Odum 1971, menyatakan bahwa tumbuhan paku merupakan tumbuhan kormophyta berspora yang dapat hidup di mana saja. Menurut Holtum 1968,
lingkungan tumbuhan paku mencakup tanah untuk akarnya, sinar matahari yang sampai ke daun, hujan, angin, perubahan suhu, termasuk tumbuhan lain yang tumbuh
di sekitarnya. Kondisi lingkungan di hutan tertutup ditandai dengan sedikitnya jumlah sinar yang menembus kanopi hingga mencapai permukaan tanah dan kelembaban
udara yang tinggi. Kondisi ini dapat terlihat dari jumlah paku yang dapat beradaptasi dengan cahaya matahari penuh tidak pernah dijumpai pada hutan yang benar-benar
tertutup. Beberapa paku hutan tidak dapat tumbuh di tempat yang terkena cahaya matahari. Berikut ditambahkan oleh Ewusie 1990, bahwa vegetasi pada
pegunungan sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim pada ketinggian yang berbeda- beda.
4.3. Tumbuhan Paku Dominan di Hutan Aek Nauli
Jenis tumbuhan paku yang dominan dapat diketahui dari Indeks Nilai Penting INP. Indeks Nilai Penting menyatakan kepentingan suatu jenis tumbuhan
serta memperlihatkan peranannya dalam komunitas, di mana nilai penting itu diperoleh dari hasil penjumlahan nilai Kerapatan Relatif KR dan Frekuensi Relatif
FR. Hasil perhitungan Indeks Nilai Penting dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Pada ketinggian 1200-1300 m dpl jenis tumbuhan paku yang memiliki INP tertinggi adalah Oleandra pistillaris yaitu sebesar 32,67 dan terendah adalah
Discranopteris linearis, Lindsaea lucida, dan Phymatopteris triloba, dengan nilai yang sama yaitu 2,10 . Dari Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa komposisi tumbuhan
paku pada ketinggian 1200-1300 m dpl diperoleh 31 jenis dengan jumlah individu sebanyak 577 individu250m
2 .
Hal ini menunjukkan bahwa faktor fisik lingkungan berpengaruh terhadap jenis paku ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2. Data Kerapatan, Frekwensi dan Indeks Nilai Penting Jenis Tumbuhan Paku pada Lokasi 1 1200-1300 m dpl di Hutan Aek Nauli
No. FAMILI
NAMA JENIS Jumlah
Ind250m K
ind m
2
KR
2
F FR
INP 1
Aspidiaceae Arachniodes hasseltii
17 0,068
2,95 0,2
3,51 6,46
2 Tectaria angulata
43 0,172
7,45 0,2
3,51 10,96
3 Aspleniaceae
Asplenium caudatum 11
0,044 1,91
0,2 3,51
5,42 4
Asplenium phyllitidis 4
0,016 0,69
0,1 1,75
2,45 5
Athyriaceae Diplazium velutinum
4 0,016
0,69 0,2
3,51 4,20
6 Blechnaceae
Blechnum indicum 7
0,028 1,21
0,2 3,51
4,72 7
Cyatheaceae Cyathea contaminans
9 0,036
1,56 0,1
1,75 3,31
8 Cyathea hymenodes
7 0,028
1,21 0,3
5,26 6,48
9 Davalliacaea
Davalia divaricata 4
0,016 0,69
0,1 1,75
2,45 10
Davalia trichomanoides 43
0,172 7,45
0,3 5,26
12,72 11
Humata repens 39
0,156 6,76
0,4 7,02
13,78 12
Gleicheniaceae Dicranopteris linearis
2 0,008
0,35 0,1
1,75 2,10
13 Grammitidaceae
Ctenopteris contigua 43
0,172 7,45
0,3 5,26
12,72 14
Lindsaeaceae Lindsaea lucida
2 0,008
0,35 0,1
1,75 2,10
15 Lomariopsidaceae
Elaphoglossum callifolium 7
0,028 1,21
0,2 3,51
4,72 16
Elaphoglossum robinsonii 19
0,076 3,29
0,2 3,51
6,80 17
Lycopodiaceae Lycopodium complanatum
