Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Asupan Energi Siswa Sekolah Sepak Bola (Ssb) Sejati Pratama Medan Tahun 2014.

(1)

TAHUN 2014

Oleh :

PUTRI FORTUNA MARBUN 110100276

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN ASUPAN ENERGI SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SEJATI PRATAMA MEDAN

TAHUN 2014

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

PUTRI FORTUNA MARBUN 110100276

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN ASUPAN ENERGI SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SEJATI PRATAMA MEDAN TAHUN 2014.

NAMA : Putri Fortuna Marbun

NIM : 110100276

Pembimbing Penguji I

(Nenni Dwi A. Lubis, SP, M.Si) (dr. Zaimah Z. Tala, MS, Sp.GK NIP. 197610042003122002 NIP. 196705051992032001 Penguji II

(Dr. dr. Dina Keumala Sari, Sp.GK) NIP. 197312212003122001

Medan, Januari 2015 Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH) NIP. 195402201980111001


(4)

ABSTRAK

Asupan nutrisi terutama asupan energi yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan energi atlet sepak bola merupakan salah satu faktor penting yang diperlukan untuk menjunjang performa atlet. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan asupan energi siswa SSB Sejati Pratama Medan.

Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan desain

cross sectional. Subjek penelitian ini sebanyak 64 orang ibu yang salah satu anaknya merupakan siswa SSB Sejati Pratama. Data pengetahuan ibu didapat dari kuesioner dan data asupan energi siswa SSB Sejati Pratama didapat dari pengisian formulir food recall 2x24 jam. Data yang dikumpulkan dianalisa dengan menggunakan uji chi square dengan menggunakan program SPSS.

Dari penelitian ini diperoleh jumlah ibu dengan pengetahuan baik adalah sebanyak 55 orang (85,9%), dan jumlah siswa SSB Sejati Pratama dengan asupan energi cukup adalah sebanyak 22 orang (34,4%). Jumlah siswa SSB Sejati Pratama dengan asupan karbohidrat kurang berdasarkan AKG adalah 48,4%. Asupan protein dan lemak siswa SSB Sejati Pratama adalah lebih berdasarkan AKG, dimana masing-masing sebanyak 56,3% dan 46,9%. Dari analisa uji chi square, diperoleh tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan asupan energi siswa SSB Sejati Pratama (p=0,059).


(5)

ABSTRACT

Nutrition intake especially adequate energy intake that fulfilled total energy requirement of young football athletes is one of important factors that support the athletes performance. The purpose of this study was to understand the relationship between mother’s knowlegde and energy intake of students in Sejati Pratama Medan Football School.

This study was an analytical study using cross-sectional design. Subject of this study were 64 mothers which one of her children is a student of Sejati Pratama Medan Football School. Data of mother’s knowledge was obtained from questionnaire and data of students’ energy intake was obtained from food-recall 2x24 hours questionnaire. Data was analyzed using chi-square with SPSS.

The result of this study showed that total of mothers who had a good knowledge were 55 mothers (85,9%) and total of Sejati Pratama Football School students who had adequate energy intake were 22 students (34,4%). Total of Sejati Pratama Medan Football School students who had less carbohydrate intake according to RDA category is 48,4%. Protein dan fat intakes of Sejati Pratama Medan Football School students are excessive according to RDA category, where each of them is 56,3% and 46,9%. Analysis result from chi-square test showed that there was no relationship between mother’s knowledge and energy intake of Sejati Pratama Medan Football School students (p=0,059).


(6)

KATA PENGANTAR

Segenap puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kasih dan berkatNya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Karya tulis ilmiah ini berjudul “Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Asupan Energi Siswa Sekolah Sepak Bola (SSB) Sejati Pratama Medan Tahun 2014”. Dalam penyelesaian penulisan karya tulis ilmiah ini, saya menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. dr. Gontar A. Siregar, Sp.PD, KGEH, sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Nenni Dwi A. Lubis, SP,M.Si., sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan banyak arahan serta masukan yang membantu penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

3. Ibu dr. Zaimah Z. Tala, MS, Sp.GK dan Ibu Dr. dr. Dina Keumala Sari, Sp.GK sebagai dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis untuk melengkapi karya tulis ilmiah ini.

4. Seluruh pengurus dan pelatih SSB Sejati Pratama Medan yang telah memberikan kesempatan dan izin untuk melakukan penelitian, memberikan dukungan dan nasehat-nasehat selama melakukan penelitian di SSB Sejati Pratama Medan.

5. Responden dan adik-adik siswa SSB Sejati Pratama Medan yang telah bersedia berpartisipasi dan meluangkan waktunya dalam proses pengambilan data karya tulis ilmiah ini.

6. Kedua orang tua, kakak, abang, dan adik saya yang tercinta yang telah memberikan doa, motivasi, nasehat-nasehat, dan dukungan baik secara


(7)

moril dan materil sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

7. Kepada teman kelompok bimbingan saya, M.Ibnu Khaldun, yang telah memberikan bantuan dan bekerja sama dalam proses penyelesaian karya tulis ini. Sahabat dan teman-teman, serta seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran USU Angkatan 2011 atas bantuan, dukungan, semangat dan motivasi selama penulis menjalani pendidikan dan penulisan karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih. Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan berkat-Nya kepada kita semua.

Medan, 9 Desember 2014


(8)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ...i

Abstrak ... ii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... ix

Daftar Gambar ... x

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 3

1.3Tujuan Penelitian ... 3

1.4Manfaat Penelitian... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1Pengetahuan ... 5

2.1.1 Teori Pengetahuan ... 5

2.1.2 Aliran-aliran dalam Masalah Pengetahuan ... 6

2.1.3 Tingkatan Pengetahuan... 7

2.1.4 Jenis-jenis Pengetahuan ... 8

2.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 9

2.2Definisi, Fungsi, dan Kebutuhan Nutrisi untuk Aktivitas Fisik Anak ... 10

2.2.1 Definisi Nutrisi (Zat Gizi)... 10

2.2.2 Fungsi Nutrisi Bagi Tubuh ... 10

2.2.3 Kebutuhan Nutrisi untuk Aktivitas Fisik ... 11

2.3Asupan Nutrisi Anak ... 12

2.3.1 Energi... 12

2.3.2 Karbohidrat ... 16

2.3.3 Lemak ... 18

2.3.4 Protein ... 19

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL... 21

3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 21

3.2 Definisi Operasional ... 21


(9)

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 24

4.1 Jenis Penelitian ... 24

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 24

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 24

4.3.1 Populasi Penelitian ... 24

4.3.2 Sampel Penelitian ... 24

4.4 Instrumen Penelitian ... 25

4.5 Metode Pengumpulan Data ... 26

4.6 Pengolahan dan Analisa Data ... 27

4.6.1 Pengolahan Data ... 27

4.6.2 Analisa Data ... 27

4.7 Ethical Clearance ... 27

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ... 28

5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 28

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden ... 28

5.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Data Demografi ... 28

5.1.2.2 Pengetahuan Responden ... 29

5.1.2.3 Karakteristik Pengetahuan Responden Berdasarkan Pendidikan ... 30

5.1.2.4Karakteristik Siswa SSB Berdasarkan Kelompok Usia ... 30

5.1.3 Asupan Nutrisi Siswa SSB ... 31

5.1.3.1Asupan Energi Siswa SSB ... 31

5.1.3.2Asupan Nutrisi Sumber Energi Siswa SSB ... 31

5.1.4 Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Asupan Energi Siswa SSB ... 32

5.2 Pembahasan ... 33

5.2.1 Pengetahuan Ibu ... 33

5.2.2 Asupan Nutrisi Siswa SSB ... 34

5.2.2.1Asupan Energi Siswa SSB ... 34

5.2.2.2Asupan Nutrisi Sumber Energi Siswa SSB ... 34

5.2.3 Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Asupan Energi Siswa SSB ... 36

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 37

6.1Kesimpulan ... 37

6.2Saran ... 37

DAFTAR PUSTAKA ... 39 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Rumus untuk Menaksir Nilai AMB dari Berat Badan ... 13

2.2 Kebutuhan Energi Anak Berdasarkan Tingkat Aktivitas Fisik... 15

2.3 Angka Kecukupan Karbohidrat, Lemak, dan Protein yang Dianjurkan untuk Orang Indonesia (per orang per hari) ... 20

3.1 Definisi Operasional Penelitian ... 21

5.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Data Demografi ... 29

5. 2 Distribusi Karakteristik Ibu Berdasarkan Pengetahuan Ibu... 30

5.3 Distribusi Karakteristik Pengetahuan Responden Berdasarkan Pendidikan... 30

5.4 Distribusi Karakteristik Siswa SSB Berdasarkan Kelompok Usia ... 31

5.5 Distribusi Karakteristik Siswa SSB Berdasarkan Asupan Energi ... 31


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 21 5.1 Distribusi Karakteristik Siswa SSB Berdasarkan Asupan


(12)

(13)

ABSTRAK

Asupan nutrisi terutama asupan energi yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan energi atlet sepak bola merupakan salah satu faktor penting yang diperlukan untuk menjunjang performa atlet. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan asupan energi siswa SSB Sejati Pratama Medan.

Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan desain

cross sectional. Subjek penelitian ini sebanyak 64 orang ibu yang salah satu anaknya merupakan siswa SSB Sejati Pratama. Data pengetahuan ibu didapat dari kuesioner dan data asupan energi siswa SSB Sejati Pratama didapat dari pengisian formulir food recall 2x24 jam. Data yang dikumpulkan dianalisa dengan menggunakan uji chi square dengan menggunakan program SPSS.

Dari penelitian ini diperoleh jumlah ibu dengan pengetahuan baik adalah sebanyak 55 orang (85,9%), dan jumlah siswa SSB Sejati Pratama dengan asupan energi cukup adalah sebanyak 22 orang (34,4%). Jumlah siswa SSB Sejati Pratama dengan asupan karbohidrat kurang berdasarkan AKG adalah 48,4%. Asupan protein dan lemak siswa SSB Sejati Pratama adalah lebih berdasarkan AKG, dimana masing-masing sebanyak 56,3% dan 46,9%. Dari analisa uji chi square, diperoleh tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan asupan energi siswa SSB Sejati Pratama (p=0,059).


(14)

ABSTRACT

Nutrition intake especially adequate energy intake that fulfilled total energy requirement of young football athletes is one of important factors that support the athletes performance. The purpose of this study was to understand the relationship between mother’s knowlegde and energy intake of students in Sejati Pratama Medan Football School.

This study was an analytical study using cross-sectional design. Subject of this study were 64 mothers which one of her children is a student of Sejati Pratama Medan Football School. Data of mother’s knowledge was obtained from questionnaire and data of students’ energy intake was obtained from food-recall 2x24 hours questionnaire. Data was analyzed using chi-square with SPSS.

