Kinerja Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kabupaten Klaten

C. Kinerja Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kabupaten Klaten

Penilaian kinerja merupakan suatu kegiatan yang amat penting karena Penilaian kinerja merupakan suatu kegiatan yang amat penting karena

Penilaian kinerja adalah kegiatan membandingkan antara hasil yang yang duperoleh atau kenyataan dilapangan dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Perbaikan kinerja organisasi publik dalam memberikan pelayanan publik menjadi suatu hal yang sangat penting karena berhubungan erat dengan kepentingan orang banyak. Sehingga dalam melakukan kinerja diharapkan organisasi publik memberikan pelayanan yang optimal. Pelayanan optimal dapat diwujudkan dalam suatu bentuk kinerja organisasi yang mana dalam kinerja tersebut memuat indikator-indikator yang digunakan sebagai tolok ukur keberhasilannya.

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai kinerja kinerja Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten dalam pemberdayaan UKM Tenun Lurik. Umtuk mengukur kinerjanya digunakan indikator produktivitas, responsivitas dan akuntabilitas.

1. Indikator Produktivitas Produktivitas pada umumnya dipahami sebagai rasio antara input dengan

output, artinya perbandingan sejauh mana upaya yang dilakukan dengan hasil output, artinya perbandingan sejauh mana upaya yang dilakukan dengan hasil

Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten diketahui bahwa jumlah usaha kecil di Kabupaten Klaten menunjukan peningkatan, hal tersebut diikuti pula dengan peningkatan jumlah tenaga kerja yang diserap. Seperti yang dapat dilihat pada tabel 1.3. Hal tersebut sesuai yang disampaikan oleh Bapak Yoenanto Sinung Noegroho selaku Kepala Seksi Pemberdayaan UMKM di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten sebagai berikut :

”Sejak krisis yang lalu jumlah UKM di Klaten ini mengalami peningkatan yang signifikan terutama usaha kecilnya mbak, sehingga meningkatkan jumlah tenaga kerja yang diserap juga.” (Wawancara, 02 November 2010)

Jenis usaha industri yang ada di Kabupaten Klaten bermacam-macam dan hampir semua mengalami peningkatan. Salah satunya usaha tenun lurik. Dulu usaha tenun lurik sudah berjaya namun beberapa tahun terakhir mengalami kelesuan karena permintaan akan tenun lurik yang rendah. Ditambah terjadinya gempa tahun 2006 lalu membuat usaha ini tambah lesu. Seiring perkembangan jaman tenun lurik mulai diminati kembali. Hal ini didukung pula dengan

Kabupaten Klaten menjadikan lurik semakin diminati dan dikembangkan. Tidak hanya masyarakat lokal saja yang meminati kain lurik, namun wisatawan mancanegara sangat tertarik untuk mengenakan lurik. Hal tersebut sesuai yang disampaikan Bapak Yoenanto Sinung Noegroho selaku Kepala Seksi Pemberdayaan UMKM di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten sebagai berikut :

”Lurik itu dulu sempat jaya pada tahun 1980 bahkan pemasarannya sampai ke luar kota, tapi usaha tenun lurik tersebut sempat lesu, permintaan lurik menurun jadi banyak pengrajin tenun lurik akhirnya gulung tikar. Tapi dengan adanya peraturan Bupati untuk penggunaan seragam lurik. Sekarang permintaan lurik meningkat.” (Wawancara, 02 November 2010)

Hal senada juga diungkapkan Bapak Wahyono salah satu pegawai Seksi Pemberdayaan UMKM di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten berikut ini :

“Memang, akhirnya dampak yang dirasakan para pengrajin lurik sangat menggembirakan. omzet naik, harga juga meningkat, keuntungan bertambah. Mereka juga tidak perlu promosi gencar karena order akhirnya datang sendiri, imbasnya ini turut menjadi pemberdayaan masyarakat melalui penyerapan tenaga kerja dari masyarakat.” (Wawancara, 02 November 2010)

