Teori yang Melandasi Model PBI

2.1.3.5. Teori yang Melandasi Model PBI

Model pembelajaran Problem Based Instruction PBI tidak lahir dengan sendirinya, namun ada beberapa teori yang menjadi induk dari model pembelajaran inovatif ini. Menurut Arends 2011: 45 Problem Based Instruction PBI atau dalam istilah bahasa Indonesia adalah Pembelajaran Berdasarkan Masalah mengambil psikologi kognitif sebagai dukungan teoritisnya. Fokus dari model ini adalah bukan berapa banyak siswa melakukan sesuatu perilaku mereka tetapi pada apa yang mereka fikirkan kognisi mereka pada saat mereka melakukan perilaku itu. Pada pembelajaran ini, umumnya lebih melibatkan guru untuk bertindak sebagai seorang pembimbing dan fasilitator sehingga siswa belajar berfikir dan memecahkan sendiri masalah-masalah. Arends 2011:46 menjelasakan bahwa pembelajaran berdasarkan masalah berawal dari tiga aliran utama pemikiran abad kedua puluh, yaitu : Dewey dan Kelas Berorientasi Masalah; Piaget, Vigotsky, dan Konstruktivisme; serta Bruner dengan Pembelajaran Penemuan. a Dewey dan Kelas Berorientasi Masalah Pembelajaran Berdasarkan Masalah menemukan akar intelektualnya dalam hasil karya John Dewey 1856-1952. Dalam Democracy and Education 1916, Dewey mendeskripsikan pandangan bahwa sekolah seharusnya menjadi laboratorium untuk pengatasan masalah kehidupan nyata. Visi pembelajaran yang purposeful memiliki tujuan yang jelas dan problem-centered dipusatkan pada masalah yang didukung oleh keinginan siswa untuk mengeksplorasi situasi yang secara pribadi bermakna bagi mereka, jelas mencerminkan hubungan antara Pembelajaran Berdasarkan Masalah dengan filosofi dan pedagogi pendidikan Dewey. Jadi dapat disimpulkan bahwa John Dewey dengan Kelas Berorientasi Masalah memberikan dasar filosofis untuk model pembelajaran Problem Based Instruction PBI. b Piaget, Vigotsky dan Konstruktivisme Belajar menurut teori belajar konstruktivisme yaitu : Pengetahuan baru dikonstruksi sendiri oleh peserta didik secara aktif berdasarkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya. Pendekatan konstruktivisme dalam proses pembelajaran didasarai oleh kenyataan bahwa tiap individu memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi kembali pengalaman atau pengetahuan yang telah dimilikinya Lapono, 2008:1.25. Perspektif kognitif-konstruktivis yang menjadi landasan Pembelajaran Berdasarkan Masalah, banyak mengadopsi pendapat Piaget Arends, 2011:46 - 47. Perspektif ini menyatakan bahwa pelajar dengan usia berapapun terlibat secara aktif dalam proses mendapatkan informasi dan mengonstruksikan pengetahuannya sendiri. Vigotsky Arends, 2011: 47 seperti halnya dengan Piaget yang percaya bahwa intelek berkembang ketika individu menghadapi pengalaman baru dan membingungkan, ketika mereka berusaha mengatasai diskrepansi yang ditimbulkan oleh pengalaman-pengalaman ini. Apabila Piaget memfokuskan pada tahap-tahap perkembangan intelektual yang dilalui anak terlepas dari konteks sosial atau kulturalnya, Vigotsky menekankan pentingnya aspek sosial belajar. Vigotsky percaya bahwa interaksi sosial dengan orang lain memacu pengonstruksian ide-ide baru dan meningkatkan perkembangan intelektual pelajar. Nilai penting dari ide Vigotsky bagi pendidikan adalah belajar terjadi melalui interaksi sosial dengan guru dan teman sebaya. Jadi dapat disimpulkan bahwa teori-teori konstruktivis tentang belajar, yang menekankan pada kebutuhan pelajar untuk menginvestigasi lingkungannya dan mengonstruksikan pengetahuan yang secara personal berarti telah memberikan dasar teoritis untuk Pembelajaran Berdasarkan Masalah. c Bruner dengan Pembelajaran Penemuan Bruner Nur, 2011:24 menjelaskan bahwa Pembelajaran Penemuan Discoveriy Learning adalah sebuah model pengajaran yang menekankan pentingnya membantu siswa memahami struktur atau ide-ide pokok disiplin ilmu, kebutuhan untuk keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran, dan keyakinan bahwa pembelajaran sebenarnya terjadi melalui penemuan pribadi. Suchman Arends, 2011: 48 mengembangkan pendekatan yang disebut inquiry training latihan inkuiri, dalam pendekatan ini guru menyodorkan situasi yang membingungkan dengan maksud untuk memicu keingintahuan dan memotivasi penyelidikan. Problem Based Instruction PBI juga berorientasi pada konsep lain yang juga berasal dari Bruner, yaitu tentang scaffholding. Menurut Bruner, scaffholding sebagai sebuah proses dari pelajar yang dibantu untuk mengatasi masalah tertentu yang berada di luar kapasitas perkembangannya dengan bantuan guru atau orang lain yang lebih mampu. Bruner juga percaya bahwa interaksi social di dalam dan di luar sekolah banyak bertanggung jawab atas perolehan bahasa dan perilaku mengatasi masalah anak. Berdasarkan kajian teori tentang teori yang melandasi model Problem Based instruction PBI peneliti menyimpulkan bahwa model ini merupakan sebuah model yang terlahir berdasarkan tiga arus besar dalam dunia pendidikan abad ke-20, antara lain adalah Dewey dan Kelas Berorientasi Masalah; Piaget, Vigotsky, dan Konstruktivisme; serta Bruner dengan Pembelajaran Penemuan. Ketiga induk teori pembelajaran ini memiliki peran masing-masing dalam melandasi PBI. Pembelajaran berorientasi masalah yang dikemukakan oleh Dewey memberikan dasar filosofis, sedangkan Piaget dan Vigotsky dengan teori belajar konstruktivisme memberikan landasan teoritis bagi PBI. Bruner mendukung model pembelajaran Problem Based instruction PBI dengan Discovery Learning yang meyakini bahwa pembelajaran sejati terjadi melalui personal discovery penemuan pribadi.

2.1.3.6. Pembelajaran Kooperatif

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL SISWA KELAS IVB SDN TAMBAKAJI 04 KOTA SEMARANG

1 9 247

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) DENGAN MEDIA KARTU PINTAR PADA SISWA KELAS IV SDN PATEMON 01

5 42 468

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SDN KALIBANTENG KIDUL 02 KOTA SEMARANG

0 7 238

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) PADA SISWA KELAS III SDN GUNUNGPATI 02

0 11 339

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI WATES 01 SEMARANG

0 5 257

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) DENGAN MEDIA GRAFIS PADA SISWA KELAS IV SDN BRINGIN 02 SEMARANG

0 2 337

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) DENGAN MEDIA CROSSWORD PUZZLE PADA SISWA KELAS IV SDN MANGKANGKULON 01

1 6 306

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VA SDN WONOSARI 02 KOTA SEMARANG

1 5 467

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA SISWA KELAS IVA SDN KARANGANYAR 01 SEMARANG

1 14 232

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Model pembelajaran Direct Instruction Pada Siswa Kelas IV SDN Gunungpati 02 Semarang.

0 0 1