The result of this study showed that total of mothers who had a good knowledge were 55 mothers (85,9%) and total of Sejati Pratama Football School students who had adequate energy intake were 22 students (34,4%). Total of Sejati Pratama Medan Football School students who had less carbohydrate intake according to RDA category is 48,4%. Protein dan fat intakes of Sejati Pratama Medan Football School students are excessive according to RDA category, where each of them is 56,3% and 46,9%. Analysis result from chi-square test showed that there was no relationship between mother’s knowledge and energy intake of Sejati Pratama Medan Football School students (p=0,059).


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Anak menurut Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 1 tentang Perlindungan Anak adalah seseorang yang belum berusia delapan belas tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Undang-Undang ini menimbang bahwa anak adalah tunas, potensi, dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa, memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara pada masa depan. Setiap anak perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun sosial.

Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh faktor internal meliputi genetik dan hormonal, serta faktor eksternal yang meliputi lingkungan, status ekonomi sosial, nutrisi, iklim, dan olahraga/aktivitas fisik (Hidayat, 2006). Aktivitas fisik merupakan gerakan tubuh yang disebabkan adanya kontraksi otot dan sistem penunjangnya yang dapat meningkatkan kesehatan dan kebugaran tubuh serta meningkatkan fungsi jantung, paru, dan otot (Karyamitha dan Adhi, 2012). Aktivitas fisik pada anak penting untuk membantu perkembangan motorik, kognitif dan kemampuan sosial serta penguasaan diri dan emosional anak (Zecevic et al, 2010). Aktivitas fisik terbagi atas tiga yaitu aktivitas fisik ringan, sedang dan berat. Salah satu aktivitas fisik berat yang digemari anak dan remaja adalah sepak bola.

Sepak bola termasuk aktivitas fisik yang berat karena sepak bola merupakan olahraga yang membutuhkan kekuatan otot, kecepatan dan kelincahan untuk berlari, menendang, mengoper, melempar, dan menyudul bola yang dilakukan dalam waktu yang lama (Gunadi, 2010). Setiap pemain sepak bola pasti ingin mendapatkan prestasi atau ingin membawa kemenangan bagi timnya ketika bertanding dengan lawannya. Prestasi dan peningkatan performa pemain tidak hanya ditentukan dari program latihan yang teratur, kinerja fisik, teknik dan taktik


(16)

permainan, serta kematangan psikologis pada saat bertanding, tetapi juga asupan nutrisi yang seimbang dan tepat (Sudiana, 2010).

Nutrisi yang seimbang dan tepat tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan energi pada saat melakukan program latihan atau bertanding, tetapi juga membantu agar ketersediaan sumber energi tetap terjaga di dalam tubuh untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Kebutuhan energi pada atlet remaja harus lebih diperhatikan karena pada remaja energi digunakan juga untuk proses pertumbuhan sehingga membutuhkan nutrisi yang tepat agar memiliki bentuk tubuh yang ideal dan menjaga performa saat berlatih maupun bertanding (Karyamitha dan Adhi, 2012). Asupan nutrisi yang dibutuhkan atlet untuk dapat melakukan aktivitas fisiknya diantaranya karbohidrat 60-70%, lemak 20-25%, dan protein 10%-15% dari total kebutuhan energi atlet (Veronica, Dachlan, dan Taiyeb, 2013).

Pengaturan dan pemilihan makanan dan gizi yang tepat pada atlet harus diperhatikan untuk mendapatkan kesehatan yang optimal yang akan berpengaruh terhadap peningkatan prestasi atlet yang melakukan aktivitas fisik. Beberapa masalah tentang nutrisi yang banyak ditemui pada atlet seperti mengonsumsi makanan yang mengandung kalori dan nutrisi dalam jumlah yang tidak dapat mencukupi kebutuhan energinya, dan tidak mengetahui pemilihan makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan energi, terutama pada saat akan bertanding (Karyamitha dan Adhi, 2012). Oleh karena itu, diperlukan kesadaran dan pengetahuan yang memadai oleh pemain sepak bola, pelatih dan orang tua akan pentingnya pemenuhan nutrisi pada atlet untuk mencapai status gizi yang normal, terutama pada atlet remaja (Gunadi, 2010).

Penelitian yang dilakukan oleh Veronica, Dachlan, dan Taiyeb (2013) terhadap 58 siswa aktif di SSB Anyelir dan SSB Bangau Putra Makassar yang berusia 10-13 tahun, menunjukkan bahwa hasil recall asupan makanan dalam 24 jam diketahui bahwa rata-rata anak yang masuk dalam kategori asupan energi kurang sebanyak 70.59% (36 orang), 94.12% (48 orang) yang asupan karbohidratnya kurang, 60.78% (31 orang) yang asupan lemaknya kurang, 64.70% (33 orang) yang asupan proteinnya kurang, 90.20% (46 orang) yang asupan


(17)

vitamin C-nya kurang, 47.06% (24 orang) yang asupan vitamin D-nya kurang, 90.19% (46 orang) yang asupan zat besinya kurang, 96.08% (49 orang) yang asupan Zn-nya kurang, dan 100% (58 orang) yang asupan kalsiumnya kurang.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui dan meneliti mengenai “Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Asupan Energi Siswa Sekolah Sepak Bola (SSB) Sejati Pratama Medan Tahun 2014 ”.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah hubungan pengetahuan ibu dengan asupan energi siswa SSB Sejati Pratama Medan tahun 2014?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan asupan energi siswa SSB Sejati Pratama Medan tahun 2014.

1.3.2 Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian :

1. Mengetahui pengetahuan ibu tentang asupan energi pada siswa SSB Sejati Pratama.

2. Mengetahui asupan energi siswa SSB Sejati Pratama. 3. Mengetahui asupan karbohidrat siswa SSB Sejati Pratama. 4. Mengetahui asupan protein siswa SSB Sejati Pratama. 5. Mengetahui asupan lemak siswa SSB Sejati Pratama.


(18)

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk : 1. Peneliti.

Penelitian ini dapat menjadi sarana bagi peneliti untuk menerapkan ilmu kedokteran tentang asupan nutrisi dalam olahraga, serta meningkatkan pengetahuan, pengalaman, dan wawasan peneliti dalam melakukan penelitian. 2. Pendidikan.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan atau ide-ide yang dapat dijadikan sebagai referensi tambahan di perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU), serta sebagai masukan bagi mahasiswa atau peneliti lain yang akan melakukan penelitian selanjutnya untuk penelitian selanjutnya, khususnya bagi penelitian yang berhubungan dengan hubungan pengetahuan ibu dengan asupan nutrisi siswa sekolah sepak bola.

3. Tempat Penelitian.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi SSB Sejati Pratama untuk memberikan informasi nutrisi olahraga kepada pengurus SSB dan pelatih agar lebih memperhatikan asupan nutrisi anak untuk menunjang performa anak baik saat latihan maupun bertanding.

4. Orang Tua dan siswa SSB.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang nutrisi olahraga dan menambah pengetahuan anak dan orang tua, terutama ibu dalam mengatur dan memberikan asupan nutrisi yang seimbang dengan kebutuhan energi anak.


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan

Pengetahuan adalah pembentukan pemikiran asosiatif yang menghubungkan atau menjalin sebuah pikiran dengan kenyataan atau dengan pikiran lain berdasarkan pengalaman yang berulang-ulang tanpa pemahaman mengenai kausalitas (sebab-akibat) yang hakiki dan universal. Pengetahuan diperoleh dari hasrat ingin tahu, pengamatan dan pengalaman manusia terhadap diri dan lingkungan hidupnya. Cara memperolehnya adalah melalui gejala (fenomena) yang teramati oleh indera. Semuanya terkumpul dalam diri manusia, sejak ia sadar akan dirinya hingga ke usia lanjut atau sepanjang hayat (Jalaluddin, 2013).

2.1.1 Teori Pengetahuan

Menurut Ihsan (2010), pengetahuan yang benar hanya merupakan hasil akal belaka, karena akal bisa membedakan bentuk spiritual murni dari benda-benda di luar penjelmaan material. Ada beberapa teori yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk menentukan apakah pengetahuan itu benar atau salah, yaitu :

1. Teori korespondensi (correspondence theory).

Teori korespondensi menyatakan bahwa kebenaran merupakan persesuaian antara fakta dan situasi nyata. Teori yang diakui oleh kaum realis ini juga menyatakan bahwa kebenaran merupakan persesuaian antara pernyataan dalam pikiran dengan situasi lingkungan.

2. Teori koherensi (coherence theory).

Teori koherensi umumnya diakui oleh kaum idealis. Teori ini menyatakan bahwa kebenaran bukan merupakan persesuaian antara pikiran dan kenyataan, melainkan kesesuaian antara pendapat/pikiran dengan pengetahuan yang telah dimiliki. Bentuk yang paling sederhana dari teori koherensi adalah menuntut adanya konsistensi formal dalam sistem.


(20)

3. Teori pragmatisme (pragmatism theory).

Teori pragmatisme mengemukakan bahwa kebenaran tidak bisa bersesuaian dengan kenyataan, sebab kebenaran dapat diketahui melalui pengalaman manusia. Para pendukung pragtisme cenderung meyakini bahwa sesuatu dikatakan benar apabila memuaskan atau memenuhi keinginan-keingan atau tujuan-tujuan manusia, dapat dikaji kebenarannya melalui eksperimen, dan membantu dalam perjuangan hidup bagi eksistensi manusia.

2.1.2 Aliran-aliran dalam Masalah Pengetahuan

Menurut Ihsan (2010), persoalan pengetahuan yang bertalian dengan sumber-sumber pengetahuan dijawab oleh aliran-aliran berikut ini :

1. Rasionalisme berpandangan bahwa semua pengetahuan bersumber pada akal. Akal memperoleh bahan lewat indra untuk kemudian diolah oleh akal, sehingga menjadi pengetahuan. Rasionalisme mendasarkan metode deduksi, yaitu cara memperoleh kepastian melalui langkah-langkah metodis yang bertitik tolak dari hal-hal yang bersifat umum untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat khusus.

2. Empirisme berpendirian bahwa semua pengetahuan diperoleh lewat indera. Indera memperoleh kesan-kesan tersebut berkumpul dalam diri manusia, sehingga menjadi pengalaman. Pengetahuan yang berupa pengalaman terdiri atas penyusunan dan pengaturan kesan-kesan yang bermacam-macam.

3. Realisme adalah aliran yang menyatakan bahwa objek-objek pengetahuan yang diketahui adalah nyata dalam dirinya sendiri. Objek-objek tersebut tidak bergantung adanya pada yang mengetahui atau tidak bergantung pada pikiran. 4. Kritisisme adalah aliran yang berusaha menjawab persoalan pengetahuan

dengan tokohnya Immanuel Kant. Titik tolak Kant adalah ruang dan waktu sebagai dua bentuk pengetahuan. Akal menerima bahan-bahan pengetahuan dari empiri (dari indera sebagai empiri eksternal dan dari pengalaman sebagai empiri internal). Bahan-bahan yang berupa empiri tersebut masih kacau, kemudian akal mengatur dan menertibkan dalam bentuk pengamatan, yakni


(21)

ruang dan waktu. Pengamatan merupakan permulaan pengetahuan, sedangkan pengolahan oleh akal merupakan pembentukannya.