3 0,012
0,52 0,1
1,75 2,27
18 Marattiaceae
Angipteris angustifolia 3
0,012 0,52
0,1 1,75
2,27 19
Nephrolepidacea Nephrolepis radicans
54 0,216
9,36 0,2
3,51 12,87
20 Olandraceae
Oleandra pistillaris 148
0,592 25,65
0,4 7,02
32,67
21 Polypodiaceae
Aglaomorpha Heraclea 5
0,02 0,87
0,2 3,51
4,38 22
Belvisia revolute 5
0,02 0,87
0,2 3,51
4,38 23
Crypsinopsis subfasciatus 22
0,088 3,81
0,1 1,75
5,57 24
Crypsinus wrayi 10
0,04 1,73
0,1 1,75
3,49 25
Goniophlebium verrucosum 6
0,024 1,04
0,1 1,75
2,79 26
Lepisorus longifolius 6
0,024 1,04
0,2 3,51
4,55 27
Phymatopteris triloba 2
0,008 0,35
0,1 1,75
2,10
28 Thelypteridaceae
Pneumatopteris callosa 8
0,032 1,39
0,1 1,75
3,14 29
Pronephrium triphyllum 10
0,04 1,73
0,2 3,51
5,24 30
Pseudophegopteris paludosa 11
0,044 1,91
0,2 3,51
5,42 31
Vittariaceae Vittaria ensiformis
23 0,092
3,99 0,2
3,51 7,49
577 2,308
100,00 5,7
100,00 200,00
Universitas Sumatera Utara
Menurut Ewusie 1990, bahwa cahaya, temperatur dan air secara ekologis merupakan faktor lingkungan yang penting. Selanjutnya Setiadi 1989 dalam Sofyan
1991, menyatakan jenis tumbuhan yang mempunyai Indeks Nilai Penting tertinggi di antara vegetasi sesamanya disebut jenis yang dominan. Hal ini mencerminkan
tingginya kemampuan jenis tersebut dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada dan dapat bersaing terhadap jenis lainnya. Selanjutnya Odum 1996,
menjelaskan bahwa umumnya jenis yang dominan adalah jenis-jenis di dalam suatu komunitas dengan produktivitas yang besar dan sebagian besar mengendalikan arus
energi.
Menurut Sastrapraja dan Afriastini 1979, umumnya di daerah pegunungan tumbuhan paku akan banyak dijumpai dari pada daerah dataran rendah. Namun ada
beberapa jenis dari paku-pakuan yang memiliki penyebaran yang sempit. Selanjutnya Krebs 1985, kelembaban tanah mempengaruhi penyebaran geografi pada sebagian
besar pohon pada hutan pegunungan dan mempengaruhi kandunganketersediaan air tanah di mana hubungan dengan suhu dapat mempengaruhi keseimbangan air
tumbuhan. Tingginya nilai frekwensi relatif menunjukkan banyaknya jumlah jenis tersebut pada masing-masing lokasi.
Komposisi tumbuhan paku tertinggi pada ketinggian 1200-1300 m dpl adalah Oleandra pistillaris dengan nilai Kerapatan Relatif KR sebesar 25,65. Nilai
komposisi tumbuhan paku terendah terdapat pada jenis Discranopteris linearis, Lindsaea lucida, dan Phymatopteris triloba dengan nilai Kerapatan Relatif KR yang
sama yaitu 0,35 .
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3. Data Kerapatan, Frekwensi dan Indeks Nilai Penting Jenis Tumbuhan Paku pada Lokasi 2 1300-1400 m dpl di Hutan Aek Nauli
INP tertinggi tumbuhan paku ketinggian 1300-1400 m dpl terdapat pada jenis Tecataria angulata, yaitu 27,29 dan yang terendah pada jenis Phymatosorus
longissima, yaitu 2,17 . Tingginya Indeks Nilai Penting pada jenis paku disebabkan oleh rendahnya keberadaan jenis paku yang lain dan tingginya kerapatan relatif jenis
Tecataria angulata, juga karena faktor abiotik lingkungan yang mendukung untuk
No .
