54
itu penelitian Agung dan Matulesssy 2012 menemukan hubungan negatif yang signifikan dengan koefisien korelasi sebesar -0,259 p0,05 .
Sejalan dengan itu, penelitian
dengan subjek yang terbatas, ditemukan hasil bahwa
agresi dan kecerdasan emosional berkorelasi negatif signifikan dengan r= -0.87, p0,05.
Hal ini berarti, semakin tinggi tingkat agresivitas seseorang maka semakin rendah tingkat kecerdasan
emosionalnya Moskat dan Sorensen, 2012. Selain itu, penelitian Bacon et al., 2014 ditemukan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh negatif
signifikan terhadap perilaku nakal. Hasil yang sama dalam penelitian yang dilakukan oleh Silsby 2012 terhadap 61 partisipan remaja laki-laki
dengan judul Emotional intelligence and juvenile delinquency among Mexican-American Adolescents
.
Hasil yang berbeda dari penelitian Yulianto 2012, ditemukan hasil terdapat hubungan negatif yang tidak signifikan dengan koefisien
r
x2y
= -0,081 pada p=0,167 p0,05.
2.4.2 Keharmonisan Keluarga dan Kecenderungan Kenakalan
Remaja
Selain kecerdasan emosional, beberapa peneliti sebelumnya juga telah melakukan penelitian tentang keterkaitan antara keharmonisan
keluarga dengan kecenderungan kenakalan remaja. Semakin baik keharmonisan keluarga, maka kenakalan remaja semakin menurun.
Pernyataan ini mendukung penelitian dari Maria 2007, terhadap siwa SMPN 20 Surakarta Jawa Tengah. Hasilnya, ditemukan sumbangan efektif
dari keharmonisan keluarga terhadap kecenderungan kenakalan remaja sebesar 7,2. Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Saputri dan
Naqiah 2014, menyatakan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan
55
antara keharmonisan keluarga dengan perilaku agresif dari siswa, dengan uji korelasi ganda yang menunjukan diperoleh koefisien korelasi r tabel
5 =0,176 ≤ r empirik -0,573 ≤ r tabel 1=0,230. Artinya, r empirik sebesar 0,573 adalah lebih kecil dari r teoritik baik pada taraf signifikan
5 maupun 1. Sehingga disimpulkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara keharmonisan keluarga dengan perilaku agresif. Hal ini
berarti, adanya keharmonisan dalam suatu keluarga akan memungkinkan munculnya perilaku yang baik bagi para anggota keluarga terutama bagi
anak. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Darokah dan Safaria 2005 yang menyatakan keluarga yang tidak harmonis mempunyai resiko
lebih tinggi untuk terlibat dalam perilaku nakal. Hasil penelitian yang sama juga dilakukan oleh Widyawati, et al., 2014 terhadap siswa-siswa
salah satu sekolah, hasil menunjukan bahwa ada hubungan yang negatif kecerdasan emosional dan kenakalan remaja dengan korelasi -0,258
dengan nilai signifikansi 0,000. Hasil yang berbeda ditemukan dalam penelitian Irmawati dan
Kurniawan 2008, dengan temuan rxy = 0,106, p = 0,147 p 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan negatif signifikan antara
keluarga harmonis dengan kecenderungan kenakalan remaja di Surakarta. Artinya,
perilaku kenakalan
remaja tidak
dipengaruhi adanya
keharmonisan dalam keluarga dengan kata lain keluarga yang harmonis belum tentu menjadi faktor penentu untuk menciptakan perilaku yang baik
bagi remaja.
56
2.5 DINAMIKA HUBUNGAN ANTAR PEUBAH