2.1.3 Tingkatan Pengetahuan

Notoadmojo (2010) mengemukakan bahwa pengetahuan dalam domain kognitif memiliki enam tingkatan, yaitu :

1. Tahu (know).

Tahu merupakan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Kata kerja yang digunakan untuk mengukur bahwa seseorang tahu tentang suatu hal adalah menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

2. Memahami (comprehension).

Memahami merupakan kemampuan untuk menjelaskan dan menginterpretasikan suatu materi atau objek yan diketahui dengan benar. Seseorang telah memahami objek atau materi harus mampu menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek atau materi yang telah dipelajarinya tersebut.

3. Aplikasi (aplication).

Aplikasi merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada suatu situasi atau kondisi sebenarnya.

4. Analisis (analysis).

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (synthesis).

Sintesis merupakan kemampuan untuk menyusun atau merencanakan atau meringkas formulasi baru yang berasal dari formulasi-formulasi yang telah ada. 6. Evaluasi (evaluation).

Evaluasi adalah kemampuan untuk melakukan penilaian yang didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada terhadap suatu materi atau obyek.


(22)

2.1.4 Jenis-jenis Pengetahuan

Ihsan (2010) mengemukakan bahwa manusia berusaha mencari pengetahuan dan kebenaran, yang dapat diperolehnya dengan melalui beberapa sumber :

1. Pengetahuan wahyu (revealed knowledge).

Manusia memperoleh pengetahuan dan kebenaran atas dasar wahyu yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia. Wahyu merupakan firman Tuhan, yang kebenarannya adalah mutlak dan abadi. Pengetahuan wahyu bersifat eksternal artinya pengetahuan tersebut berasal dari luar manusia.

2. Pengetahuan intuitif (intuitive knowledge).

Pengetahuan intuitif diperoleh manusia dari dalam dirinya sendiri pada saat ia menghayati sesuatu. Pengetahuan intuitif muncul secara tiba-tiba dalam kesadaran manusia. Pengetahuan ini sebagai hasil penghayatan pribadi, ekspresi dari keunikan dan individualitas seseorang, sehingga validitas pengetahuan ini bersifat sangat pribadi.

3. Pengetahuan rasional (rational knowledge).

Pengetahuan rasional merupakan pengetahuan yang diperoleh dari latihan rasio/akal semata, tidak disertai dengan observasi terhadap peristiwa-peristiwa faktual. Prinsip pengetahuan rasional dapat diterapkan pada pengalaman indera, tetapi tidak disimpulkan dari pengalaman indera.

4. Pengetahuan empiris (empirical knowledge).

Pengetahuan empiris diperoleh atas bukti penginderaan dengan penglihatan, pendengaran, dan sentuhan indera-indera lainnya, sehingga kita memiliki konsep dunia di sekitar kita.

5. Pengetahuan otoritas (authoritative knowledge).

Kita menerima suatu pengetahuan itu benar bukan karena telah mengeceknya di luar dari diri kita, melainkan telah dijamin oleh otoritas (suatu sumber yang berwibawa, memiliki wewenang, memiliki hak) di lapangan. Kita menerima pendapat orang lain, karena ia adalah seorang pakar dalam bidangnya.


(23)

2.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Notoadmojo (2003) menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang memengaruhi pengetahuan seseorang, diantaranya :

1. Pengalaman.

Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri atau orang lain yang dapat memperluas pengetahuan seseorang.

2. Pendidikan.

Secara umum, orang yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi mempunyai pengetahuan yang lebih luas daripada yang tingkat pendidikannya lebih rendah.

3. Keyakinan.

Keyakinan diperoleh secara turun-temurun, baik keyakinan yag positif maupun negatif, tanpa dibuktikan kebenarannya terlebih dahulu.

4. Fasilitas.

Pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi dari sumber-sumber informasi seperti koran, televisi,majalah, radio, buku, dan lain-lain.

5. Penghasilan.

Penghasilan tidak secara langsung mempengaruhi pengetahuan seseorang, tetapi jika seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia mampu menyediakan fasilitas.

6. Kebudayaan.

Kebudayaan setempat dan kebiasaan keluarga dapat memengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.

2.1.6 Pengukuran pengetahuan

Pengetahuan seseorang dapat diukur dengan melakukan wawancara atau angket yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Tingkatan pengetahuan seseorang dapat disesuaikan dengan kedalaman pengetahuan yang ingin diukur ( Notoadmodjo, 2010).

Menurut Arikunto (2006), pengetahuan seseorang dikatakan baik bila mendapat skor 76%-100% (jumlah jawaban benar 12-15 pertanyaan benar),


(24)

cukup bila mendapat skor 60%-75% (jumlah jawaban benar 9-11 pertanyaan), dan kurang bila mendapat skor <60% (jumlah jawaban benar kurang dari 9 pertanyaan).

2.2 Definisi, Fungsi, dan Kebutuhan Nutrisi untuk Aktivitas Fisik 2.2.1 Definisi Nutrisi (Zat Gizi)

Nutrisi merupakan zat-zat kimia yang dapat digunakan oleh organisme untuk menopang aktivitas metabolismenya. Aktivitas metabolisme yang terjadi termasuk diantaranya penyediaan energi, pertumbuhan, pembangunan dan pembaharuan jaringan tubuh, reproduksi dan menyusui. Beberapa zat gizi dikatakan esensial karena molekul-molekul dalam zat gizi tersebut tidak dapat dibentuk tubuh dan hanya bisa didapat dari makanan (Eastwood, 2003).

2.2.2 Fungsi Nutrisi bagi tubuh

Tubuh dapat berfungsi normal apabila kebutuhannya akan zat gizi terpenuhi melalui makanan yang dipilih dengan baik. Namun, bila makanan yang dikonsumsi tidak dipilih dengan baik, maka tubuh akan kekurangan zat-zat gizi/nutrisi esensial tertentu. Menurut Almatsier (2009), zat gizi esensial merupakan zat gizi yang harus didatangkan dari makanan, di antaranya karbohidrat, lemak, protein/asam amino esensial, mineral, vitamin dan air. Fungsi nutrisi dalam tubuh ada tiga yaitu :

1. Memberi energi.

Zat-zat gizi yang dapat memberikan energi atau dinamakan zat pembakar adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Oksidasi ketiga zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan kegiatan/aktivitas.

2. Pertumbuhan dan pembakaran jaringan tubuh.

Protein, mineral dan air dibutuhkan tubuh untuk membentuk dan memelihara sel-sel baru, serta mengganti sel-sel tubuh yang rusak. Karena fungsi ketiga zat ini untuk pertumbuhan dan pembakaran jaringan sehingga juga dinamakan zat pembangun.


(25)

3. Mengatur proses tubuh.

Pengaturan proses tubuh diperlukan protein, mineral, dan vitamin. Protein mengatur keseimbangan air di dalam sel, bertindak sebagai buffer untuk memelihara netralitas tubuh dan membentuk antibodi untuk pertahanan tubuh. Mineral dan vitamin yang dibutuhkan dalam pengaturan proses oksidasi, fungsi normal saraf dan otot serta banyak proses lain yang terjadi di dalam tubuh termasuk proses penuaan. Air yang diperlukan untuk melarutkan bahan-bahan di dalam tubuh, seperti di dalam darah, cairan pencernaan, jaringan dan mengatur suhu tubuh, peredaran darah, pembuangan sisa-sisa/ekskresi dan lain-lain dalam proses tubuh. Dalam fungsi mengatur proses tubuh ini, protein, mineral, vitamin, dan air dinamakan zat pengatur.

Nutrisi pada anak sangat berperan untuk membantu proses pertumbuhan dan perkembangan, pembangunan jaringan tubuh, menunjang kesehatan, dan sumber energi untuk melakukan aktivitas fisik. Makanan yang dimakan akan dimetabolisme tubuh sehingga dapat menghasilkan energi bagi tubuh, baik dalam keadaan istirahat maupun saat beraktivitas. Pada saat beraktivitas, terutama saat berolahraga sangat perlu diperhatikan keseimbangan kebutuhan energi dengan pengeluaran energi.

Nutrisi olahraga merupakan salah satu faktor yang sangat penting pada individu yang melakukan aktivitas fisik maupun atlet. Nutrisi yang baik membantu untuk menyediakan energi yang adekuat dalam melakukan latihan ringan sampai intensif, begitu juga untuk proses penyembuhan otot dan adaptasi metabolik pada latihan daya tahan (endurance exercise). Energi yang adekuat dapat berasal dari variasi makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, mikronutrien dan air (Potgieter, 2013).

2.2.3 Kebutuhan Nutrisi untuk aktivitas fisik

Kebutuhan nutrisi setiap individu ditentukan oleh usia, jenis kelamin, lingkungan, dan genetik. Kebutuhan juga dapat berubah disebabkan oleh stres, penyakit, merokok dan trauma, serta dapat dipengaruhi status keuangan seseorang dan komunitas. Nutrisi yang sesuai kebutuhan dimana semua nutrisi, yaitu


(26)

karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, dan air dikonsumsi dalam jumlah yang adekuat dan proporsi yang tepat. Hal ini penting untuk pertumbuhan dan fungsi organ secara normal, perbaikan jaringan tubuh, dan membantu melawan stres dan penyakit ( Eastwood, 2003).

2.3 Asupan Nutrisi Anak 2.3.1 Energi

Energi digunakan sebagai bahan bakar tubuh untuk melakukan proses kehidupan. Energi ini berasal dari metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang dikonsumsi. Kebutuhan akan bahan bakar metabolik relatif konstan sepanjang hari karena aktivitas fisik rerata meningkatkan laju metabolik hanya sekitar 40-50% diatas laju metabolik basal (Murray, Granner, and Rodwell, 2009).

Kebutuhan energi adalah energi yang didapat dari makanan yang dibutuhkan untuk menyeimbangkan dengan pengeluaran energi yang bertujuan untuk mempertahankan ukuran dan komposisi tubuh, serta tingkat kebutuhan dan keinginan melakukan aktivitas fisik yang sesuai dengan kesehatan jangka panjang. Kebutuhan energi ini juga temasuk energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal pada anak (FAO/WHO/UNU, 2001). Asupan energi yang dikonsumsi harus memenuhi kecukupan kebutuhannya sehingga dapat mempertahankan keadaan normal tubuh. Menurut Supariasa, Bakri, dan Fajar (2002) klasifikasi tingkat asupan energi berdasarkan AKG dibagi menjadi lima, yaitu defisit (<70%AKG), kurang (70%-80%AKG), cukup (80%-99%AKG), baik (100%-110%AKG), dan lebih (>110%AKG).