FAMILI NAMA JENIS
Jumlah Ind250m
K ind m
2
KR
2
F FR
INP 1
Aspidiaceae Heteregonium wignanii
34 0,136
5,76 0,3
6,00 11,76
2 Tectaria melanocaula
5 0,02
0,85 0,1
2,00 2,85
3 Aspleniacea
Asplenium nidus 6
0,024 1,02
0,2 4,00
5,02 4
Asplenium phyllitidis 17
0,068 2,88
0,3 6,00
8,88 5
Asplenium pellucidum 20
0,08 3,39
0,2 4,00
7,39 6
Asplenium phyllitidis 10
0,04 1,69
0,2 4,00
5,69 7
Asplenium sp 3
0,012 0,51
0,1 2,00
2,51 8
Athyriaceae Athyrium dilatatum
21 0,084
3,56 0,5
10,00 13,56
9
Tectaria angulata
102 0,408
17,29 0,5
10,00 27,29
10 Blechanceae
Blechnum indicum 10
0,04 1,69
0,2 4,00
5,69 11
Brainea insignis 50
0,2 8,47
0,2 4,00
12,47 12
Cyatheaceae Cyathea contaminans
31 0,124
5,25 0,3
6,00 11,25
13 Davalliaceae
Davalia trichomanoides 35
0,14 5,93
0,2 4,00
9,93 14
Gleicheniaceae Gleichenia linearis
35 0,14
5,93 0,2
4,00 9,93
15 Gleichenia longissima
50 0,2
8,47 0,2
4,00 12,47
16 Lindsaeaceae
Lindsaea lucida 5
0,02 0,85
0,1 2,00
2,85 17
Lomariopsidaceae Elaphoglossum callifolium
2 0,008
0,34 0,1
2,00 2,34
18 Elaphoglossum robinsonii
15 0,06
2,54 0,3
6,00 8,54
19 Nephrolepidaceae
Nephrolepis dicksonoides 24
0,096 4,07
0,1 2,00
6,07 20
Oleandraceae Oleandra pistillaris
22 0,088
3,73 0,2
4,00 7,73
21 Polypodiaceae
Aglaomorpha Heraclea 3
0,012 0,51
0,1 2,00
2,51 22
Phymatosorus longissima
1 0,004
0,17 0,1
2,00 2,17
23 Pyrrosia foccigera
85 0,34
14,41 0,2
4,00 18,41
24 Selaginellaceae
Selaginela ornate 4
0,016 0,68
0,1 2,00
2,68 590
2,36 100,00
5 100,00
200,00
Universitas Sumatera Utara
tumbuh, dimana suhu 22,33 C , intensitas cahaya 530 lux dan kelembaban 75,67
Tabel 4.3.
Tingginya jumlah jenis paku-pakuan pada lokasi II kemungkinan disebabkan karena faktor lingkungan faktor fisik yang sesuai untuk kehidupan berbagai jenis
paku. Pada lokasi II naungan pohon masih banyak , sehingga kelembaban udara lebih tinggi dan paku-pakuan cenderung hidup pada naungan pohon.
Komposisi tumbuhan paku pada ketinggian 1300-1400 m dpl diperoleh 24 jenis dengan jumlah individu sebanyak 590 individu250m
2
. Komposisi tumbuhan paku tertinggi adalah Tectaria angulata dengan nilai Kerapatan Relatif KR sebesar 17,29
. Nilai komposisi tumbuhan paku terendah terdapat pada jenis Phymatosorus longissima dengan nilai Kerapatan Relatif KR sebesar 0,17 Tabel 4.3. Tinggi
rendahnya nilai KR dari jenis di atas menunjukkan keadaan lingkungan yang berubah, meliputi penurunan suhu, kelembaban yang tinggi, dan tanah yang miskin
nutrisi seiring laju penambahan ketinggian tempat dan daya tumbuh dan penyebaran biji tidak efektif. Menurut Suseno Riswan dalam Sofyan 1991, kerapatan
tumbuhan dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan serta tersedianya biji.
