2.4  Prestasi Belajar Kimia
Menurut Surya 2004: 75, prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika  mengikuti  dan  mengerjakan  tugas  dan  kegiatan  pembelajaran  di  sekolah.
Selain itu,  Sudjana 2001: 22,  mengatakan prestasi belajar sebagai kemampuan yang  dimiliki  peserta  didik  setelah  ia  menerima  pengalaman  belajarnya.  Prestasi
belajar  sering  diwujudkan  dalam  bentuk  perubahan  perilaku  dan  perubahan pribadi seseorang setelah proses pembelajaran berlangsung.
Prestasi  belajar  dalam  bidang  akademik  diartikan  prestasi  belajar  yang  diperoleh dari kegiatan persekolahan yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui
pengukuran  dan  penilaian.  Siswa  akan  belajar  lebih  giat  apabila  mereka mengetahui  bahwa  diakhir  program  yang  sedang  ditempuh  akan  ada  tes  untuk
mengetahui  nilai  dan  prestasi  mereka.  Untuk  mengukur  prestasi  belajar  dapat dilaksanakan  dengan  evaluasi.  Alat  ukur  dapat  berbentuk  tes  karangan  atau
objektif untuk tujuan instruksional dalam kawasan kognitif. Prestasi  belajar  ini  dapat  dilihat  secara  nyata  berupa  skor  atau  nilai  setelah
mengerjakan  suatu  tes.  Tes  yang  digunakan  untuk  menentukan  prestasi  belajar merupakan  suatu  alat  untuk  mengukur  aspek-aspek  tertentu  dari  siswa  misalnya
pengetahuan, pemahaman, atau aplikasi suatu konsep. Berdasarkan  uraian  diatas,  yang  dimaksud  dengan  prestasi  belajar  kimia  pada
penelitian ini adalah bukti keberhasilan siswa dalam penguasaan terhadap materi pokok  bahasan  kimia  melalui  tahap-tahap  evaluasi  belajar  yang  dinyatakan
dengan nilai. Untuk mengukur prestasi belajar kimia siswa dilakukan tes terhadap materi yang diajarkan di kelas.
2.5 Keterampilan Proses
Prosedur  yang  dilakukan  para  ilmuwan  untuk  melakukan  penyelidikan  dalam usaha  mendapatkan  pengetahuan  tentang  alam  biasa  dikenal  dengan  istilah
metode  ilmiah  Trianto,  2010.  Kegiatan-kegiatan  yang  dilakukan  oleh  para ilmuwan  untuk  mendapatkan  atau  menemukan  suatu  ilmu  pengetahuan
membutuhkan  kecakapan  dan  keterampilan  dasar  untuk  melakukan  kegiatan ilmiah  tersebut.  Kemampuan  dasar  tersebut  dikenal  dengan  istilah  keterampilan
proses IPA Rustaman, 2003: 93. Keterampilan proses melibatkan keterampilan- keterampilan  kognitif  atau  intelektual,  manual,  dan  sosial.  Keterampilan  kognitif
atau  intelektual  dengan  melakukan  keterampilan  proses  peserta  didik menggunakan  pikirannya.  Keterampilan  manual  terlibat  dalam  penggunaan  alat
dan bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan alat.
Melalui  Pendekatan  Keterampilan  Proses  peserta  didik  belajar  mengamati, mengklasifikasi,  mengomunikasikan,  mengukur,  memprediksi,  bereksperimen,
menemukan,  dan  menyimpulkan.  Pengembangan  aspek-aspek  pendekatan keterampilan  proses  dalam  pembelajaran  selaras  dengan  filsafat  konstruktivisme
karena  peserta  didik  berproses  untuk  menemukan  sendiri  dan  membangun pemahaman pengetahuannya.
Pendekatan  ini  merupakan  suatu  pendekatan  yang  didasarkan  atas  suatu pengamatan,  proses-proses  ini  dijabarkan  dari  pengamatan  terhadap  apa  yang
dilakukan  oleh  seorang  guru  disebut  pendekatan  ketrampilan  proses.  Dalam ketrampilan  proses  ini  guru  diharapkan  bisa  memaksimalkan  perannya,
diupayakan agar peserta didik terlibat langsung dan aktif. Sehingga peserta didik dapat  mencari  dan  menemukan  konsep  serta  prinsip  berdasar  dari  pengalaman