Status Hara Tanah Desain Data

5. Percobaan pot di kamar kaca Percobaan-percobaan biological test dapat pula dilakukan di kamar kaca dengan menggunakan pot. Contoh-contoh tanah diambil dari daerah yang akan diteliti kemudian dengan berat tertentu dimasukkan ke dalam pot dan ditanami dengan tanaman tertentu pula dan ditambahkan pupuk menurut jenis dan jumlah yang direncanakan sebagian tanpa pupuk. Dari pertumbuhan atau produksi tanaman yang ada dapat diketahui kekurangan dan kebutuhan akan unsur hara dari tanah dan tanaman tersebut. Potensi aktual didapatkan dengan mempertimbangkan ketiga faktor di atas, yaitu varietas yang digunakan oleh petani, tingkat irigasi, dan kondisi lahan yang dimiliki petani. Keluaran yang dihasilkan ditampilkan dalam dua satuan, yaitu ton GKPha Gabah Kering Panen dan ton GKGha Gabah Kering Giling. Konversi dari GKP menjadi GKG adalah dengan mengalikan angka dalam GKP dengan faktor 0.9 sehingga didapatkan nilai dalam satuan GKG. Pemakaian dua satuan ini ditujukan untuk kemudahan bagi pengguna. Penyuluh-penyuluh pertanian dan petani di daerah Bogor terbiasa menggunakan satuan GKP untuk menghitung hasil produktivitas. Kondisi ini mungkin berbeda dengan penyuluh dan petani di daerah lainnya.

d. Status Hara Tanah

Pada form3 takaran.frm, pengguna memasukkan target hasil yang ingin dicapai, di mana target hasil ini tidak boleh melebihi potensi aktual yang sudah diperhitungkan sebelumnya. Kemudian untuk mengetahui takaran pupuk berimbang yang diperlukan, pengguna harus memilih status hara dan tekstur tanah yang sesuai dengan lahan mereka. Pilihan status hara dan tekstur tanah disimpan dalam ComboBox. Status hara N, P, dan K masing-masing disimpan dalam variabel statN, statP, dan statK. Informasi mengenai status hara dan tekstur tanah ditampilkan dalam frame tersendiri, yaitu frm_stat. Tampilan frm_stat dapat dilihat pada Gambar 11. Status hara tanah dapat ditentukan dengan berbagai macam cara, di antaranya uji tanah dan uji tanaman. Baik uji tanah maupun uji tanaman memiliki keterbatasan, antara lain 1 memerlukan laboratorium dan peralatan yang mahal dan tidak tersedia di banyak tempat, 2 biaya perawatan peralatan mahal dan kadangkala sulit diperbaiki apabila terjadi kerusakan, 3 bahan-bahan kimia relatif mahal atau bahkan tidak tersedia di daerah, 4 sulit mengambil contoh tanah dan tanaman yang mewakili hamparan, 5 kemungkinan kon- taminasi dalam memproses contoh, baik tanah maupun tanaman, 6 hasilnya sangat ditentukan oleh kondisi alat yang digunakan dan keterampilan serta pengalaman analisnya. Dengan demikian, sangat kecil kemungkinan petani sebagai pengguna terlibat langsung dalam kegiatan pengujian atau dalam penetapan kebutuhan pupuk. Selain itu, implementasi di lapang menggunakan data hasil uji tanah danatau tanaman, menurut pengalaman, hasilnya sering kurang memuaskan. Bertitik tolak dari hal tersebut, maka diperlukan cara baru dalam menentukan kebutuhan pupuk untuk tanaman padi yang lebih mudah, tepat, praktis dan dapat dilakukan oleh petani itu sendiri, yaitu dengan Petak Omisi Omission Plot. Petak Omisi diartikan sebagai petak yang dibuat di lahan petanikelompok tani, ditanami padi dengan pengelolaan dan pemupukan N, P, dan K yang optimal. Kemudian hasil gabah dibandingkan dibagi dengan hasil yang optimal dari petak yang tanpa satu unsur saja seperti tanpa N, tanpa P, atau tanpa K. Besarnya respon persentase hasil tersebut masing-masing menunjukkan status hara N, P, dan K tanah. Keuntungan metode Petak Omisi antara lain adalah : 1. dapat dilaksanakan oleh petanipenyuluh itu sendiri, 2. mudah dikembangkan di lahan-lahan petani lainnya secara meluas, 3. mudah terlihat oleh petanipenyuluh perlutidaknya pemberian pupuk tertentu secara langsung berdasarkan penampilan tanaman; 4. kesalahan sampling danatau faktor manusia dapat diperkecil; 5. manfaat penggunaan pupuk akan lebih terasa oleh petani, termasuk penghematan penggunaan pupuk, 6. mempercepat adopsi teknologi penggunaan pupuk oleh petani, 7. pemupukan spesifik lokasi menjadi realististepat, karena dapat diterapkan per unit lahan petani atau kelompok tani. Meski demikian perlu diantisipasi kelemahan metode ini seperti perlunya perawatan tanaman lebih baik untuk mencegah serangan hama, penyakit, gulma, dan kekeringan serta sukarnya menentukan kebutuhan pupuk suatu arealwilayah akibat takaran pupuk yang kemungkinan beragam antar lahan petani. Lahan potensial yang sesuai dan layak untuk pelaksanaan pengkajian Petak Omisi adalah lahan irigasi yang mempunyai ketersediaan air minimal 10 bulan, baik berupa irigasi teknis maupun sederhana. Ukuran petak masing-masing perlakuan adalah 5 m x 5 m, kecuali apabila lahannya berteras atau sempit memanjang. Pada daerah seperti itu, ukuran petak dapat diubah menjadi 6 m x 4 m atau 8 m x 3 m. Tiap petak perlakuan harus dipisahkan dari perlakuan yang satu dengan lainnya menggunakan pematang galengan. Tinggi minimal pematang 15 cm dan lebar 20-30 cm. Dalam pengkajian ini perlu dijelaskan kepada petani untuk tidak menambahkan pupuk apapun pada semua petak perlakuan kecuali yang telah ditetapkan. Usahakan selama pengkajian tidak ada masalah dengan ketersediaan air terutama pada musim kemarau yang mungkin terjadi kekeringan pada areal pengkajian. Sebaiknya varietas padi yang dipilih adalah varietas unggul yang berdaya hasil tinggi dan tahan terhadap hamapenyakit utama seperti wereng coklat, penggerek batang, dan tungro.

e. Tekstur Tanah