Pada lokasi II nilai FR tertinggi terdapat pada Athyrium dilatatum dan Tectaria angulata yaitu 10,00 . Tingginya nilai ini menunjukkan banyaknya jumlah
jenis tersebut pada lokasi ini. Jenis-jenis tersebut mampu bertahan hidup dan berkembang dengan baik serta memiliki penyebaran yang luas. Loveles 1989,
menyatakan bahwa sebahagian tumbuhan dapat berhasil tumbuh dalam kondisi lingkungan yang beraneka ragam sehingga tumbuhan tersebut cenderung berkembang
luas.
Universitas Sumatera Utara
Nilai FR terendah terdapat pada Aglaomorpha Heraclea, Asplenium sp, Elaphoglossum callifolium, Lindsaea lucida, Nephrolepis dicksonoides,
Phymatosorus longissima, Selaginela ornate, Tectaria melanocaula yaitu 2,00 . Nilai FR yang rendah menunjukkan bahwa jenis-jenis tersebut mempunyai jumlah
yang paling sedikit. Ini juga diduga karena faktor lingkungan yang kurang cocok dengan syarat tumbuh pada tumbuhan itu.
Nilai INP tertinggi tumbuhan paku pada lokasi III yaitu pada ketinggian 1400- 1500 m dpl terdapat pada jenis Crypsinopsis subfasciatus, yaitu 28,77 , dan yang
terendah pada jenis Cyathea contaminans yaitu 2,47 Tabel 4.4 . Menurut Indriyanto 2006, keberhasilan jenis-jenis ini untuk tumbuh dan bertambah
banyak tidak lepas dari daya mempertahankan diri pada kondisi lingkungan. Dan juga jenis-jenis yang lain yang memiliki nilai tertinggi merupakan kelompok jenis yang
mempunyai frekuensi dan kerapatan yang tinggi pada ketinggian atau lokasi tersebut.
Komposisi tumbuhan paku pada ketinggian 1400-1500 m dpl diperoleh 29 jenis dengan jumlah individu sebanyak 804 individu250m
2
. Komposisi tumbuhan paku tertinggi adalah Crypsinopsis subfasciatus dengan nilai Kerapatan Relatif KR
sebesar 17,66 . Nilai komposisi tumbuhan paku terendah terdapat pada jenis Cyathea contaminans dengan nilai Kerapatan Relatif KR sebesar 0,25 . Tabel
4.4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 . Data Kerapatan, Frekwensi dan Indeks Nilai Penting Jenis Tumbuhan Paku pada Lokasi 3 1400-1500 m dpl di Hutan Aek Nauli