Kebutuhan energi sangat bersifat individual dan bervariasi, serta bergantung pada proses metabolik, fungsi fisiologis, aktivitas otot, produksi panas, pertumbuhan, dan pembangunan jaringan tubuh. Kebutuhan energi merupakan hal yang penting untuk menunjang performa atlet pada saat berlatih maupun bertanding. Sepakbola merupakan aktifitas fisik yang berat sehingga pada saat bermain atau bertanding, pemain harus memiliki energi yang cukup agar lebih mampu menerima beban kerja selama 90 menit tanpa adanya kelelahan atau penurunan stamina yang berarti (Karyamitha dan Adhi, 2012).


(27)

Eastwood (2003) mengemukakan bahwa total pengeluaran energi atau Total Energy Expenditure (TEE) mempunyai tiga komponen, yaitu :

1. Angka Metabolisme Basal (AMB) atau Basal Metabolic rate (BMR).

Angka metabolisme basal (AMB) merupakan jumlah energi yang digunakan oleh tubuh pada saat istirahat penuh dan tanpa melakukan aktivitas fisik. Energi yang dibutuhkan hanya untuk aktivitas organ internal dan mempertahankan suhu tubuh. AMB punya pengaruh yang besar terhadap total pengeluaran energi (TEE), yaitu 60-70% TEE merupakan AMB.

Kebutuhan energi metabolisme basal termasuk jumlah energi yang dibutuhkan untuk pernapasan, peredaran darah, pekerjaan ginjal, pankreas, dan alat-alat tubuh lain, serta proses metabolisme dalam sel-sel dan untuk mempertahankan suhu tubuh (Almatsier,2009).

Tabel 2.1. Rumus untuk Menaksir Nilai AMB dari Berat Badan.

Usia (tahun) BMR (kkal/hari)

Laki-laki Perempuan

3-10 22,076kg + 504,3 20,315kg + 485,9 10-18 17,686kg + 658,2 13,384kg + 692,6 Sumber : Schofield (1985) dalam FAO/WHO/UNU, 2001, hlm. 37. Keterangan : kg = Berat badan

2. Pengaruh dinamik khusus makanan atau Spesific Dynamic Action (SDA).

Tambahan energi melalui respon fisiologis termasuk proses pencernaan makanan dan pengaruh termis makanan.

3. Aktivitas fisik atau Physical Activity Level (PAL).

Aktivitas fisik merupakan gerakan fisik apapun yang menghasilkan kontraksi otot skeletal/rangka yang memerlukan pengeluaran energi (WHO, 2010). Aktivitas fisik diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu :

a. Aktivitas fisik ringan.

Aktivitas ini membutuhkan sedikit tenaga. Contoh aktivitas ringan adalah : berbicara/mengobrol, membaca, menonton televisi, mendengar musik, main komputer, duduk, berjalan, dan belajar.


(28)

b. Aktivitas fisik sedang.

Aktivitas ini membutuhkan tenaga/ upaya yang moderat/sedang, dan ditandai dengan peningkatan denyut jantung (WHO). Aktivitas ini membutuhkan tenaga intens atau terus-menerus dan gerakan otot yang berirama. Contoh aktivitas fisik sedang adalah : berjalan cepat, jogging, bermain dengan anak, berjalan dengan binatang peliharaan, berkebun, mengerjakan pekerjaan rumah (beres-beres rumah), melukis, bersepeda, membawa beban dengan berat sedang (<20kg) (WHO).

c. Aktivitas fisik berat.

Aktivitas ini membutuhkan tenaga yang besar dan menyebabkan bernapas cepat dan peningkatan denyut jantung yang berarti. Contoh aktivitas fisik berat adalah berlari, bersepeda dengan cepat, mendaki gunung, aerobik, berenang dengan cepat, berolahraga sepakbola, bola voli, bola basket, dan membawa beban yang berat (>20kg) (WHO).

Aktivitas fisik dapat bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan jantung paru, jika dilakukan dengan durasi paling tidak 10 menit. WHO merekomendasikan untuk anak dan remaja agar melakukan aktivitas fisik sedang hingga berat per harinya selama 60 menit, serta dewasa agar melakukan aktivitas fisik menengah per harinya selama 150 menit (WHO).

Hanya 25-35% dari energi yang digunakan untuk melakukan aktivitas mekanik dan <10% digunakan untuk aktivitas fisiologis, contohnya kontraksi jantung dan pernapasan. Tingkat aktivitas fisik (PAL) dapat diukur atau diperkirakann berdasarkan dari total pengeluaran energi (TEE) dan basal metabolik (BMR) atau dengan PAL = TEE/BMR.


(29)

Tabel 2.2 Kebutuhan Energi Anak Berdasarkan Tingkat Aktivitas Fisik. Usia

(tahun)

Aktivitas Fisik Ringan

Aktivitas Fisik Sedang

Aktivitas Fisik Berat Kebutuhan energi

harian (kkal)

Kebutuhan energi harian (kkal)

Kebutuhan energi harian (kkal) Laki-laki

8-9 1550 1825 2100

9-10 1675 1975 2275

10-11 1825 2150 2475

11-12 2000 2350 2700

12-13 2175 2550 2925

13-14 2350 2775 3175

14-15 2550 3000 3450

15-16 2700 3175 3650

16-17 2825 3325 3825

17-18 2900 3400 3925

Perempuan

8-9 1450 1700 1950

9-10 1575 1850 2125

10-11 1700 2000 2300

11-12 1825 2150 2475

12-13 1925 2275 2625

13-14 2025 2375 2725

14-15 2075 2450 2825

15-16 2125 2500 2875

16-17 2125 2500 2875

17-18 2125 2500 2875


(30)

4. Pertumbuhan.

Usia anak dan remaja merupakan usia yang penting untuk pertumbuhan sehingga pada anak dan remaja diperlukan energi tambahan untuk menunjang pertumbuhan tulang dan jaringan tubuh (Gunadi, 2010). Kebutuhan energi untuk pertumbuhan memiliki dua komponen, yaitu energi yang digunakan untuk sintesis pertumbuhan jaringan-jaringan tubuh, dan energi yang tersimpan di dalam jaringan tubuh tersebut (FAO/WHO/UNU, 2001). Menurut Gunadi (2010), anak laki-laki dan perempuan yang berusia 10-15 tahun memerlukan tambahan energi 2 kal/kgBB/hari untuk pertumbuhan.

2.3.2 Karbohidrat

Menurut Murray, Granner, and Rodwell (2009) karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam tubuh. Karbohidrat menghasilkan glukosa dalam proses pencernaan. Pada keadaan kenyang, setelah makan, pasokan karbohidrat berlimpah maka glukosa darah juga akan meningkat sehingga merangsang sekresi insulin yang merupakan hormon yang mengontrol penyerapan glukosa di sebagian besar jaringan, kecuali di hati, akan meningkat juga sehingga glukosa dapat digunakan sebagai bahan bakar metabolik utama kebanyakan jaringan. Jika glukosa melebihi kebutuhan, maka sisanya akan disimpan di hati dan otot dalam bentuk glikogen (glikogenesis) serta dalam bentuk asam lemak (lipogenesis) di jaringan adiposa. Pada keadaan lapar (4-6 jam setelah makan) atau puasa maka kadar glukosa darah rendah sehingga tubuh akan menghemat penggunaan glukosa untuk digunakan oleh otak dan sel darah merah. Kadar glukosa darah yang menurun ini juga merangsang sekresi glukagon sehingga terjadi pembentukan glukosa dari bahan nonkarbohidrat, misalnya lemak, protein, dan laktat, atau dinamakan glukoneogenesis. Hal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan glukosa pada jaringan lain.

Fatmah (2011) menyatakan karbohidrat berfungsi sebagai penghasil energi (kalori) dimana 1 gr karbohidrat dalam pemecahaannya menghasilkan 4 kkal. Karbohidrat dibutuhkan 55-75% dari total kebutuhan kalori per hari. Karbohidrat terbagi menjadi dua, yaitu :


(31)

a. Karbohidrat sederhana.

Karbohidrat sederhana merupakan zat gizi yang mudah dicerna dan langsung diserap tubuh. Hasil pemecahannya adalah glukosa yang bila dikonsumsi dalam jumlah berlebih, maka akan terjadi peningkatan kadar gula darah. Pada orang normal, kadar gula darah akan turun kembali karena digunakan untuk aktivitas. Individu yang melakukan aktivitas fisik dan atlet yang aktif melakukan olahraga, tidak dianjurkan konsumsi karbohidrat sederhana dalam jumlah berlebihan, pada waktu yang bersamaan dimana juga diperlukan energi untuk pemecahan karbohidrat sederhana yang baru dikonsumsi. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat sederhana, yaitu : gula, permen, madu, minuman bersoda, selai, sirup.

b. Karbohidrat kompleks.

Karbohidrat kompleks merupakan zat gizi yang terikat dengan zat gizi lain, misalnya dengan protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat. Karbohidrat kompleks lebih lama dicerna dan lebih lama diserap sehingga di dalam tubuh akan bertahan lebih lama, pemecahannya berupa glukosa. Jika energi yang terbentuk digunakan sebagian, maka kelebihannya akan disimpan dalam bentuk glikogen yang terdapat di hati, otot dan jaringan lemak cadangan. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, yaitu : beras, umbi, jagung, sagu, roti, buah, tepung terigu.

Glikogen otot dan gula darah merupakan sumber energi utama untuk kontraksi otot. Konsumsi karbohidrat yang optimal akan meningkatkan pembaharuan dan penyimpanan glikogen untuk sesi latihan berikutnya. Kebiasaan konsumsi karbohidrat berbeda berdasarkan lama dan intensitas latihan dan sebaiknya atlet lebih berfokus pada konsumsi karbohidrat kompleks yang mempunyai indeks glikemik rendah hingga menengah. Periodisasi konsumsi karbohidrat yang berhubungan dengan latihan,yaitu sebelum, saat, dan setelah latihan, merupakan hal yang penting diperhatikan untuk mencapai latihan yang optimal (Potgieter, 2013).

Penggunaan glikogen otot selama aktivitas fisik dipengaruhi intensitas latihan, dan diet sebelum latihan. Konsumsi karbohidrat dalam jumlah yang besar


(32)

sebelum berlatih atau bertanding akan meningkatkan simpanan glikogen di otot dan hati, sehingga semakin lama atlet dapat melakukan latihan. Simpanan glikogen hati memainkan peranan yang penting dalam mempertahankan kadar glukosa darah selama masa istirahat (di antara waktu makan) dan selama latihan. Pada olahraga daya tahan, Konsumsi makanan tinggi karbohidrat dapat meningkatkan glukosa kurang lebih 900mmol (Fatmah, 2011).

2.3.3 Lemak

Lemak merupakan penghasil energi terbesar dan besarnya dua kali lipat lebih dari energi yang dihasilkan karbohidrat maupun protein, dimana 1 gram lemak dalam pemecahannya menghasilkan 9 kkal. Ada dua bentuk lemak di dalam tubuh, yaitu trigliserida dan kolesterol. Trigliserida merupakan lemak di bawah kulit dan berfungsi sebagai cadangan energi dan bantalan atau pelindung tubuh. Kolesterol berfungsi sebagai pelarut vitamin A, D, E, K, sebagai pembentuk hormon dan asam empedu (Fatmah, 2011).

