18
lanjutan studipekerjaan yang cocok baginya. Dalam Sardiman 2009:95 minat dapat dikembangkan dengan a
membangkitkan adanya suatu kebutuhan, b menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau, c memberikan kesempatan untuk mendapatkan hasil
yang baik, d menggunakan berbagai macam bentuk mengajar. Minat belajar ini akan timbul bilamana siswa dapat merasakan manfaat
terhadap apa yang dipelajari, baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang. Menurut Safari 2005: 111 definisi konsep minat belajar adalah pilihan
dalam melakukan kegiatan dan dapat membangkitkan gairah seseorang untuk memenuhi kesediannya dalam belajar. Safari juga menyebutkan 4 indikator minat,
yaitu 1 Perasaan Senang, 2 Ketertarikan, 3 Perhatian, dan 4 Keterlibatan siswa.
2.7 Pemahaman Konsep
Pembelajaran dengan pemahaman konsep sering menjadi bahan kajian yang sangat luas dan mendalam dalam penelitian pendidikan. Dahar 1996:95
menyatakan bahwa belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan. Mayer 2002 menyatakan, siswa dapat dikatakan memahami konsep suatu materi ketika
mereka dapat membangun hubungan antara pengetahuan baru yang diperoleh dan
pengetahuan mereka sebelumnya.
Kemampuan memahami konsep menjadi landasan untuk berpikir dan mnyelesaikan masalah atau persoalan. Konsep-konsep itu akan melahirkan
teorema atau rumus. Agar konsep-konsep atau teorema-teorema dapat diaplikasikan ke situasi yang lain, perlu adanya keterampilan menggunakan
19
konsep-konsep atau teorema-teorema tersebut.
Konsep-konsep merupakan pilar-pilar pembangun untuk berpikir yang lebih
tinggi. Adapun indikator pemahaman konsep yaitu:
1 menyatakan ulang sebuah konsep,
2 mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu seseuai dengan
konsepnya, 3
memberikan contoh dan non contoh dari konsep, 4
menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, 5
mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep, 6
menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur tertentu, 7
mengaplikasikan konsep pada pemecahan masalah. Wardhani, 2008:18
2.8 Pembelajaran Konvensional
Salah satu model pembelajaran yang masih berlaku dan sangat banyak digunakan oleh guru adalah model pembelajaran konvensional. Menurut
Djamarah 1996 seperti yang telah dikutip Muhammad Kholik 2011 “metode pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau disebut
juga metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan
pembelajaran”. Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang mengacu pada guru atau teacher center, dimana guru adalah tokoh utama dalam
pembelajaran. Penggunaan pembelajaran ini dianggap praktis, karena hanya menggunakan metode-metode sederhana.
20
Menurut Sudjana 2009:13 “konvensional merupakan suatu cara penyampaian
informasi dengan lisan kepada sejumlah pendengar”. Sudjana 2009:45 menyebutkan ciri-ciri pengajaran konvensional adalah sebgai berikut:
1. Mengajar berpusat pada bahan pelajaran
Karena tujuan
utama pengajaran
konvensional adalah
pengembangan daya intelektual siswa, maka pengajaran berpusat pada usaha penyampaian pengetahuan. Tugas guru adalah
menyampaiakan semua bahan pengajaran yang baru.
2. Mengajar bepusat pada guru
Menurut konsep pengajaran konvensional, mengajar yang baik dinilai dari sudut guru yaitu berdasarkan yang dilakukannya dan
bukan apa yang terjadi pada siswa.
2.9 Materi Alat Optik