No FAMILI
NAMA JENIS
Jumlah Ind250m
K ind m
2
KR
2
F FR
INP 1
Aspleniaceae Asplenium caudatum
45 0,18
5,60 0,1
2,22 7,82
2 Asplenium phyllitidis
23 0,092
2,86 0,3
6,67 9,53
3 Asplenium sp.
5 0,02
0,62 0,1
2,22 2,84
4 Athyriaceae
Diplazium sp. 4
0,016 0,50
0,1 2,22
2,72 5
Diplazium velutinum 12
0,048 1,49
0,1 2,22
3,71 6
Blechnaceae Brainea insignis
6 0,024
0,75 0,1
2,22 2,97
7 Cyatheaceae
Cyathea contaminans 2
0,008 0,25
0,1 2,22
2,47
8 Davalliaceae
Davalia trichomanoides 12
0,048 1,49
0,1 2,22
3,71 9
Humata pectinata 41
0,164 5,10
0,1 2,22
7,32 10
Gleicheniaceae Dicranopteris linearis
34 0,136
4,23 0,1
2,22 6,45
11 Gleichenia longissima
12 0,048
1,49 0,1
2,22 3,71
12 Hypolepidaceae
Histiopteris incise 36
0,144 4,48
0,1 2,22
6,70 13
Pteridium aquilinum 13
0,052 1,62
0,2 4,44
6,06 14
Lindsaeaceae Lindsaea lucida
23 0,092
2,86 0,1
2,22 5,08
15 Sphenomeris chinensis
115 0,46
14,30 0,1
2,22 16,53
16 Lomariopsidaceae
Elaphoglossum callifolium 5
0,02 0,62
0,2 4,44
5,07 17
Lycopodiaceae Lycopodium cernuum
3 0,012
0,37 0,1
2,22 2,60
18 Nephrolepidaceae
Nephrolepis dicksonoides 41
0,164 5,10
0,2 4,44
9,54 19
Nephrolepis radicans 28
0,112 3,48
0,2 4,44
7,93 20
Oleandraceae Oleandra pistillaris
12 0,048
1,49 0,2
4,44 5,94
21 Polypodiaceae
Aglaomorpha Heraclea 21
0,084 2,61
0,1 2,22
4,83 22
Crypsinopsis subfasciatus 142
0,568 17,66
0,5 11,11
28,77
23 Dipteris conjugate
55 0,22
6,84 0,1
2,22 9,06
24 Lepisorus longifolius
13 0,052
1,62 0,3
6,67 8,28
25 Phymatopteris triloba
26 0,104
3,23 0,2
4,44 7,68
26 Pyrrosia foccigera
45 0,18
5,60 0,2
4,44 10,04
27 Selliguea lima
8 0,032
1,00 0,1
2,22 3,22
28 Thelypteridaceae
Pronephrium triphyllum 12
0,048 1,49
0,2 4,44
5,94 29
Vittariaceae Antrophyum semicostatum
10 0,04
1,24 0,1
2,22 3,47
804 3,216
100,00 4,5
100,00 200,00
Pada lokasi III jumlah nilai FR tertinggi terdapat pada Crypsinopsis subfasciat, yaitu 11,11 dan FR yang paling rendah terdapat pada Aglaomorpha
Universitas Sumatera Utara
Heraclea, Antrophyum semicostatum, Asplenium caudatum, Asplenium sp., Brainea insignis, Cyathea contaminans, Davalia trichomanoides, Dicranopteris linearis,
Diplazium sp., Diplazium velutinum, Dipteris conjugate, Gleichenia longissima, Histiopteris incise, Humata pectinata, Lindsaea lucida, Lycopodium cernuum,
Selliguea lima, Sphenomeris chinensis yaitu dengan nilai 2,22 . Hal ini menunjukkaan bahwa Crypsinopsis subfasciatus tersebar merata pada lokasi III,
sedangkan jenis yang memiliki niai FR terendah tidak tersebar merata.