Cadangan lemak, trigliserida otot, jaringan adiposa, dan lipoprotein berdensitas rendah (LDL) merupakan sumber energi yang penting untuk latihan dengan intensitas sedang, misalnya pada olahraga endurance/daya tahan (Eastwood, 2003). Kebutuhan lemak rata-rata 20-25% dari total energi (Fatmah, 2011). ACSM merekomendasikan konsumsi lemak harian yang dibutuhkan atlet sebaiknya 20-35% dari total energi dan konsumsi lemak tidak seharusnya dibawah 20% dari total energi karena konsumsi lemak penting untuk pencernaan dari vitamin larut lemak dan asam lemak esensial. Diet tinggi lemak tidak direkomendasikan untuk atlet (Potgieter, 2013). Hal ini disebabkan karena kelebihan lemak dalam lambung akan menyebabkan pengosongan makanan di lambung akan menjadi lambat dan masukan karbohidrat akan menjadi terbatas (Fatmah, 2011).

Asam lemak esensial merupakan asam lemak yang didapat hanya dari makanan, yaitu asam linoleat (n-6) dan asam linolenat (n-3). Sumber utama asam linoleat adalah ASI, minyak jagung, kacang kedelai, wijen, bunga matahari (minyak biji-bijian), sedangkan asam linolenat terkandung dalam minyak kacang


(33)

kedelai, minyak biji rami , minyak ikan dan kecambah gandum. Sumber utama lemak adalah minyak tumbuh-tumbuhan (minyak biji-bijian, minyak kelapa, kelapa sawit, kacang tanah, kacang kedelai, jagung, dan sebagainya), mentega, margarin, dan lemak hewani (lemak daging dan ayam). Sumber lemak lain adalah kacang-kacangan, biji-bijan, daging, krim, susu, keju, dan kuning telur, serta makanan yang dimasak dengan lemak atau minyak (Almatsier, 2009).

2.3.4 Protein

Makanan yang terbaik untuk atlet dan individu yang melakukan aktivitas fisik harus mensuplai cukup protein tetapi tidak berlebihan untuk keperluan perkembangan dan perbaikan jaringan otot yang aus, produksi hormon, dan mengganti sel-sel darah merah yang mati. Seringkali atlet mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi protein, sehingga mereka mendapatkan dobel dari kebutuhannya. Pemberian protein yang melebihi kebutuhan akan menyebabkan protein yang berlebihan tersebut diubah menjadi lemak tubuh dan kebutuhan akan air meningkat (Fatmah, 2011).

Sumber makanan terbaik yang mengandung rendah lemak dan tinggi protein adalah daging ayam yang kulitnya dibuang, ikan, putih telur, dan susu skim (casein and whey) (Kreider et al, 2010). Kebutuhan harian protein untuk individu yang tidak melakukan aktivitas fisik adalah 0,8 g/kgBB/hari. Kebutuhan nutrisi untuk atlet endurans/daya tahan (4-18 jam/minggu) meningkat pada 1,2-1,4 g/kgBB/hari (Eastwood, 2003).

Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah maupun mutu, seperti telur, susu, daging, unggas, ikan, dan kerang. Sumber protein nabati adalah kacang kedelai dan hasilnya,seperti tempe, tahu, serta kacang-kacangan lainnya (Almatsier, 2009).


(34)

Tabel 2.3 Angka Kecukupan Karbohidrat, Lemak, dan Protein yang Dianjurkan untuk Orang Indonesia (per orang per hari).

Kelompok Umur (Tahun)

Karbohidrat (g) Lemak (g) Protein (g) Total n-6 n-3

7-9 254 72 10.0 0.9 49

Laki-laki

10-12 289 70 12.0 1.2 56

13-15 340 83 16.0 1.6 72

16-18 368 89 16.0 1.6 66

Perempuan

10-12 275 67 10.0 1.0 60

13-15 292 71 11.0 1.1 69

16-18 22 71 11.0 1.1 59

Sumber : Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan bagi Bangsa Indonesia, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013.


(35)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Variabel Independen Variabel dependen Skema 3.1 Kerangka Konsep Penelitian 3.2 Definisi Operasional

Definisi operasional dari penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Usia Lamanya

hidup seseorang mulai dari lahir hingga ulang tahun terakhirnya. Dilakukan dengan wawancara.

Kuesioner Usia ibu dikategorikan sebagai berikut : −<39 tahun −39- 44 tahun −>44 tahun

Usia siswa SSB dikategorikan sebagai berikut: − <10 tahun − 10-12 tahun −>12 tahun

Ordinal Pendidik -an Jenjang sekolah yang tertinggi yang telah diselesaikan ibu dan telah mendapatkan ijasah.

Dilakukan dengan wawancara

kuesioner Pendidikan ibu dikatogerikan sebagai berikut : −Dasar : SD

dan SMP −Menegah :

SMA

−Tinggi : D3, S1, dan S2.

Ordinal Asupan Energi Siswa SSB SSB


(36)

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Pengeta-huan ibu Hasil tahu ibu mengenai asupan energi (karbohidrat, lemak, dan protein) anaknya yang diukur dengan cara wawancara terhadap 15 pertanyaan. Dilakukan penilaian pada kuesioner dengan cara : − Jawaban benar diberikan nilai 1 − Jawaban salah diberikan nilai 0 − Jawaban tidak tahu diberikan nilai 0 Kuesioner yang terdiri dari 15 pertanya-an.

− Baik bila mendapat skor 76%-100% (jumlah jawaban benar 12-15 pertanyaan benar), − Cukup bila mendapat skor 60%-75% (jumlah jawaban benar 9-11 pertanyaan), − Kurang bila mendapat skor <60% ( jumlah jawaban benar kurang dari 9 pertanyaan). (Arikunto, 2006) Ordinal Asupan energi SSB Makanan yang dikonsumsi mengandung energi (karbohidrat, lemak, dan protein) yang dibandingkan dengan kebutuhan energi anak berdasarkan umur. Dilakukan dengan mengukur asupan energi anak sebanyak dua kali pada hari yang tidak berturut dengan menggunak an metode food recall 24 jam. Food recall 24 jam

Tingkat asupan energi dibagi atas:

−Lebih : asupan energi >100% AKG,

−Cukup : asupan energi 70-99%AKG, −Kurang : asupan energi <70%AKG.


(37)

3.3 Hipotesis

Ho : Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan asupan energi siswa SSB Sejati Pratama.

Ha : Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan asupan energi siswa SSB Sejati Pratama.


(38)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional, dimana penelitian ini melihat hubungan antara pengetahuan ibu dengan asupan nutrisi siswa SSB Sejati Pratama Medan.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dimulai dari penyusunan proposal pada bulan Februari hingga bulan Juni 2014, kemudian dilakukan pengambilan data pada bulan September hingga bulan November 2014. Penelitian ini dilakukan di SSB Sejati Pratama Medan. Adapun alasan memilih tempat ini karena SSB ini banyak mengikuti turnamen atau pertandingan sepak bola dalam tiga bulan sekali, baik turnamen internal, ataupun antarsekolah sepak bola.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah ibu yang salah seorang anaknya merupakan siswa SSB Sejati Pratama yang berusia antara 8-16 tahun yaitu sebanyak 187 orang.

4.3.2 Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap dapat mewakili populasinya. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling atau randomisasi sederhana. Teknik pemilihan sampel ini memberikan kesempatan yang sama bagi setiap peserta (Sastroasmoro dan Ismael, 2011). Penelitian ini mengunakan data proporsi pada populasi finit (terbatas) sehingga cara perhitungan besar sampel yang digunakan adalah (Wahyuni, 2007) :


(39)

n= N Z21−α/2 p (1−p) (N−1)d2+Z21α/2 p (1p)

dimana : n = besar sampel minimum

Zα = nilai distribusi normal baku (tabel Z) untuk estimasi 95% maka nilainya adalah 1,96

p = proporsi dari populasi penelitian sebelumnya, bila tidak diketahui maka p= 0,5

d = kesaahan (absolut) yang dapat ditolerir, d = 0,10 N = jumlah populasi

Maka :

186x1.96x1.96x0.5x0.5 n =

(185x0.1x0.1)+0.9604 178.6344

n =

2.8104

n = 63,562 orang ≈ 64 orang

Jadi, jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 64 orang ibu.

4.4 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner untuk mendapatkan informasi data dari responden dan formulir food recall untuk mendapatkan data asupan energi siswa SSB. Ada dua bagian kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu kuesioner data demografi dan pengetahuan. Kuesioner data demografi berisi nama, usia, pendidikan, pekerjaan, dan data identitas anak, sedangkan kuesioner pengetahuan terdiri dari 15 pertanyaan mengenai nutrisi, fungsi nutrisi, asupan energi dan sumber makanannya.

Kuesioner dapat digunakan sebagai alat ukur setelah diuji validitas dan reliabilitasnya. Pada penelitian ini digunakan validitas isi, dimana validitas dikonsulkan kepada dosen gizi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.


(40)

Uji reliabilitas dilakukan pada bulan Agustus 2014 dengan menguji kuesioner kepada 23 responden hanya satu kali pembagian instrumen dengan kriteria subjek penelitian, kemudian menilai reliabilitasnya. Suatu instrument dikatakan realibel apabila koefisien r lebih besar dari 0,70 (Polit dan Hungler, 1995). Hasil uji reliabilitas pada kuesioner pengetahuan ibu penelitian ini didapat dengan nilai reliabilitas 0,876.

4.5 Metode Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini merupakan data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti meliputi data demografi responden dan data pengetahuan ibu yang didapat dengan menggunakan instrumen kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, serta data asupan energi dengan formulir food recall. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini adalah data orang tua yang hanya memiliki satu anak sebagai siswa SSB Sejati Pratama dan daftar nama serta tahun kelahiran siswa SSB tersebut.

Data asupan energi siswa SSB didapat dengan membagikan formulir food recall 24 jam yang diisi oleh siswa SSB mengenai makanan yang dikonsumsinya selama 24 jam. Pengisian formulir food recall 24 jam ini dilakukan sebanyak 2 kali pada hari yang tidak berturut-turut sehingga data yang didapat representatif menggambarkan asupan energi siswa SSB Sejati Pratama.

Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu

memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan penelitian dan cara pengisian kuesioner dan formulir food recall. Peneliti mendampingi siswa SSB saat melakukan

pengisisan formulir food recall 2x24 jam dan kemudian peneliti menitipkan kuesioner untuk ibu yang tidak hadir di lapangan kepada siswa SSB yang telah mengisi formulir food recall. Pada ibu yang hadir di lapangan, peneliti membagi kuesioner yang berisi 15 pertanyaan kepada ibu dan mendampingi ibu saat menjawab pertanyaan. Peneliti memberikan kesempatan kepada ibu untuk bertanya apabila ada pertanyaan yang kurang dipahami pada saat pengisian baik secara langsung ataupun melalui telepon. Setelah semua data terkumpul peneliti melakukan pengolahan dan analisa data.


