57 skor 1-4. Reliabilitas alfa Coronbach digunakan untuk menguji kelayakan video
pembelajaran proses menjahit macam-macam belahan. =
− 1 1 − ∑
Keterangan: = Reliabilitas
= mean kuadrat antara subyek ∑
= mean kuadrat kesalahan = varians total
Sugiyono, 2011: 365 Tabel 8. Pedoman Interpretasi Alfa Coronbach
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00- 0,199 Sangat rendah
0,20- 0,399 Rendah
0,40- 0,599 Sedang
0,60- 0,799 Tinggi
0,80- 1,00 Sangat tinggi
Sugiyono, 2006: 257 Hasil  perhitungan  reliabilitas coronbach’s  alpha dikatakan  reliabel  jika
nilai  lebih  dari  0,7.  Berdasarkan  hasil  perhitungan  uji  reliabilitas  coronbach’s alpha menggunakan SPSS 16 for windows, diperoleh hasil 0,954, maka sesuai
dengan tabel  pedoman  interpretasi  koefisien  alfa  Coronbach,  nilai  tersebut termasuk  dalam  kategori  sangat  kuat  sehingga  instrumen  yang  digunakan
sangat reliable.
F. Teknik Analisis Data
Teknik  analisis  data  yang  digunakandalam  sistem  penalitian  ini  adalah teknik  analisis  deskriptif.  Statistik  deskriptif  adalah  ststistik  yang  digunakan
dengan cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya
58 tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum
Sugiyono 2011:29.  Peneliti akan  menganalisis data  awal  yang  diperoleh dari hasil  validasi  produk  oleh  para  ahli.  Pada  tahapan  analisis  kebutuhan  maka
peneliti  akan  menggambarkan  materi  yang  disajikan  dalam  video.  Pada tahapan  validasi  pengembangan  produk  peneliti  akan  menggambarkan  hasil
validasi dari para ahli sehingga diketahui kelayakan video. Peneliti  dapat  mencari  besarnya  skor  rata-rata mean  dan  simpangan
baku  dengan  menggunakan  analisis  deskriptif.  Data  tersebut  akan  dianalisis dengan uraian sebagai berikut:
1. Mean Mean merupakan rata-rata yang diperoleh dengan menjumlahkan data seluruh
individu  dalam  kelompok  tersebut,  kemudian  dibagi  dengan  jumlah  individu yang ada.
= ∑
Keterangan; = Mean
∑ = jumlah
= nilai x ke i sampai ke n = jumlah individu
Sugiyono, 2011: 49 2. Standar deviasi
Standar deviasi digunakan untuk mencari simpangan baku dengan rumus: =
∑ − ̅ − 1
Keterangan: x
1
= Skor yang dicapai peserta didik ̅
= rerata skor keseluruhan peserta didik dalam satu kelas
59 = Simpangan baku sample
= Jumlah sample Sugiyono, 2011: 57 Instrumen dalam bentuk non tes kriteria penilaian menggunakan kriteria
ditetapkan  berdasarkan  butir  validasi  dan  nilai  yang  dicapai  dari  skala  yang digunakan. Gambaran yang akan dianalisis yaitu kelayakan video dari para ahli
dan  peserta  didik.  Kriteria  penilaian  tersebut  disusun  dengan  cara mengelompokkan  interval  nilai.  Setelah  diperoleh  hasil  skor  maka  dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menentukan jumlah skala interval untuk skala Guttmaninterval ada 2
2. Menenukan rentang skor, yaitu skor maksimal dan skor minimal 3. Menentukan panjang kelas p yaitu rentang skor dibagi jumlah kelas
4. Menyusun kelas interval dimulai dari skor terkecil sampai terbesar Penelitian  pengembangan  ini  menggunakan  skala Guttman untuk
validitas kelayakan ahli media dan ahli materi. Nilai 1 untuk kategori layak dan 0 untuk  kategori  tidak  layak.  Skor  maksimum  diperoleh  dengan  cara  mengalikan
jumlah  valid  dengan  nilai  tertinggi.  Skor  minimum  diperoleh  dengan  cara mengalikan  jumlah  valid  dengan  nilai  terendah.  Jumlah  kelas  interval  skala
Guttman ada  2.  Menghitung  rentang  skor  diperoleh  dari  skor  maksimum dikurangi  skor  minimum.  Menghitung  panjang  kelas  dengan  cara  rentang  skor
dibagi jumlah interval. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 9. Kriteria Kelayakan Video untuk Para Ahli
Kategori Penilaian Interval Nilai
Layak Smin + P
≤ S ≤ Smak Tidak layak
Smin ≤ S ≤ Smin + P - 1
Widihastuti, 2007:126
60 Keterangan :
S = Skor responden
Smin = Skor terendah
P = Panjang kelas interval
Smak = Skor tertinggi Tabel 10. Interpretasi Kategori Penilaian Hasil Validasi Para Ahli
Kategori Penilaian Interval Nilai
Layak Ahli  materi  dan  ahli  media  menyatakan  bahwa
video pembelajaran baik digunakan sebagai media dalam proses belajar.
