2.3.2. Saat pertandingan
Pada saat pertandingan pemberian asupan nutrisi untuk atlet dengan cara menurunkan jumlah protein, meningkatkan karbohidrat sesaat serta peningkatan
kebutuhan cairan dan elektrolit. Pada pertandingan yang lebih dari 1 jam, atlet memerlukan cairan pengganti keringat yang dikeluarkan oleh tubuh, apalagi bila
pertandingan diadakan saat cuaca panas dan kelembaban tinggi. Cairan sebaiknya mengandung karbohidrat 5-7, natrium 10-20 mmolL, dan kalium 4-5
mmolL. Pengaturan asupan nutrisi saat pertandingan terbagi menjadi tiga fase:
1. Sebelum pertandingan
2. Saat pertandingan
3. Sesudah pertandingan
Makanan yang dikonsumsi selama tiga fase tersebut bertujuan untuk memberikan kenyamanan tubuh dan performa terbaik selama masa pertandingan.
Seperti: 1.
Proses pencernaan makanan di dalam usus tidak mengganggu kinerja atlet. 2.
Memudahkan penyerapan zat gizi. 3.
Kebutuhan energi selama bertanding bisa terpenuhi. 4.
Tubuh tidak kekurangan cairan dan elektrolit. 5.
Mempercepat pemulihan segera setelah pertandingan. 6.
Mengurangi resiko kelelahan dan cedera.
Asupan nutrisi sebelum pertandingan
Tujuan asupan nutrisi sesaat sebelum pertandingan adalah untuk menyediakan cadangan energi dan cairan sehingga atlet dapat bertanding dengan
performa terbaik. Makanan untuk menunjang performa atlet harus dirancang dengan mempertimbangkan jenis olahraga, intensitas, dan lama pertandingan.
Menu makanan tersebut sebaiknya tinggi karbohidrat, cukup protein, rendah lemak, rendah serat, cukup vitamin, mineral, dan air.
Universitas Sumatera Utara
Pola hidangan yang dikonsumsi atlet menjelang pertandingan adalah sebagai berikut:
1. 3-4 jam sebelum bertanding, makanan lengkap.
2. 2-3 jam sebelum bertanding, makanan kecil misalnya roti.
3. 1-2 jam sebelum bertanding, makanan cair brupa jus buah.
4. 30-60 menit sebelum bertanding, hanya boleh mengonsumsi minuman
cair.
Asupan nutrisi saat pertandingan
Asupan nutrisi selama pertandingan harus menjaga status hidrasi dan cadangan glikogen sehingga performa atlet tetap optimal. Pertandingan yang
berlangsung lama lebih dari 1 jam dapat menyebabkan dehidrasi serta kehilangan elektrolit. Kehilangan lebih dari 2 dapat menurunkan performa atlet.
Seorang atlet yang baik tahu kapan waktu untuk mengonsumsi cairan agar mencegah dehidrasi karena sebenarnya dehidrasi sudah terjadi sebelum adanya
rasa haus. Jumlah air yang diminum harus sesuai dengan jumlah pengeluaran keringat. Volume air yang diminum berkisar antara 100 – 150 ml setiap 30 – 45
menit. Air yang diminum sebaiknya mengandung karbohidrat dan jumlah elektrolit yang seimbang isotonik.
Asupan nutrisi sesudah pertandingan
Pemberian asupan nutrisi setelah pertandingan bertujuan untuk KEMENKES RI, 2013:
1. Mengembalikan cairan dan elektrolit yang keluar rehidrasi dari keringat
selama pertandingan. Selain air, rehidrasi juga diberikan untuk mengganti natrium yang hilang. Natrium dapat diperoleh dari makanan maupun
minuman, seperti roti, sereal, dan lain-lain. 2.
Mengembalikan cadangan glikogen sebagai sumber energi di dalam tubuh. Pembentukan cadangan glikogen selama masa pemulihan dapat dipercepat
melalui pemberian makanan mengandung tinggi karbohidrat sekitar 1-1,5 grkgBBhari.
Universitas Sumatera Utara
3. Membangun protein otot dan memperbaiki kerusakan otot. Pemberian
protein berkisar 10-20 gram. 4.
Kondisi atlet setelah pertandingan tentunya berbeda dengan kondisi sebelum pertandingan. Oleh karena itu makanan yang diberikan harus
sesuai porsi dan waktu pemberiannya. Berikut waktu dan cara pemberian yang tepat:
1. Segera setelah bertanding atlet diberikan 1-2 gelas air dengan suhu 15-20
⁰ Celcius.
2. Setengah jam setelah bertanding atlet diberikan 1 gelas jus buah dengan
kandungan karbohidrat 8-12 karbohidrat bersumber dari buah dan gula tambahan.
3. Satu jam setelah bertanding diberikan: 1 gelas jus buah, snack ringan atau
makanan cair yang mengandungkarbohidrat sebesar 300 kalori. 4.
2 jam setelah bertanding diberikan makanan lengkap dengan porsi kecil dengan lauk pauk yang tidak digoreng dan tidak mengandung santan. Dan
lauk diperbanyak buah dan sayuran. Sayuran berkuah lebih baik karena membantu memenuhi kebutuhan cairan seperti sop, soto, dan sebagainya.
5. Biasanya atlet akan merasa lapar setelah 4 jam pertandingan. Oleh karena
itu makanan pada malam hari menjelang tidur harus diberikan pada atlet yang bertanding pada malam hari.
6. Contoh makanan dan minuman yang dapat diberikan setelah pertadingan
antara lain: sport drink, jus jeruk, kacang rebus, buah segar, roti dengan selai, sereal, susu, yoghurt, sandwich, dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DESAIN OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
3.2. Definisi Operasional
1. Siswa sekolah sepakbola adalah anak-anak umur 8-16 tahun yang mengikuti
program latihan di SSB Sejati Pratama Medan. 2.
Asupan nutrisi adalah makanan yang dikonsumsi siswa SSB Sejati Pratama Medan selama pertandingan berlangsung. Dilakukan dengan metode
wawancara dengan formulir food recall 24 jam. 3.
Kecukupan nutrisi adalah kecukupan energi, nutrisi sumber energi, vitamin B1 dan B2, serta cairan selama pertandingan.
4. Kecukupan energi, nutrisi sumber energi, vitamin B1 dan B2
dikelompokkan berdasarkan Angka Kecukupan Gizi AKG yaitu kurang 70, cukup 70-100, dan lebih 100.
5. Asupan cairan saat pertandingan yang dilihat adalah asupan cairan rata-rata
sesaat sebelum pertandingan dan saat pertandingan.
6.
Saat pertandingan adalah waktu saat pertandingan persahabatan yang berlangsung pada tanggal 21 September 2014.
Asupa n nutrisi siswa SSB Sejati Pratama Medan saat
pertandingan Gambaran gg Kecukupan
nutrisi siswa SSB Sejati Pratama Medan saat pertandingan
Universitas Sumatera Utara