(41)

4.6 Pengolahan dan Analisa Data 4.6.1 Pengolahan data

Pengolahan data dimulai dengan memeriksa kelengkapan data yang diisi responden pada kuesioner, selanjutnya melakukan penghitungan skor pengetahuan ibu. Data asupan energi anak yang diperoleh dari food recall diolah dengan menggunakan program NutriSurvey. Hasil pengolahan dari NutriSurvey

memberikan hasil persentase asupan zat gizi per hari dari siswa SSB, kemudian hasil persentase kecukupan energi di/kategorikan berdasarkan klasifikasi tingkat asupan energi menurut Supariasa, Bakri, dan Fajar (2002).

4.6.2 Analisa Data

Data yang sudah dikumpulkan akan diolah dengan menggunakan SPSS (Statistic Package for Social Sciences) 22.0 for windows. Setiap data dalam kuesioner diberi kode untuk memudahkan proses tabulasi dan analisa data. Data demografi, pengetahuan ibu, dan asupan energi siswa SSB dikategorikan dan dianalisa serta ditabulasi sederhana.

Data pengetahuan ibu dan pendidikan ditabulasi silang dan dianalisa untuk melihat karakteristik pengetahuan ibu berdasarkan pendidikan. Data pengetahuan ibu dan asupan energi siswa SSB ditabulasi silang dan dianalisa dengan

menggunakan uji Chi Square (X2) untuk melihat hubungan pengetahuan ibu dengan asupan energi siswa SSB. Nilai kemaknaan atau confidence interval (α) yang digunakan adalah 0,05. Apabila probabilitas (p) lebih kecil dari α (p<0,05), maka hipotesis nol (Ho) ditolak berarti ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan asupan energi siswa SSB. Jika p lebih besar dari α (p>0,05), maka Ho gagal ditolak yang berarti tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan asupan energi siswa SSB.

4.7 Ethical Clearance

Sebelum penelitian ini dilaksanakan, peneliti telah terlebih dahulu mengurus


(42)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SSB Sejati Pratama Medan yang beralamat di Jl. Karya Jaya No.1 Medan Johor. SSB ini memberikan pembinaan dan pelatihan mengenai teknik-teknik sepak bola, serta membantu mengembangkan kemampuan dan minat siswa dalam sepak bola dengan aktif mengikuti berbagai pertandingan persahabatan dan turnamen dengan SSB lainnya. SSB Sejati Pratama memiliki sebanyak 201 siswa yang berusia 8-16 tahun, dimana setiap siswa dikelompokkan berdasarkan tahun kelahirannya. SSB ini memiliki 6 orang pelatih, dimana tiap kelompok siswa dilatih dan dibimbing oleh 1 orang pelatih. SSB ini juga memiliki sarana dan prasarana yang lengkap, diantaranya lapangan sepak bola, bola, gawang, dan alat-alat lainnya. Latihan dilaksanakan di Lapangan Por Sejati, Jalan Karya Jaya, Medan Johor, setiap hari senin, kamis, dan minggu.

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Responden pada penelitian ini sebanyak 64 orang ibu yang salah satu anaknya merupakan siswa SSB Sejati Pratama yang dipilih secara acak sederhana atau simple random sampling. Gambaran karakteristik responden dideskripsikan berdasarkan data demografi meliputi umur, pekerjaan, pendidikan.

5.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Data Demografi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia responden yang memiliki persentase tertinggi adalah usia >45 tahun yaitu sebanyak 25 orang (39,1%), dan usia responden dengan persentase terendah adalah usia <39 tahun yaitu sebanyak 17 orang (26,6%). Dilihat dari pekerjaan, mayoritas responden bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 34 orang (53,1%), dan paling sedikit responden bekerja sebagai karyawan dan PNS dengan masing-masing sebanyak 2 orang (3,1%).


(43)

Dilihat dari pendidikan, paling banyak responden dengan pendidikan menengah yaitu sebanyak 42 orang (65,6%), dan paling sedikit responden dengan pendidikan dasar yaitu sebanyak 3 orang (4,7%). Distribusi karakteristik responden berdasarkan data demografi dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Data Demografi Jumlah (orang) Persentase (%) Usia

<39 tahun 17 26,6

39-44 tahun 22 34,4

>44 tahun 25 39,1

Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga 34 53,1

Guru 7 10,9

Wiraswasta 19 29,7

Karyawan swasta 2 3,1

PNS 2 3,1

Pendidikan

Dasar 3 4,7

Menengah 42 65,6

Tinggi 19 29,7

5.1.2.2Pengetahuan Responden

Penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden dengan pengetahuan baik sebanyak 55 orang (85,9%), sedangkan jumlah responden dengan pengetahuan cukup sebanyak 9 orang (14,1%).


(44)

Tabel 5.2 Distribusi Karakteristik Ibu Berdasarkan Pengetahuan Ibu

Tingkat Pengetahuan Ibu Jumlah (orang) Persentase (%)

Cukup 9 14,1

Baik 55 85,9

Total 64 100

5.1.2.3Karakteristik Pengetahuan Responden Berdasarkan Pendidikan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh semua responden dengan pendidikan dasar memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 3 orang (100%). Responden dengan pendidikan menengah paling banyak memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 34 orang (81%). Responden dengan pendidikan tinggi paling banyak memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 18 orang (85,9%).

Tabel 5.3 Distribusi Karakteristik Pengetahuan Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan

Pengetahuan Ibu

Total

Cukup Baik

n % n % n %

Dasar 0 0 3 100 3 100

Menengah 8 19 34 81 42 100

Tinggi 1 14,1 18 85,9 19 100

5.1.2.4Karakteristik Siswa SSB Berdasarkan Kelompok Usia

Penelitian menunujukkan kelompok umur anak yang paling sedikit adalah kelompok umur <10 tahun yaitu sebanyak 7 orang (10,9%), dan kelompok umur anak yang paling banyak adalah kelompok umur 10-12 tahun yaitu sebanyak 38 orang (59,4%). Distribusi karakteristik berdasarkan kelompok umur anak dapat dilihat pada tabel 5.4.


(45)

Tabel 5.4 Distribusi Karakteristik Siswa SSB Berdasarkan Kelompok Usia Usia (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)

<10 7 10,9

10-12 38 59,4

>12 19 29,7

Total 64 100

5.1.3 Asupan Nutrisi Siswa SSB 5.1.3.1 Asupan Energi Siswa SSB

Tingkat asupan energi berdasarkan AKG terdiri dari tingkat asupan energi kurang yaitu asupan energi <70% AKG, cukup yaitu asupan energi 70-99% AKG, dan lebih yaitu asupan energi ≥100% AKG.

Penelitian menunjukkan bahwa tingkat asupan energi anak berdasarkan AKG tersebar merata pada kategori tingkat asupan energi cukup yaitu sebanyak 22 orang (34,4%), dan tingkat asupan energi kurang dan lebih yaitu masing-masing sebanyak 21 orang (32,8%).

Tabel 5.5 Distribusi Karakteristik Siswa SSB Berdasarkan Asupan Energi Asupan Energi (kkal/hari) Jumlah (orang) Persentase (%)

Kurang 21 32,8

Cukup 22 34,4

Lebih 21 32,8

Total 64 100

5.1.3.2 Asupan Nutrisi Sumber Energi Siswa SSB

Hasil penelitian menunjukkan tingkat asupan karbohidrat anak berdasarkan AKG dengan persentase tertinggi adalah asupan karbohidrat kurang yaitu sebanyak 31 orang (48,4%), dan tingkat asupan karbohidrat anak dengan persentase terendah adalah asupan karbohidrat lebih yaitu sebanyak 12 orang (18,8%). Dari 64 orang siswa SSB diperoleh jumlah anak dengan tingkat asupan protein yang paling banyak adalah tingkat asupan protein lebih yaitu sebanyak 36


(46)

orang (56,3%), sedangkan yang paling sedikit adalah tingkat asupan protein kurang yaitu sebanyak 12 orang (18,8%).

Tingkat asupan lemak anak berdasarkan AKG dengan persentase tertinggi adalah asupan lemak lebih yaitu sebanyak 30 orang (46,9%). Asupan lemak dengan persentase rendah adalah asupan lemak kurang dan lebih yang memiliki frekuensi yang sama yaitu sebanyak 9 orang (14,1%). Distribusi frekuensi karakteristik berdasarkan asupan nutrisi sumber energi anak dapat dilihat pada gambar 5.1 di bawah ini.

Gambar 5.1 Distribusi Karakteristik Berdasarkan Asupan Nutrisi Sumber Energi Anak

5.1.4 Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Asupan Energi Siswa SSB

Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak dengan asupan energi cukup lebih banyak pada ibu yang pengetahuannya baik yaitu sebanyak 21 orang (38,2%). Distribusi hubungan pengetahuan ibu dengan asupan energi anak dapat dilihat pada tabel 5.6.

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan asupan energi siswa SSB. Untuk mengetahui hasil tersebut maka data pengetahuan ibu dan asupan energi anak dari 64 responden yang telah dikumpulkan ditabulasi silang, dan kemudian dilakukan uji statistik

0 5 10 15 20 25 30 35 40

kurang cukup lebih

Ju

m

lah

(

or

an

g

)

Asupan Energi (kkal/hari)

karbohidrat protein lemak


(47)

Chi Square dengan nilai kemaknaan atau confident interval (α) yang ditetapkan

adalah 0,05.

Tabel 5.6 Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Asupan Energi Siswa SSB

Pengetahuan Ibu Asupan Energi Anak Nilai p

Kurang Cukup Lebih

Cukup 2

(66,7%)

1 (11,1%)

6 (22,2%)

0,059

Baik 19

(34,5%)

21 (38,2%)

15 (27,3%) (ket :Tabel Chi Square 2x3, df = 2, Confident Interval (α) = 95%)

Berdasarkan uji statistik yang telah dilakukan, didapatkan nilai p sebesar 0,059 (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan asupan energi siswa SSB Sejati Pratama.

5.2 Pembahasan 5.2.1 Pengetahuan Ibu

Hasil Penelitian pada 64 orang ibu yang ditanyai 15 pertanyaan mengenai gizi pada anaknya ditemukan bahwa 85,9% ibu memiliki tingkat pengetahuan yang baik, dan 14,1% ibu dengan tingkat pengetahuan cukup. Menurut Notoadmojo (2003) pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya tingkat pendidikan, penghasilan, pekerjaan, pengalaman, dan fasilitas.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa responden dengan tingkat pendidikan menengah dan tinggi memiliki pengetahuan yang baik. Hal ini juga selaras dengan yang dikemukakan Notoadmojo (2003) bahwa orang yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki pengetahuan yang lebih luas daripada yang tingkat pendidikannya rendah.

Adapun tingkat pendidikan seringkali tidak mempengaruhi pengetahuan seseorang karena pengetahuan tersebut dapat diperoleh dari penyuluhan gizi, hasil mendengarkan atau membaca informasi gizi, baik dari media massa ataupun dari


(48)

lingkungan (Mutmainnah, Dachlan, dan Nawir, 2014). Hal ini diperoleh dalam penelitian dimana responden dengan pendidikan dasar juga memiliki pengetahuan yang baik.