Tidak layak Ahli  materi  dan  ahli  media  menyatakan  bahwa
video  pembelajaran  tidak  baik  digunakan  sebagai media dalam proses belajar.
Angket yang diberikan kepada peserta didik untuk mengetahui kelayakan video menurut peserta didik menggunakan skala Likert. Skala Likert menentukan
keompok  skor  menjadi  4  kategori  sangat  tinggi,  tinggi,  rendah,  dan  sangat rendah.  Sebagai  pengukuran  kelayakan oleh  peserta  didik  skor  4  merupakan
skor  tertinggi  dan  skor  1  merupakan  skor  terendah.  Instrumen  yang  telah  diisi dicari  skor  keseluruhannya,  sehingga  setiap  peserta  didik  memiliki  skor.
Selanjutnya  dicari  rerata  skor  keseluruhan  peserta  didik  dalam  satu  kelas  dan simpangan bakunya. Kategori hasil pengukuran menggunakan distribusi normal.
Djemari, 2012: 161 Pengkategorian  skor  penilaian  dapat  dikerjakan  dengan  menentukan
batas bawah setiap ketegori seperti pada tabel berikut ini.
61 Tabel  11.  Tabel  Pengkategorian  Skor  Penilaian  Dengan  Menggunakan  Batas
Bawah.
No. Kategori
Interval Nilai
1 Sangat Setuju
≥ 0.80 x skor tertinggi 2
Setuju 0.80 x skor tertinggi
≥ 0.60 x skor tertinggi 3
Kurang Setuju 0.60 x skor tertinggi
≥ 0.40 x skor tertinggi 4
Tidak Setuju 0.40 x skor tertinggi
Djemari, 2012 :163 Keterangan :
Skor tertinggi = jumlah butir pertanyaan x skor tertinggi Skor terendah = jumlah butir pertanyaan x skor terendah
= skor yang dicapai siswa Tabel 12. Interpretasi Kategori Penilaian Hasil untuk Peserta didik
Kategori Penilaian
Interval Nilai
Sangat Layak
Video  dikatakan  sangat  layak apabila  peserta  didik  sangat memehami video dari semua aspek yaitu aspek fungsi dan manfaat,
video  sebagai  media  pembelajaran,  aspek  visual  media,  aspek audio media, materi pembelajaran, dan aspek penyajian materi
Layak Video dikatakan layak apabila peserta didik dapat memehami video
dari  semua  aspek  yaitu  aspek  fungsi  dan  manfaat,  video  sebagai media  pembelajaran,  aspek  visual  media,  aspek  audio  media,
materi pembelajaran, dan aspek penyajian materi Kurang
Layak Video  dikatakan  kurang  layak  apabila  peserta  didik  kurang
memehami video dari semua aspek yaitu aspek fungsi dan manfaat, video  sebagai  media  pembelajaran,  aspek  visual  media,  aspek
audio media, materi pembelajaran, dan aspek penyajian materi Tidak
layak Video  dikatakan  tidak  layak  apabila  peserta  didik  tidak  memehami
video  dari  semua  aspek  yaitu  aspek  fungsi  dan  manfaat,  video sebagai  media  pembelajaran,  aspek  visual  media,  aspek  audio
media, materi pembelajaran, dan aspek penyajian materi
62
62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN