Desain Penelitian METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
                                                                                Sistem informasi Geografis SIG adalah sistem informasi berbasis komputer yang  digunakan  untuk  mengumpulkan,  menyimpan,  menampilkan,  dan
mengkorelasikan data keruanagan spasial atau geografis dari sebagian fenomena ruang muka bumi untuk di analisis dan hasilnya dikomunikasikan kepada pemakai
informasi  terutama  untuk  pengambilan  keputusan  Aronoff,  1990;  Supriatna, 2001.  Keuntungan  menggunakan  SIG  adalah  kemampuannya  untuk  menyajikan
informasi spasial maupun non spasial secara bersama-sama dalam bentuk vektor, raster, ataupun data tabular.
Hasil  analisis  data-data  ekologi,  data  sosial  budaya  masyarakat,  dan  data potensi  ekonomi  disintesis  sehingga  menghasilkan  peta-peta  dasartematik  peta
flora  fauna,  peta  bentang  alam,  peta  sosial  budaya,  dan  peta  potensi  ekonomi. Peta-peta  ini  digunakan  untuk  merancang  zona  pengelolaan  CTN  Nantu-
Boliyohuto.  Data-data  spasial  peta,  data  atribut  tabel  dan  data  lapangan koordinat  dianalisis  dengan  menggunakan  SIG  Sistem  Informasi  Geografis.
Semua  data  spasial  berupa  peta-peta  dasar  didigit  dengan  menggunakan  alat digitizer.  Hasil  input  data  tersebut  dikoreksi  melalui  proses  pengeditan  untuk
melihat  error  yang  ada.  Setelah  semua  error  dikoreksi  dilakukan  proses transformasi  titik  koordinat  menjadi  koordinat  UTM  Universal  Transverse
Mercator .  Proses  penggabungan  dua  atau  lebih  coverage    menjadi  1  coverage
dilakukan dengan proses MAPJOIN, setelah menjadi satu coverage, setiap poligon yang  ada  diberikan  label  untuk  pemberian  atribut  info.  Gabungan  data  spasial
dan  data  atribut  yang  telah  diberikan  didapatkan  hasil  berupa  pangkalan  data untuk  masing-masing  jenis  peta.  Semua  data  yang  diubah  ke  dalam  bentuk  peta
digital  komputer  beserta  pangkalan  datanya,  dianalisis  secara  spasial  dengan menggunakan  metode  penampalan  overlay  di  antara  peta-peta  digital  tersebut
sehingga  terbentuk  peta  baru  berupa  zonasi  pengelolaan  CTN  Nantu-Boliyohuto yang terbagi atas zona inti, zona rimba, dan zona pemanfaatan.
Peta-peta  yang  dihasilkan  berupa:  1  peta  ekologi,  meliputi  peta  penutupan lahan, peta penyebaran satwa dan penyebaran tumbuhan langka dan endemik, peta
kelerengan,  peta  topografi,  peta  hidrologi;  2  peta  sosial,  meliputi  peta penggunaan  lahan  oleh  masyarakat;  dan  3  peta  sosial  ekonomi,  meliputi  peta
obyek dan daya tarik wisata, dan peta aksesibilitas.
                                            
                