DENGAN STATUS GIZI SISWA SEKOLAH DASAR DI Hubungan Pengetahuan Memilih Makanan Jajanan Dan Kebiasaan Jajan Dengan Status Gizi Siswa Sekolah Dasar Di SDN Karangasem 3 Surakarta.

0 1 15

HUBUNGAN PENGETAHUAN MEMILIH MAKANAN JAJANAN DAN KEBIASAAN JAJAN DENGAN STATUS GIZI SISWA SEKOLAH Hubungan Pengetahuan Memilih Makanan Jajanan Dan Kebiasaan Jajan Dengan Status Gizi Siswa Sekolah Dasar Di SDN Karangasem 3 Surakarta.

0 1 13

HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN JAJANAN DENGAN STATUS GIZI DAN FUNGSI KOGNITIF ANAK SEKOLAH DASAR DI WILAYAH KARTASURA.

0 0 5

HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN JAJANAN DENGAN MORBIDITAS DAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR DI WILAYAH KARTASURA.

0 1 6