Tabel 4.5. Data Kerapatan, Frekwensi dan Indeks Nilai Penting Jenis Tumbuhan Paku pada Lokasi 4 1500-1600 m dpl di Hutan Aek Nauli
INP tertinggi tumbuhan paku ketinggian 1500-1600 m dpl terdapat pada jenis Pteridium aquilinium, yaitu 28,41 dan yang terendah pada jenis Nephrolepis
No. FAMILI
NAMA JENIS Jumlah
Ind250 m K
ind m
2
KR
2
F FR
INP 1
Cyatheaceae Cyathea glabra
21 0,084
1,97 0,1
2,22 4,20
2 Davalliaceae
Humata pectinata 76
0,304 7,14
0,6 13,33
20,48 3
Humata repens 37
0,148 3,48
0,1 2,22
5,70 4
Gleicheniaceae Dicranopteris linearis
68 0,272
6,39 0,4
8,89 15,28
5 Gleichenia linearis
19 0,076
1,79 0,1
2,22 4,01
6 Gleichenia longissima
86 0,344
8,08 0,4
8,89 16,97
7 Gleichenia truncate
86 0,344
8,08 0,2
4,44 12,53
8 Hypolepidaceae
Pteridium aquilinum 255
1,02 23,97
0,2 4,44
28,41
9 Lindsaeaceae
Sphenomeris chinensis 11
0,044 1,03
0,1 2,22
3,26 10
Lomariopsidaceae Elaphoglossum callifolium
24 0,096
2,26 0,2
4,44 6,70
11 Lycopodiaceae
Lycopodium cernuum 139
0,556 13,06
0,2 4,44
17,51 12
Marattiaceae Angiopteris evecta
10 0,04
0,94 0,1
2,22 3,16
13 Nephrolepidaceae
Nephrolepis radicans 4
0,016 0,38
0,1 2,22
2,60
14 Oleandraceae
Oleandra pistillaris 26
0,104 2,44
0,2 4,44
6,89 15
Polypodiaceae Crypsinopsis subfasciatus
16 0,064
1,50 0,3
6,67 8,17
16 Dipteris conjugate
38 0,152
3,57 0,1
2,22 5,79
17 Lepisorus longifolius
21 0,084
1,97 0,1
2,22 4,20
18 Phymatopteris triloba
43 0,172
4,04 0,4
8,89 12,93
19 Thelypteridaceae
Pronephrium triphyllum 73
0,292 6,86
0,5 11,11
17,97 20
Vittariaceae Vittaria ensiformis
11 0,044
1,03 0,1
2,22 3,26
1064 4,256
100,00 4,5
100,00 200,00
Universitas Sumatera Utara
radicans, yaitu 2,60 Tabel 4.5. Komposisi tumbuhan paku pada ketinggian 1500-1600 m dpl diperoleh 20 jenis dengan jumlah individu sebanyak 1064
individu250m
2
. Komposisi tumbuhan paku tertinggi adalah Pteridium aquilinium dengan nilai Kerapatan Relatif KR sebesar 23,97 . Nilai komposisi tumbuhan
paku terendah terdapat pada jenis Nephrolepis radicans dengan nilai Kerapatan Relatif KR sebesar 0,38 Tabel 4.5.
Pada lokasi IV jumlah nilai FR tertinggi terdapat pada Humata pectinata, yaitu dengan nilain FR 13,33 dan nilai FR yang paling rendah terdapat pada
Angiopteris evecta, Cyathea glabra, Dipteris conjugate, Gleichenia linearis, Humata repens, Lepisorus longifolius, Nephrolepis radicans, Sphenomeris chinensis, Vittaria
ensiformis, yaitu dengan nilai FR sebesar 2,22 . Hal ini menunjukkan bahwa Humata pectinata tersebar merata pada lokasi IV, sedangkan jenis yang memiliki niai
FR terendah tidak tersebar merata.
INP tertinggi tumbuhan paku ketinggian 1600-1700 m dpl terdapat pada jenis Gleichenia longisima, yaitu 32,19 dan yang terendah pada jenis Elaphoglossum
callifolium, yaitu 2,20 Tabel 4.6. Menurut Indrawan 1978, bahwa tumbuh- tumbuhan yang mempunyai adaptasi tinggilah yang bisa hidup sukses di suatu
daerah. Selain itu juga dipengaruhi oleh pertumbuhan dari bibit atau kecambah dari suatu jenis. Selanjutnya Resosoedarmo et al. 1989, juga menyatakan bahwa dalam
suatu komunitas pengendali kehadiran jenis-jenis dapat berupa satu atau beberapa jenis tertentu atau dapat pula sifat-sifat fisik habitat. Meskipun demikian tidak ada
batas yang nyata antara keduanya, sebab keduanya dapat saja beroperasi secara bersamaan atau saling mempengaruhi, misalnya saja kondisi tanah, topografi, elevasi
dan iklim.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6. Data Kerapatan, Frekwensi dan Indeks Nilai Penting Jenis Tumbuhan Paku pada Lokasi 5 1600-1700 m dpl di Hutan Aek Nauli
Komposisi tumbuhan paku pada ketinggian 1600-1700 m dpl diperoleh 20 jenis dengan jumlah individu sebanyak 1094 individu250m
2
. Komposisi tumbuhan paku tertinggi adalah Gleichenia longisima dengan nilai Kerapatan Relatif KR
sebesar 24,50 . Nilai komposisi tumbuhan paku terendah terdapat pada jenis Elaphoglossuam callifolium dengan nilai Kerapatan Relatif KR sebesar 0,27
Tabel 4.6. Tinggi rendahnya nilai KR pada jenis-jenis tersebut di atas menunjukkan keadaan lingkungan yang berubah, meliputi suhu rata-rata 19,5
C, kelembaban yang tinggi rata-rata 94,3 , dan intensitas cahaya rata-rata 426,6 Lux.