Hal yang sama diungkapkan Bapak Sunarjo salah satu pengusaha tenun lurik di desa Burikan Kecamatan Cawas sebagai berikut : “Usaha tenun lurik ini sudah dari dulu tapi sempat lesu tapi sekarang saya

menyambut gembira karena para PNS wajib memakai pakaian lurik setiap Rabu sehingga banyak pegawai yang pesan kain lurik dan produksi meningkat.” (Wawancara, 31 Oktober 2010)

Pernyataan tersebut didukung pula dengan yang disampaikan Bapak Rahmat salah satu pengusaha tenun lurik di Kecamatan Pedan berikut ini : Pernyataan tersebut didukung pula dengan yang disampaikan Bapak Rahmat salah satu pengusaha tenun lurik di Kecamatan Pedan berikut ini :

turun temurun walaupun tidak sedikit juga pengusaha baru yang mendirikan usahanya sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Bapak Rahmat salah satu pengusaha tenun lurik di Kecamatan Pedan berikut :

”Usaha tenun saya ini sudah ada sejak tahun 1952 mbak, ini adalah warisan dari orangtua saya. Dulu namanya usaha tenun ”Apik” kemudian sekarang saya ganti menjadi ”Sumber Sandang” harapan saya bisa menjadi sumber penghidupan bagi semua.” (Wawancara, 04 November 2010)

Hal yang sama juga diungkapkan Ibu Muryati pengusaha tenun lurik dari desa Balak Kecamatan Cawas berikut ini : ”Kalau usaha tenun ini sudah tradisi turun temurun mbak, saya mewarisi

kemampuan menenun dari mertua saya. Setelah menikah saya menbantu usaha keluarga tenun ini bersama suami saya dan sekarang alhamdulilah berkembang dan maju.” (Wawancara, 04 November 2010)

Selain usaha yang dimiliki perorangan, banyak usaha tenun lurik di Kabupaten Klaten banyak yang membentuk kelompok tenun lurik sebagai wadah bagi pengrajin-pengrajin lurik ini. Adapun keunggulan dari dibentuknya kelompok tenun lurik antara lain : apabila ada pesanan dalam jumlah banyak mereka selalu siap karena penenun bukan dari satu orang sehingga bisa mengambil dari anggota lain dulu, kemudian kalau ada pelatihan atau pameran bisa berbagi tugas dalam manajemen usaha di kelompok dan lebih mudah untuk mengatasi masalah yang dihadapi karena bisa sharing dalam kelompok. Hal

”Sumber Rejeki Tex” di desa Mlese Kecamatan Cawas sebagai berikut :

”Dalam usaha tenun lurik ini kami membentuk kelompok yang ada ketua namun semua memiliki hak yang sama sebagai pemilik kelompok ini. Kelompok ini sudah terbentuk sejak tahun 2006 habis genpa itu. Ya keuntungannya kita dikelompok kalau ada pesanan yang mendadak kita selalu siap mbak karena kita selalu punya stok barang kalau yang satu tidak punya bisa ambil dari yang lain dulu. Lalu kalau ada pelatihan atau pameran gitu kita selalu gantian yang ikut supaya semua bisa berkembang.” (Wawancara, 03 November 2010)

Meski begitu tidak sedikit pula pengrajin tenun yang memilih untuk bekerja pada usaha milik perorangan. Hal tersebut diungkapkan ibu Muryati pengrajin di desa Burikan Kecamatan Cawas sebagai berikut :

”Dulu saya ikut kelompok tenun di desa ini mbak bersama ibu-ibu lain, tapi akhirnya saya keluar karena dalan kelompok hasilnya kurang pasti karena harus dibagi sama rata jadi kadang ada monopoli dari ketua kelompoknya. Saya lebih suka kerja di usaha perorangan ini karena upahnya lumayan dan untuk saya sendiri.” (Wawancara, 31 Oktober 2010)

