bergerak, film bersuara dan mesin belajar. Ketujuh kelompok tersebut dikaitkan dengan kemampuannya memenuhi fungsi menurut hirarki belajar yang
dikembangkan, yaitu pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh perilaku belajar, member kondisi eksternal, menuntun cara berpikir, memasukkan
alih ilmu, menilai prestasi dan pemberi umpan balik. Berdasarkan pemahaman atas jenis-jenis media pembelajaran tersebut, akan
mempermudah para guru dalam melakukan pemilihan media yang tepat pada waktu merencanakan pembelajaran. Pemilihan media yang disesuaikan dengan
tujuan, materi, serta kemampuan dan karakteristik pembelajar, akan sangat menunjang efisiensi dan efektivitas proses dan hasil pembelajaran.
d. Pemilihan Media Pembelajaran
Ada beberapa cara dan pertimbangan dalam memilih media yang tepat dan sesuai guna mencapai tujuan pembelajaran. Dick dan Carey 1978 dalam Arief S.
Sadiman dkk. 2011: 86 menyebutkan bahwa di samping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya, masih ada empat faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam pemilihan media. Pertama adalah ketersediaan sumber setempat, artinya bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada maka
harus dibeli atau dibuat sendiri. Kedua adalah apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga dan fasilitasnya. Ketiga adalah
faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media yang bersangkutan untuk waktu yang lama. Keempat adalah efektivitas biayanya dalam
jangka waktu yang panjang.
Menurut Azhar Arsyad 2011: 75 kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem instruksional secara
keseluruhan. Sehingga ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media, seperti:
1 sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan
tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif,
afektif dan psikomotor;
2 tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,
prinsip atau generalisasi; 3
praktis, luwes dan bertahan. Kriteria ini menuntun para guru untuk memilih media yang ada, mudah diperoleh atau mudah dibuat sendiri
oleh guru; 4
guru terampil menggunakannya. Nilai dan manfaat media amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya;
5 pengelompokkan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar
belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan;
6 mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf
harus memenuhi persyaratan teknis tertentu.
Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik. Media yang digunakan dalam proses pembelajaran juga memerlukan perencanaan yang baik.
Berdasarkan konsep tentang pemilihan media pembelajaran di atas, diketahui bahwa ada beberapa pertimbangan dan kriteria tertentu yang harus diperhatikan
oleh guru dalam merencanakan media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Pemilihan media pembelajaran yang tepat dan sesuai diharapkan
mampu menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien serta pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini yang
dimaksud dengan media pembelajaran adalah media pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran geografi, meliputi media penyaji, media
objek dan media interaktif.
4. Kemandirian Belajar
a.
Pengertian Kemandirian Belajar
Menurut Mohammad Ali dan Mohammad Asrori 2006: 114, “Kemandirian merupakan suatu kekuatan internal individu yang diperoleh melalui proses
individuasi”. Proses individuasi adalah realisasi kedirian dan proses menuju kesempurnaan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia 2005: 710 “mandiri adalah keadaan dapat berdiri sendiri, tidak bergantung pada orang lain, sejak kecil
ia sudah biasa sehingga bebas dari ketergantungan pada orang lain”. Sedangkan kemandirian adalah hal atau keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada
orang lain. Menurut Umar Tirtarahardja dan La Sulo 2005: 50 “Kemandirian dalam Belajar
dapat diartikan sebagai aktivitas belajar yang berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri dan tanggung
jawab sendiri dari pembelajar”. Sedangkan menurut Dhesiana 2009 Kemandirian Belajar dapat diartikan sebagai
sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan
motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang dijumpainya di dunia nyata.
Selain sebagai potensi yang dimiliki sejak lahir, perkembangan kemandirian
dipengaruhi oleh berbagai stimulasi yang datang dari lingkungannya. Menurut Mohammad Ali dan Mohammad Asrori 2005: 118 - 119, ada sejumlah faktor
yang mempengaruhi kemandirian belajar yaitu sebagai berikut.