dengan 1, minimum dikalikan dengan 1 dan rata-rata dikalikan dengan 3; 2 parameter kimia dikalikan 2 kali parameter fisik, dan 3 parameter biologi : nilai
dikalikan 3 kali parameter fisik. Pemberian skor : nilai maksimum, minimum dan rata-rata dijumlahkan. Nilai yang diperoleh, apabila negatif - berarti kualitas
tidak memenuhi. Untuk analisis digolongkan menjadi : a.
Dengan Nilai 0 berarti baik memenuhi, diberi tanda B b.
Dengan -, berarti buruk tidak memenuhi, dengan penggolongan kriteria. a. Dengan skor -1 sampai dengan -10, kriteria buruk ringan, diberi tanda Br
b. Dengan skor -11 sampai dengan -30. kriteria buruk sedang diberi tanda Bsd
c. Dengan skor lebih dari -31, kriteria buruk sekali diberi tanda Bs.
Analisis data dilaksanakan secara deskriptif terhadap karakteristik pengguna air di kawasan permukiman kumuh perkotaan. Analisis sosial ekonomi
dilaksanakan terhadap parameter karakteristik sosial ekonomi responden yang terdiri dari : pendapatan, volume penggunaan air, kesediaan responden membayar
untuk mendapatkan air, akses terhadap sumber air, dan respon responden terhadap kelembagaan yang dianggap sesuai untuk mengelola sumberdaya air di kawasan
permukiman kumuh perkotaan. Selain itu hasil analisis kualitas akan menunjukkan apakah air sumur yang digunakan penduduk masih layak digunakan
sebagai sumber air baku untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga terutama air minum.
3.2.2. Analisis Pengembangan Institusi Pengelolaan Air di Kawasan
Pemukiman Kumuh Perkotaan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor dan aktor yang berperan langsung dalam pengembangan institusi lokal pengelolaan air di kawasan
permukiman kumuh perkotaan.
a. Metode Pengumpulan Data
Analisis faktor dan aktor yang berperan langsung dalam pengelolaan air di kawasan permukiman kumuh perkotaan dilakukan melalui pendekatan AHP
Analytical Hierarchy Process. Karena pendekatan AHP berbasis pada expertises judgement
, maka pemilihan responden ditujukan pada responden yang benar- benar memahami permasalahan pengelolaan air minum lintas wilayah tersebut.
Dalam hal ini responden dipilih dari kalangan pengguna air, birokrasi pemerintah daerah, legislatif, perguruan tinggi, pengelola air, dan lembaga swadaya
masyarakat dengan jumlah responden sebanyak 10 orang. Perangkat lunak yang
digunakan untuk menganalisis proses AHP dalam penelitian ini adalah HIPRE 3+.
Ada empat faktor yang mempengaruhi pengelolaan air di kawasan permukiman kumuh perkotaan, yaitu : a jaminan ketersediaan air bersih, b
alokasi air bersih untuk mencukupi kebutuhan air bersih masyarakat di kawasan pemukiman kumuh perkotaan, c distribusi air bersih kepada masyarakat di
kawasan pemukiman kumuh perkotaan, dan d resolusi konflik diantara pengguna air.
Pelaksanaan penelitian terdiri atas : 1 studi pustaka dan diskusi untuk menyusun rancangan hirarki; 2 penyusunan kuisioner untuk pengumpulan data
primer; 3 wawancara dan pengisian kuisioner oleh responden; 4 tabulasi data kuisioner; 4 operasionalisasi model HIPRE3+ dengan input data dari hasil
pengisian kuisoner; 5 analisis keluaran hasil HIPRE3+ yang digunakan dalam menyusun prioritas faktor dan aktor yang berperan terhadap pengelolaan air di
kawasan kumuh perkotaan. Hirarki disusun mulai dari tingkatan level paling tinggi sampai paling
rendah dalam hirarki. Tingkatan tertinggi merupakan fokus, disusul faktor yang dipertimbangkan dan pelaku aktor yang berperan dalam hirarki. Berdasarkan
hasil penelusuran pustaka dan diskusi dengan pelaku diperoleh struktur hirarki sebagaimana ditampilkan pada Gambar 4.
Prinsip penilaian dalam AHP adalah membandingkan secara berpasangan pairwise comparisons tingkat kepentingan satu elemen dengan elemen lainnya
yang berada dalam satu tingkat atau level berdasarkan pertimbangan tertentu. Nilai yang diberikan berada dalam skala nilai pendapat yang dikeluarkan oleh
Saaty 1993 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3. Nilai rata-rata geometrik dari semua responden untuk setiap nilai pendapat yang dibandingkan dimasukkan