Walaupun usaha tenun lurik bukan yang merupakan yang terbesar di Kabupaten Klaten namun potensi yang dimiliki usaha ini untuk berkembang sangat besar. Hal ini terlihat dengan terus meningkatnya permintaan akan tenun lurik baik lokal maupun luar daerah. Juga dengan meningkatnya jumlah tenaga kerja untuk usaha tenun lurik ini. Hal itu menjadikan usaha tenun lurik mempunyai kontribusi dalam perekonomian daerah dan menjadi salah satu usaha yang perlu untuk dikembangkan dan terus diberdayakan khususnya oleh Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten sebagai penanggungjawab bagi pemberdayaan UKM Tenun Lurik sehingga nantinya dapat berkembang dan maju. Hal tersebut sesuai dengan yang dijelaskan oleh Walaupun usaha tenun lurik bukan yang merupakan yang terbesar di Kabupaten Klaten namun potensi yang dimiliki usaha ini untuk berkembang sangat besar. Hal ini terlihat dengan terus meningkatnya permintaan akan tenun lurik baik lokal maupun luar daerah. Juga dengan meningkatnya jumlah tenaga kerja untuk usaha tenun lurik ini. Hal itu menjadikan usaha tenun lurik mempunyai kontribusi dalam perekonomian daerah dan menjadi salah satu usaha yang perlu untuk dikembangkan dan terus diberdayakan khususnya oleh Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten sebagai penanggungjawab bagi pemberdayaan UKM Tenun Lurik sehingga nantinya dapat berkembang dan maju. Hal tersebut sesuai dengan yang dijelaskan oleh

UKM Tenun Lurik ini, meski bukan UKM Terbesar namun potensi untuk dikembangkan sangat besar sehingga diharapkan dapat mandiri, maju dan menghasilkan produk yang lebih berkualitas.” (Wawancara, 02 November 2010)

Selain memiliki banyak potensi, dalam perjalanannya UKM Tenun Lurik juga mengalami bebagai hambatan dan permasalahan. Pemasalahan yang dihadapi oleh pegusaha tenun lurik pun berbeda-beda, diantaranya masalah permodalan yang diperlukan untuk mengembangkan usahanya, Sumber Daya Manusia (SDM) yang terbatas, masalah bahan baku, terbatasnya akses pemasaran. Hal tersebut sesuai dengan keterangan Bapak Wahyono salah satu pegawai seksi Pemberdayaan UMKM di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten sebagai berikut :

“Kalau persoalan yang dihadapi oleh UKM Tenun Lurik bermacam- macam mbak mulai dari kurangnya permodalan untuk mengembangkan usaha, SDM yang dimiliki juga terbatas karena pendidikannya yang masih rendah kemudian dari akses pemasarannya yang terbatas.” (Wawancara,

02 November 2010)

Hal tersebut sesuai dengan keterangan Bapak Sunarjo salah satu pengusaha lurik di desa Burikan Kecamatan Cawas sebagai berikut : “Masalah dalam pengembangan usaha tenun lurik ini banyak mulai dari

permodalan mbak karena untuk proses produksi membutuhkan biaya sedangkan pemesan akan membayar kalau pesanan sudah jadi dan paling hanya memberikan uang muka saja, cuaca untuk saat ini juga kurang mendukung mbak, padahal untuk penjemuran benang membutuhkan sinar matahari jadi karena benang belum kering proses produksi jadi terhambat dan pemesanan jadi lama selain itu tenaga kerja yang ada juga sudah tua mbak. Dari pemasaran kami juga kadang bingung mbak karena hanya di daerah sini saja, pengen saya ya sampai keluar daerah begitu, selain itu permodalan mbak karena untuk proses produksi membutuhkan biaya sedangkan pemesan akan membayar kalau pesanan sudah jadi dan paling hanya memberikan uang muka saja, cuaca untuk saat ini juga kurang mendukung mbak, padahal untuk penjemuran benang membutuhkan sinar matahari jadi karena benang belum kering proses produksi jadi terhambat dan pemesanan jadi lama selain itu tenaga kerja yang ada juga sudah tua mbak. Dari pemasaran kami juga kadang bingung mbak karena hanya di daerah sini saja, pengen saya ya sampai keluar daerah begitu, selain itu