N o.
FAMILI NAMA JENIS
Jumlah Ind250 m
K ind m
2
KR
2
F FR
INP 1
Aspleniaceae Asplenium nidus
5 0,02
0,46 0,2
3,85 4,30
2 Asplenium subnormal
5 0,02
0,46 0,1
1,92 2,38
3 Athyriaceae
Diplazium velutinum 7
0,028 0,64
0,1 1,92
2,56 4
Blechnaceae Blechnum indicum
12 0,048
1,10 0,3
5,77 6,87
5 Cyatheaceae
Cyathea glabra 6
0,024 0,55
0,3 5,77
6,32 6
Cyathea hymenodes 5
0,02 0,46
0,2 3,85
4,30 7
Davalliaceae Humata pectinata
23 0,092
2,10 0,2
3,85 5,95
8 Gleicheniaceae
Dicranopteris linearis 73
0,292 6,67
0,4 7,69
14,37 9
Gleichenia longissima 268
1,072 24,50
0,4 7,69
32,19
10 Lindsaeaceae
Lindsaea bonillodii 23
0,092 2,10
0,2 3,85
5,95 11
Lomariopsidaceae Elaphoglossum callifolium
3 0,012
0,27 0,1
1,92 2,20
12
Elaphoglossum robinsonii 86
0,344 7,86
0,6 11,54
19,40 13
Lycopodiaceae Lycopodium cernuum
235 0,94
21,48 0,3
5,77 27,25
14 Oleandraceae
Oleandra pistillaris 5
0,02 0,46
0,1 1,92
2,38 15
Polypodiaceae Cheiropleuria bicuspida
4 0,016
0,37 0,1
1,92 2,29
16 Phymatopteris triloba
60 0,24
5,48 0,3
5,77 11,25
17 Selliguea lima
75 0,3
6,86 0,4
7,69 14,55
18 Selaginellaceae
Selaginella ornate 129
0,516 11,79
0,4 7,69
19,48 19
Thelypteridaceae Pronephrium triphyllum
67 0,268
6,12 0,3
5,77 11,89
20 Vittariaceae
Antrophyum callifolium 3
0,012 0,27
0,2 3,85
4,12 1094
4,376 100,00
5,2 100,00
200,00
Universitas Sumatera Utara
Pada lokasi V jumlah nilai FR tertinggi terdapat pada Elaphoglossum robinsonii yaitu sebesar 11,54 , sedangkan nilai FR terendah terdapat pada
Asplenium subnormal, Cheiropleuria bicuspida, Diplazium velutinum, Elaphoglossum callifolium, Oleandra pistillaris, yaitu dengan nilai FR sebesar
1,92. Hal ini menunjukkaan bahwa Elaphoglossum robinsonii tersebar merata pada lokasi V, sedangkan jenis yang memiliki niai FR terendah tidak tersebar merata.
Tabel 4.6.
4.4. Indeks Keanekaragaman H’ dan Indeks Keseragaman E pada lima Lokasi