BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Asupan Nutrisi
Zat gizi merupakan ikatan kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu: menghasilkan energi, membangun dan memelihara
jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Sehingga pengertian status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat
gizi Almatsier, 2010. Setiap individu memiliki kebutuhan zat gizi yang berbeda-beda,
tergantung dari umur, jenis kelamin, berat badan, dan tinggi badan. Karena itu maka diciptakan suatu ukuran minimal yang dibutuhkan untuk setiap individu,
yaitu Angka Kecukupan Gizi AKG. Nilai AKG ini berfungsi agar tubuh dapat mempertahankan fungsi normalnya pada suatu keadaan tertentu Sediaoetama,
2006. Menurut Supariasa, Bakri, dan Fajar 2002 klasifikasi tingkat konsumsi asupan energi berdasarkan AKG dibagi menjadi 5 yaitu defisit 70 AKG,
kurang 70-80 AKG, cukup 80-100 AKG, baik 100-110 AKG, dan lebih 110 AKG. Tabel 2.1. menunjukkan AKG untuk orang Indonesia
KEMENKES RI, 2013.
Tabel 2.1. Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat, dan Air yang Dianjurkan untuk Orang Indonesia
Kelompok Umur
Energi kkal
Protein g Lemak g
Karbohidrat g
Air mL 0-6 bulan
550 12
34 58
800 7-11 bulan
725 18
36 82
1200 1-3 tahun
1125 26
44 155
1500 4-6 tahun
1600 35
62 220
1900 7-9 tahun
1850 49
72 254
1800 10-12 tahun
2100 56
70 289
2000
Universitas Sumatera Utara
13-15 tahun 2475
72 83
340 2200
16-18 tahun 2675
66 89
368 2500
19-29 tahun 2725
62 91
375 2600
perorang perhari
Kebutuhan nutrisi seorang atlet berbeda dengan anak yg biasa. Karena seorang atlet memiliki intensitas latihan dan kerja organ-organ tubuh yang lebih
berat. Apalagi untuk atlet anak-anak yang kebutuhan nutrisinya, selain untuk menunjang aktivitas fisiknya, namun juga harus memenuhi kebutuhan
pertumbuhannya yang sedang berada pada masa keemasan. Sehingga seorang atlet atau orang tuanya harus mengetahui kebutuhan nutrisi atlet tersebut dan hasilnya
bisa mencapai prestasi yang memuaskan. Namun sebaliknya, kalau kekurangan justru akan berdampak pada performa yang tidak diharapkan karena pasokan
energi yang kurang, dan juga bisa menyebabkan capek dan sakit, sehingga pertumbuhan otot tidak maksimal. Semua ini akan berpengaruh kepada
performanya Nisevich, 2008. Pada tabel 2.2. menginformasikan kebutuhan energi pada berbagai cabang
olahraga. Dengan asupan karbohidrat yang mencukupi maka akan memberikan bahan bakar yang cukup untuk ototnya sehingga bisa mendukung untuk olahraga
ketahanan endurance dan latihan kekuatan otot. Setiap atlet dapat memenuhi keutuhan energinya dengan makan yang teratur dan pemilihan cemilan yang baik
Frates, 2000.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2. Pengeluaran Energi Kalori pada Aktivitas Anak
Berat Badan kg
Aktivitas 20
25 30
35 40
45 50
55 60
65
Basket 34
43 51
60 68
77 85
94 102
110 Senam
13 17
20 23
26 30
33 36
40 43
Bersepeda
10 kmjam 15
17 20
23 26
29 33
36 39
42 15 kmjam
22 27
32 36
41 45
50 55
60 65
Lari 8 kmjam
37 45
52 60
66 72
78 84
90 95
10 kmjam 48
55 64
73 79
85 92
100 107 113
Sepakbola pertandingan 36 45
54 63
72 81
90 99
108 117
Berenang 30 mmin Breast
19 24
29 34
38 43
48 53
58 62
Front crawl 25
31 37
43 49
56 62
68 74
80 Back
17 21
25 30
34 38
42 47
51 55
Tenis
22 28
33 39
44 50
55 61 66
72 Setiap kilokalori = 10 menit aktivitas
Universitas Sumatera Utara
Selain itu perlu juga diperhatikan variasi makanan, yang disukai dan daya terima atlet agar dapat memenuhi standar nutrisi yang dibutuhkannya. Energi dihasilkan
oleh zat gizi makro, yaitu karbohidrat, protein, dan lemak. Nilai energi yang dihasilkan tiap zat gizi makro juga berbeda, yaitu 1 gram karbohidrat
menghasilkan 4 kkal, 1 gram protein meghasilkan 4 kkal, dan 1 gram lemak menghasilkan 9 kkal.
Porsi karbohidrat merupakan yang utama dalam diet atlet karena sesuai dengan perannya sebagai sumber utama energi. Porsinya adalah 55-65 dari total
kalori. Sedangkan protein sekitar 10-15 dan lemak sekitar 20-25 dari total kalori Keller, 2013.
2.2. Kebutuhan Dasar Nutrisi Atlet Muda 2.2.1. Karbohidrat