PEMBUATAN BAKSO DAGING SAPI

5 Tabel 3. Kriteria Mutu Sensori Bakso Parameter Bakso daging Penampakan Bentuk bulat halus, berukuran seragam, bersih dan cemerlang, tidak kusam. Sedikit pun tidak tampak berjamur, dan tidak berlendir. Warna Cokelat muda cerah atau sedikit agak kemerahan atau cokelat muda hingga cokelat muda agak keputihan atau abu-abu. Warna tersebut merata tanpa warna lain yang mengganggu jamur Bau Bau khas daging segar rebus dominan, tanpa bau tengik, asam, basi atau busuk. Bau bumbu cukup tajam. Rasa Rasa lezat, enak, rasa daging dominan dan rasa bumbu cukup menonjol tapi tidak berlebihan. Tidak terdapat rasa asing yang mengganggu. Tekstur Tekstur kompak, elastis, kenyal tetapi tidak liat atau membal , tidak ada serat daging, tidak lembek, tidak basah berair, dan tidak rapuh. Sumber : Wibowo, 2005 Elviera 1988 menyatakan bahwa bakso yang beredar umumnya menggunakan daging sapi. Hasil survey yang telah dilakukan Andayani 1999 menunjukkan bahwa karakteritik bakso sapi yang disukai konsumen adalah rasanya yang gurih, agak asin, memiliki rasa daging kuat, berwarna abu-abu pucat atau muda, beraroma daging rebus serta memiliki tekstur yang empuk dan agak kenyal.