5.2.2 Asupan Nutrisi Siswa SSB 5.2.2.1 Asupan Energi Siswa SSB

Hasil penelitian pada 64 siswa SSB Sejati Pratama diperoleh data asupan energi siswa SSB yang tersebar merata pada ketiga kategori berdasarkan AKG. Persentase paling banyak adalah siswa SSB dengan asupan energi cukup yaitu sebanyak 34,4%. Hal ini selaras dengan penelitian Mustamin, Kunaepah, dan Ayu (2010) yang menunjukkan bahwa dari 20 orang sampel didapati 60% sampel memiliki asupan energi cukup/baik.

Jika dibandingkan dengan penelitian Veronica, Dachlan, dan Taiyeb (2013) diperoleh hasil yang berbeda, dimana pada penelitian tersebut menunjukkan 70,59% siswa SSB Anyelir dan Bangau Putra yang aktif memiliki asupan energi kurang. Perbedaan ini karena pada penelitian tersebut ditemukan bahwa banyak siswa SSB Anyelir dan Bangau Putra tidak pernah menghitung kebutuhan energinya dan tidak memiliki pengetahuan tentang besar asupan energi yang seharusnya dikonsumsi oleh seorang yang aktif bermain sepak bola. Hal ini menyebabkan mereka hanya mengkonsumsi makanan sesuai dengan selera atau makanan yang telah disediakan di rumah sehingga banyak siswa SSB pada penelitian tersebut yang memiliki asupan energi kurang.

5.2.2.2Asupan Nutrisi Sumber Energi Siswa SSB

Penelitian ini menunjukkan tingkat asupan karbohidrat siswa SSB yang paling banyak adalah asupan karbohidrat kurang yaitu sebanyak 48,4%. Hasil penelitian ini juga hampir sama dengan penelitian Utoro (2011) mengenai pengaruh penerapan carbohydrate loading modifikasi terhadap kesegaran jasmani atlet sepak bola menunjukkan bahwa 82,6% sampel mempunyai asupan karbohidrat yang kurang.


(49)

Hasil penelitian menunjukkan persentase tingkat asupan protein siswa SSB yang paling besar adalah asupan protein lebih yaitu sebesar 56,3%. Hasil penelitian ini berbeda jika dibandingkan dengan yang dilakukan Mustamin, Kunaepah, dan Ayu (2010) dimana pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa 50% atlet sepak bola di PPLP Sudiang Makassar memiliki asupan protein yang baik dan 50% atlet dengan asupan protein kurang.

Hasil penelitian ini menunjukkan persentase tingkat asupan lemak siswa SSB yang paling besar adalah asupan lemak lebih yaitu sebanyak 46,9%. Penelitian ini berbeda bila dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan Karyamitha dan Adhi (2012) yang menunjukkan 53,1% siswa SSB Anyelir dan SSB Bangau Putra dengan asupan lemak cukup. Perbedaan hasil penelitian ini karena sampel dan metode penelitian yang berbeda, dimana pada penelitian tersebut kategori tingkat kecukupan asupan energi hanya terdiri dari kurang (<80%AKG) dan cukup (>80%AKG), sehingga tidak dapat diketahui jumlah siswa SSB dengan asupan lemak lebih.

Pada hasil penelitian ini didapatkan bahwa asupan nutrisi sumber energi siswa SSB Sejati Pratama tidak seimbang dilihat dari asupan karbohidrat siswa SSB yang kurang, sedangkan asupan protein dan lemak lebih. Hal ini karena perilaku makan anak yang belum baik, dimana anak suka memilih dan menentukan sendiri makanannya sesuai selera, dan ketika anak bermain, anak cenderung sering lupa waktu makan sehingga frekuensi makan anak menjadi tidak teratur (Handari dan Siti (2005) dalam Qurahman (2010)). Hal ini didukung oleh Hermina, dkk (2000) yang mengemukakan perilaku makan seseorang menggambarkan pola konsumsi pangan dan optimasi asupan nutrisinya menurut tingkat kecukupan terhadap zat gizi tersebut. Penelitian tersebut melihat perilaku makan murid SD yang mencakup lima aspek perilaku makan, yaitu kebiasaan makan pagi, kebiasaan mengkonsumsi makanan jajanan di sekolah, keragaman konsumsi makanan dalam sehari (di rumah dan di sekolah), kebiasaan mengkonsumsi protein hewani, dan kebiasaan mengkonsumsi sayuran. Bila dilihat dari hasil food recall pada penelitian ini didapatkan beberapa siswa SSB yang


(50)

frekuensi makannya tidak teratur dan kurang variasi makanan yang dikonsumsi dalam sehari.

5.2.3 Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Asupan Energi Siswa SSB

Pada uji chi square didapatkan nilai p=0,059. Nilai p>0,05 ini menunjukkan bahwa Ho diterima yang berarti tidak adanya hubungan pengetahuan ibu dengan asupan energi siswa SSB Sejati Pratama. Tidak adanya hubungan pada penelitian ini karena pengetahuan yang baik belum tentu diwujudkan dalam perilaku yang baik pula (Notoadmojo, 2007).

Pada umumnya keluarga terutama ibu sudah memiliki pengetahuan dasar mengenai gizi, tetapi sikap dan kemauan untuk bertindak dalam memperbaiki gizi masih rendah. Sebagian menganggap asupan makanannya selama ini sudah cukup memadai karena tidak ada dampak buruk yang dirasakan, serta kurangnya kemauan untuk menyiapkan makanan sesuai dengan kebutuhan meskipun mengetahui jenis sumber makanan yang bergizi (Notoadmojo, 2003). Hal ini pulalah yang kemungkinan menyebabkan meskipun ibu dengan pengetahuan baik asupan energi siswa SSB yang kurang dan lebih juga memiliki persentase yang cukup besar dalam penelitian ini yaitu sebanyak 34,5% dan 27,3%.


(51)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan ibu dengan asupan energi siswa SSB Sejati Pratama Medan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Sebanyak 85,9% responden memiliki pengetahuan baik tentang asupan energi pada siswa SSB Sejati Pratama.

2. Sebanyak 34,4% siswa SSB Sejati Pratama memiliki asupan energi cukup sesuai AKG.

3. Sebanyak 48,4% siswa SSB Sejati Pratama memiliki asupan karbohidrat kurang sesuai AKG.

4. Sebanyak 56,3% siswa SSB Sejati Pratama memiliki asupan protein lebih sesuai AKG.

5. Sebanyak 46,9% siswa SSB Sejati Pratama memiliki asupan lemak lebih sesuai AKG.

6. Tidak ada hubungan pengetahuan ibu dengan asupan energi siswa SSB Sejati Pratama Medan.

6.2 Saran

Beberapa saran yang diberikan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada ibu agar menambah pengetahuan gizinya dan mampu menyediakan makanan yang sesuai dengan kebutuhan anak dan beragam serta lebih memperhatikan konsumsi makanan sumber energi anak agar tidak ada zat gizi sumber energi yang dikonsumsi kurang maupun lebih.

2. Diharapkan kepada anak agar mengetahui kebutuhan energinya, makan makanan sesuai kebutuhannya yang telah disediakan ibu dan tidak hanya mengikuti selera makannya.


(52)

3. SSB Sejati Pratama diharapkan agar memberikan informasi dan pembinaan kepada pelatih dan siswa SSB Sejati Pratama mengenai nutrisi olahraga.

4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan tidak hanya melihat pengetahuan ibu, tetapi juga perilaku ibu dalam menyediakan makanan anak.


(53)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Eastwood, M. 2003. Principles of Human Nutrition. 2nd ed. Edinburg, UK : Blackwell Science.

FAO/WHO/UNU. 2001. Human Energy Requirements. Report of a joint FAO/WHO/UNU Expert Consultation. Rome : FAO Series 1, 20-50. April 2014.

Fatmah. 2011. Gizi Kebugaran dan Olahraga. Bandung : CV. Lubuk Agung. Gunadi, D. 2010. Gizi Atlet Sepak Bola Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Hermina, dkk. 2000. Perilaku Makan Murid Sekolah Dasar Penerima PMT-AS di Desa Ciheuleut dan Pasir Gaok Kabupaten Bogor.PGM 23: 72-79.

Hidayat, A.A.A. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Ihsan, H.A.F. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Jalaluddin, H. 2013. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.

Karyamitha, N.L.G., dan K.T. Adhi. 2012. Tingkat Kecukupan Gizi, Aktivitas Fisik, dan Status Gizi Atlet Sepak Bola Remaja Putra Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kota Denpasar Tahun 2011. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Kreider, R.B et al. 2010. ISSN exercise and sport nutrition review : research and recommendations.Available from : http://www.jissn.com/content/pdf/1550-2783-7-7.pdf [diunduh tanggal 24 April 2014].


(54)

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 Tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia. Jakarta. Available from:

[Diunduh tanggal 19 Mei 2014].

Murray, R.K., D.K. Granner, and V.W. Rodwell. ; alih bahasa, Brahm U. Pendit ; editor edisi bahasa Indonesia, Nanda Wulandari et al. 2009 . Biokimia Harper. Edisi 27. Jakarta : EGC.

Mustamin, U. Kunaepah, dan S.D. Ayu. 2010. Tingkat Pengetahuan Gizi, Asupan dan Status Gizi Atlet di Pusdiklat Olahraga Pelajar Sudiang Kota Makassar. Media Gizi Pangan, Edisi 1; 9:50.

Mutmainnah, D.M. Dachlan, dan N. Nawir. 2014. Gambaran Pengetahuan Umum Gizi Olahraga Pelatih dan Status Gizi Antropometri Siswa Sekolah Sepak Bola (SSB) di Karebosi Makassar. Universitas Hasanuddin Makassar.

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT Rineka Cipta.

. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Polit and Hungler. 1995. Nursing research : principles and methods. Philadephia : Lippincott Company.

Potgieter, S. 2013. Sport Nutrition : A review of the latest guidelines for exercise and sport nutrition from the American College of Sport Nutrition, the International Olympic Committee and the International Society for Sports Nutrition.

Qurahman, M.A.T. 2010. Hubungan Perilaku Hidup Sehat dan Gizi Seimbang dengan Status Gizi Anak Sekolah Dasar Negeri Bulukantil di Ngoresan Surakarta.Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Diunduh tanggal 4 Desember 2014].

Sastroasmoro, S. dan S. Ismael. 2011. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi 4. Jakarta : CV. Sagung Seto.

Sudiana, I. K. 2010. Asupan Nutrisi Seimbang Sebagai Upaya Mencegah Kemerosotan Prestasi Olahraga.


(55)

Supariasa, D. N., B. Bakri, dan I. Fajar. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang

Perlindungan Anak.