B. PEMBUATAN BAKSO DAGING SAPI

Bahan-bahan yang umum digunakan dalam pembuatan bakso yaitu daging segar, tepung tapioka, bumbu-bumbu, es atau air es, dan bahan pengawet. Mutu bakso sangat dipengaruhi oleh tingkat kesegaran dari daging. Semakin segar daging yang digunakan semakin bagus mutu bakso yang dihasilkan Sunarlim, 1992. Selain itu, kandungan lemak pada daging yang digunakan tidak lebih dari 2 bb dan tidak banyak urat. Lemak dan urat yang 6 terdapat pada daging sebaiknya dipisahkan dulu. Namun, untuk membuat bakso urat justru dilakukan penambahan urat atau seratnya sebesar 11-20 dari berat adonan Wibowo, 2005. Bahan lain yang diperlukan adalah bahan pengisi, umumnya digunakan tepung tapioka. Fungsi bahan pengisi adalah untuk memperbaiki sifat emulsi, mereduksi penyusutan selama pemasakan, memperbaiki sifat fisik dan citarasa, serta menurunkan biaya produksi Kramlich,1971. Menurut Wibowo 2005, untuk menghasilkan bakso daging yang lezat dan bermutu tinggi, jumlah tepung yang digunakan sebaiknya paling banyak 15 dari berat daging. Idealnya, tepung tapioka yang ditambahkan sebanyak 10 dari berat daging. Bumbu-bumbu yang sering ditambahkan adalah garam dapur halus dan MSG. Menurut Wibowo 2005, Garam berfungsi sebagai pelarut protein dan meningkatkan daya ikat protein otot. Jumlah garam yang dibutuhkan sebesar 2.5 dari berat daging. Menurut Pearson dan Tauter 1984, Monosodium glutamat MSG digunakan sebagai pembangkit citarasa. Menurut Wibowo 2005, sebaiknya tidak menggunakan MSG sebagai penyedap rasa karena sejauh ini masih diperdebatkan dan dicurigai menjadi penyebab berbagai kelainan kesehatan seperti kanker. Untuk menggantikan MSG dapat ditambahkan bumbu penyedap yang dibuat dari campuran bawang putih dan merica. Jumlah bumbu penyedap yang ditambahkan sebesar 2 dari berat daging. Bahan lain yang diperlukan adalah es atau air es. Menurut Wibowo 2005, selama proses penggilingan, es atau air es berfungsi untuk mempertahankan suhu agar tetap rendah sehingga protein daging tidak terdenaturasi, memperlancar ekstraksi protein, menambahkan air ke adonan sehingga tekstur adonan tidak kering, dan meningkatkan rendemen. Penambahan es sebanyak 10-15 dari berat daging, atau bahkan 30 dari berat daging. Menurut Widyaningsih 2006, Sodium Tri PoliPhospat STPP dapat digunakan sebagai bahan pengeyal dan pengemulsi yang aman digunakan. STPP berfungsi mempertahankan kelembapan, integritas urat daging, 7 meningkatkan keempukan, daya ikat partikel daging, tekstur, gelatinisasi pati- protein, menstabilkan flavor, aroma, dan warna, serta dapat menurunkan aktivitas air a w sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang dapat menyebabkan kerusakan bakso. Penggunaan STPP dalam pembuatan adonan bakso sebesar 0.25 dari berat adonan bakso. Menurut Wibowo 2005, bakso memiliki masa simpan maksimal satu hari pada suhu kamar, maka diperlukan penambahan bahan pengawet. Untuk memperpanjang daya awet dilakukan pencelupan bakso ke dalam larutan formalin, hal ini menyebabkan tekstur bakso lebih kenyal dan aroma khas daging rebus dari bakso tidak akan tercium, Perbandingan hasil produk bakso yang menggunakan Bahan Tambahan dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Hasil pengamatan penggunaan Bahan Tambahan Makanan pada bakso Pengamatan Bakso Kontrol Bakso dgn STPP Bakso dgn Boraks Bakso dgn Formalin Kekenyalan ++ +++ +++ ++++ Tekstur Agak kasar Halus dan kompak Halus dan kompak Lebih halus dan kompak Warna Abu-abu normal Abu-abu normal Lebih terang Lebih terang Daya Simpan 1 hari 1-2 hari 3 hari 3 hari Sumber : Winarno, 1994 Prinsip pembuatan bakso dapat dibagi menjadi empat tahap, yaitu penghancuran daging, pembuatan adonan, pencetakan, dan perebusan wilson et al., 1981. Menurut Wilson et al. 1981, daging yang benar-benar segar, dipisahkan lemak dan uratnya. Setelah itu, daging dihancurkan dengan mencacah mincing, mencincang chopping ataupun menggiling grinding. Penghancuran ini bertujuan memudahkan pembentukkan adonan dan memecah dinding sel serabut otot daging sehingga aktin dan miosin yang merupakan pembentuk tekstur dapat diambil sebanyak mungkin. Wibowo 2005 8 menambahkan, jika daging yang digunakan sudah sempat dilayukan maka ditambahkan polifosfat sebaiknya digunakan natrium tripolifosfat sebanyak 0.75 dan garam dapur 4 dari berat daging. Pembuatan adonan yaitu dengan menggiling daging yang telah dihaluskan bersama-sama es batu dan garam dapur, baru kemudian ditambahkan bahan lain dan tepung tapioka hingga diperoleh adonan yang homogen. Pembuatan adonan ini umumnya menggunakan silent cutter. Menurut Wibowo 2005, semakin tinggi kecepatan mesin, makin bagus adonan yang terbentuk. Menurut Widyaningsih 2006, biasanya ada tiga ukuran bakso, yaitu ukuran besar, sedang, dan kecil. Bakso besar berukuran 40, yaitu satu kilogram berisi 40 butir dengan berat 25 gbutir. Bakso sedang berukuran 50 50 butirkg dengan berat rata-rata 20 gbutir. Bakso yang kecil berukuran 60 60 butirkg dengan berat sekitar 15-17 gbutir. Dalam membentuk bola bakso sebaiknya ukurannya diusahakan seragam, sehingga bakso dapat matang bersamaan dan mempermudah pengendalian proses. Bola bakso yang sudah terbentuk lalu direbus dalam air mendidih. Jika bakso sudah mengapung di permukaan air berarti bakso sudah matang dan perebusan dihentikan. Menurut Wibowo 2005, umumnya bahan pengawet seperti formalin ditambahkan pada perebusan akhir yang dilakukan selama 15 menit.

C. FORMALIN