Utoro, B.F. 2011. Pengaruh Penerapan Carbohydrate Loading Modifikasi Terhadap Kesegaran Jasmani Atlet Sepak Bola. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro [Artikel Penelitian]. . Diunduh tanggal 22 November 2014.

Veronica, D., D.M. Dachlan, dan M. Taiyeb. 2013. Gambaran Status Gizi Antropometri dan Asupan Zat Gizi Siswa Sekolah Sepak Bola Anyelir dan Sekolah Sepak Bola Bangau Putra Makassar Tahun 2013. Universitas Hasanuddin.

Wahyuni, A.S. 2007. Statistika Kedokteran (disertai aplikasi dengan SPSS). Jakarta : Bamboedoea Communication.

World Health Organization. Global Strategy on Diet, Physical Activity and

Health. Available from :

.

Diakses tanggal 30 Mei 2014.

Zecevic, A.C., L. Tremblay, T. Lovsin, and L. Michel. 2010. Parental Influence on Young Children’s Physical Activity. Canada : Laurentian University.


(56)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Putri Fortuna Marbun

Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 27 Oktober 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen

Alamat : Jl. Baru Dusun IV Desa Baru Pancurbatu Riwayat Pendidikan :

1. SD Swasta Methodist Pancurbatu 1999-2005 2. SMP Swasta Katolik Budi Murni 2 Medan 2005-2008 3. SMA Swasta Santo Thomas 1 Medan 2008-2011 4. Fakultas Kedokteran Universitas SumateraUtara 2011-sekarang Riwayat Organisasi : KMK FK USU

Riwayat Pelatihan : Peserta MMB (Manajemen Mahasiswa Baru) FK USU Tahun 2011


(57)

No Nama Ibu Kode Kate-gori Usia Ibu Kode Kate-gori Pendi-dikan Ibu Nama Anak Kode Kate-gori usia Anak Kode Penge-tahuan Ibu Kode Asupan Energi Kode Asu-pan Protein Kode Asupan Lemak Kode Asupan KH

1 RG 3 2 KP 1 3 2 1 2 2

2 Ra 1 2 AAB 1 3 1 1 1 2

3 Ev 1 3 MAAN 1 3 3 1 1 3

4 Su 1 2 A 1 3 2 1 1 3

5 SN 1 2 AK 1 3 3 3 3 3

6 UA 1 2 MAF 1 3 1 1 2 1

7 HS 1 2 SH 1 3 2 2 2 3

8 Mu 3 3 MNAZ 2 3 2 2 2 2

9 Hn 3 2 FH 2 2 1 1 1 2

10 Su 2 2 TFF 2 3 2 1 2 3

11 Sb 2 2 MRA 2 2 1 1 1 1

12 VAr 2 2 RSS 2 3 3 3 2 3

13 SA 3 3 Al 2 3 1 1 1 1

14 Mi 1 1 ADP 2 3 3 2 1 3

15 Ma 2 2 DK 2 3 3 3 2 3

16 SK 2 2 MHA 2 2 1 1 2 1

17 RS 2 2 BB 2 3 1 1 1 1

18 Rt 3 2 RF 2 3 3 3 3 3

19 Su 2 2 MNDR 2 2 1 1 1 1

20 DN 1 3 RMA 2 2 1 1 1 2

21 VAg 1 3 SDH 2 3 1 1 2 1

22 LA 1 2 YH 2 3 1 1 1 2

23 SRD 1 2 MFR 2 3 1 1 2 1

24 NL 2 2 SF 2 2 1 1 1 2

25 Wg 1 1 FIS 2 3 2 2 2 1

26 RS 2 2 SMT 2 3 2 2 1 2

27 Fi 2 1 AF 2 3 2 1 2 2

28 Ro 1 2 ATR 2 3 1 1 1 2

29 SR 1 3 D 2 3 3 3 3 3

30 Ri 3 3 AR 2 3 2 2 2 2

31 MY 2 3 ANY 2 3 2 1 1 2

32 RSa 3 3 AMP 2 3 1 2 2 3

33 SD 2 2 MDF 2 3 3 2 3 3

34 RHa 3 3 MF 2 3 3 2 2 3

35 Ay 3 2 MYP 2 3 2 1 1 3

36 RAT 1 2 RAT 2 3 2 1 1 2

37 K 2 2 RAP 2 3 1 1 1 1

38 Tu 2 2 DA 2 3 2 1 1 3

39 YP 2 2 WR 2 2 2 1 1 2


(58)

41 HjR 2 2 ES 2 3 2 1 1 2

42 IS 2 3 MHS 2 3 2 2 1 2

43 DH 3 2 ARP 2 3 3 2 2 3

44 Er 2 2 EFS 2 3 3 2 2 3

45 DNu 1 2 AL 2 3 1 1 1 2

46 AZ 3 3 Fa 3 3 2 2 2 3

47 ML 3 2 MAR 3 3 3 3 3 3

48 DNS 1 2 A 3 3 1 1 1 1

49 AS 3 2 DF 3 3 2 2 2 3

50 RR 3 2 DR 3 3 3 3 2 3

51 TA 3 3 RP 3 3 3 3 2 3

52 RJ 3 3 DH 3 3 1 1 1 2

53 SA 3 3 DHHA 3 3 1 1 1 2

54 SiA 3 3 FOD 3 3 3 2 1 3

55 IR 2 3 GSF 3 3 2 1 2 3

56 MI 3 2 LS 3 3 3 3 3 3

57 AZ 3 3 MAP 3 3 3 3 3 3

58 RDP 2 2 MQ 3 3 3 2 1 3

59 K 3 3 RB 3 3 2 1 2 2

60 IK 3 2 RAS 3 3 2 1 1 3

61 NR 3 2 MIS 3 3 1 1 1 1

62 Ays 3 2 MRPH 3 3 2 1 2 2

63 WK 3 2 PNG 3 3 3 1 2 3


(59)

OUTPUT Usia Ibu

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <39 17 26,6 26,6 26,6

39-44 22 34,4 34,4 60,9

>45 25 39,1 39,1 100,0

Total 64 100,0 100,0

Pendidikan Ibu

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid dasar 3 4,7 4,7 4,7

menengah 42 65,6 65,6 70,3

tinggi 19 29,7 29,7 100,0

Total 64 100,0 100,0

Pekerjaan Ibu

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid Ibu Rumah

Tangga 34 53,1 53,1 53,1

Guru 7 10,9 10,9 64,1

Wiraswasta 19 29,7 29,7 93,8

Karyawan 2 3,1 3,1 96,9

PNS 2 3,1 3,1 100,0


(60)

Pengetahuan Ibu

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid cukup 9 14,1 14,1 14,1

baik 55 85,9 85,9 100,0

Total 64 100,0 100,0

pendidikan ibu kelompok * skorkelompok Crosstabulation skorkelompok

Total cukup baik

pendidikan ibu kelompok

dasar Count 0 3 3

% within pendidikan

ibu kelompok 0,0% 100,0% 100,0%

menengah Count 8 34 42

% within pendidikan

ibu kelompok 19,0% 81,0% 100,0%

tinggi Count 1 18 19

% within pendidikan

ibu kelompok 5,3% 94,7% 100,0%

Total Count 9 55 64

% within pendidikan

ibu kelompok 14,1% 85,9% 100,0%

Usia Siswa SSB SP

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <10 tahun 7 10,9 10,9 10,9

10-12 38 59,4 59,4 70,3

>12 19 29,7 29,7 100,0


(61)

supan Energi Siswa SSB SP

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid lebih 21 32,8 32,8 32,8

cukup 22 34,4 34,4 67,2

kurang 21 32,8 32,8 100,0

Total 64 100,0 100,0

Asupan Karbohidrat Siswa SSB SP

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid lebih 12 18,8 18,8 18,8

cukup 21 32,8 32,8 51,6

kurang 31 48,4 48,4 100,0

Total 64 100,0 100,0

Asupan Protein Siswa SSB SP

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid lebih 36 56,3 56,3 56,3

cukup 16 25,0 25,0 81,3

kurang 12 18,8 18,8 100,0


(62)

Asupan Lemak Siswa SSB SP

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid lebih 30 46,9 46,9 46,9

cukup 25 39,1 39,1 85,9

kurang 9 14,1 14,1 100,0

Total 64 100,0 100,0

Pengetahuan Ibu * Asupan Energi Siswa SSB Crosstabulation energi kelompok

Total lebih cukup kurang

skorkelompo k

cukup Count 6 1 2 9

% within

skorkelompok 66,7% 11,1% 22,2% 100,0%

baik Count 15 21 19 55

% within

skorkelompok 27,3% 38,2% 34,5% 100,0%

Total Count 21 22 21 64

% within

skorkelompok 32,8% 34,4% 32,8% 100,0% Ket : skor kelompok = pengetahuan ibu


(63)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 5,665a 2 ,059

Likelihood Ratio 5,508 2 ,064

Linear-by-Linear

Association 3,103 1 ,078

N of Valid Cases 64

a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,95.


(1)

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 Total

Skor p20 Pearson

Correlatio

n -,273 -,273 ,092

-,265 -,211 -,094 -,211 -,335 -,098 -,273 -,335 -,142 ,036 -,503

*

-,098

-,210 -,273 ,092 ,09

4 1 -,252 Sig.

(2-tailed) ,208 ,208 ,676 ,221 ,335 ,669 ,335 ,118 ,657 ,208 ,118 ,519 ,869 ,014 ,657 ,337 ,208 ,676 ,66

9 ,247 N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 Tota l Skor Pearson Correlatio n ,648* * ,563* * ,631* * ,059 ,664* * ,562* * ,762* * ,562*

* ,718**

,563*

*

,536*

* ,512*

,635*

* ,387 ,718** ,126

,619*

* ,468*

,01 0

-,252 1 Sig.

(2-tailed) ,001 ,005 ,001 ,788 ,001 ,005 ,000 ,005 ,000 ,005 ,008 ,012 ,001 ,068 ,000 ,566 ,002 ,024 ,96

3 ,247 N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


(2)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,876

15

Item Statistics

Mean

Std.

Deviation

N

p1

,74

,449

23

p2

,74

,449

23

p3

,83

,388

23

p5

,83

,388

23

p6

,65

,487

23

p7

,83

,388

23

p8

,65

,487

23

p9

,96

,209

23

p10

,74

,449

23

p11

,65

,487

23

p12

,91

,288

23

p13

,78

,422

23

p15

,96

,209

23

p17

,74

,449

23

p18

,83

,388

23


(3)

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

p1

11,09

11,447

,614

,864

p2

11,09

11,810

,487

,870

p3

11,00

12,000

,508

,869

p5

11,00

11,818

,580

,866

p6

11,17

11,514

,533

,868

p7

11,00

11,273

,803

,856

p8

11,17

11,787

,446

,873

p9

10,87

12,482

,671

,868

p10

11,09

11,810

,487

,870

p11

11,17

11,696

,475

,872

p12

10,91

12,447

,484

,871

p13

11,04

11,680

,575

,866

p15

10,87

12,482

,671

,868

p17

11,09

11,538

,582

,866


(4)

(5)

(6)