Hal senada juga diungkapkan Bapak Sunardi sekertaris Kelompok Tenun “Sumber Rejeki Tex” berikut ini : “Kalau kendala dalam mengembangkan usaha tenun ini dari pemasarannya

mbak karena selama ini kami mendapat pesanan dari dinas, tapi kalau hanya mencukupi Dinas kan terbatas jadi kami membutuhkan pemasaran yang lebih luas selain itu kelangkaan bahan baku karena permintaan tenun lurik yang naik, maka banyak penjual benang yang sengaja menaikan harga dan kadang stok barang tidak ada.” (Wawancara, 03 November 2010) Selain itu kendala yang lain adalah karena kebanyakan penenun adalah

ibu-ibu rumah tangga yang punya sawah juga terkadang kalau musim tanam dan panen kadang banyak penenun yang berhenti dulu menenun karena harus mengurusi sawah sehingga produksi menjadi terhambat. Hal tersebut diungkapkan Bapak Sunarjo salah satu pengusaha lurik di desa Burikan Kecamatan Cawas sebagai berikut :

“Ya kalau musim tanam dan panen begini banyak pekerja yang izin dulu mbak beberapa hari padahal kan pesanan tetap ada sehingga terkadang waktu penyelesaian pesanan jadi mundur.” (Wawancara, 31 oktober 2010)

Oleh karena itu pembinaan dan pemberdayaan UKM Tenun Lurik saat ini dirasa sangat diperlukan untuk mengangkat perekonomian rakyat. Dengan berkembangnya perekonomian rakyat diharapkan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja dan memakmurkan masyarakat. Saat ini pemberdayaan untuk UKM Tenun Lurik dapat terealisasi dengan baik meskipun belum secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan jumlah UKM yang ada belum dapat diketahui dengan pasti. Karena kadang antusiasme dari pengusaha

Hal tesebut sesuai yang diungkapkan oleh Bapak Wahyono salah satu pegawai Seksi Pemberdayaan UMKM di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten berikut ini :

“Kalau pemberdayaan untuk UKM Tenun Lurik sudah kita lakukan dengan maksimal namun karena memang jumlah UKM Tenun Lurik yang banyak kami tidak bisa memberdayakan semuanya. Kalau data jumlah UKM Tenun Lurik yang ada kami dapat dari desa dan kecamatan. Kadang tidak semua UKM Tenun Lurik terdata.” (Wawancara, 02 November 2010) Hal tersebut didukung pula dengan yang diungkapkan Bapak Sularso salah

satu pegawai Seksi Pemberdayaan UMKM di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten berikut ini :

”Kalau jumlah UKM Tenun Lurik secara keseluruhan belum pasti karena terkadang ada UKM Tenun Lurik yang antusiasme dalam pendataan tapi ada juga yang tidak.” (Wawancara, 02 November 2010)

Kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten adalah melalui melalui kegiatan pelatihan pengembangan usaha, pelatihan keterampilan tehnis, bantuan pengadaan peralatan, bantuan akses permodalan serta bantuan akses pemasaran. Kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten untuk memberdayakan UKM Tenun Lurik tersebut telah memberikan manfaat yang besar bagi para pengusaha tenun lurik. Manfaat mulai dari semakin luas pemasaran, mendapat bantuan modal, berkembangnya usaha. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Sunarjo salah satu pengusaha lurik di desa Burikan Kecamatan Cawas sebagai berikut :

”Dengan kegiatan pameran dan bantuan yang diberikan oleh Dinas saya ”Dengan kegiatan pameran dan bantuan yang diberikan oleh Dinas saya

Hal senada juga diungkapkan Bapak Sunardi sekertaris Kelompok Tenun “Sumber Rejeki Tex” berikut ini :

"Kami merasa sangat terbantu dengan adanya pelatihan, bantuan dan kegiatan pameran dari Dinas mbak. Kini untuk setiap bulannnya omset penjualan saya meningkat dan usaha saya semakin berkembang dan harapan saya kegiatan dan bantuan ini diteruskan sampai kami bisa mandiri dalam usaha ini.” (Wawancara, 03 November 2010)

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa produktivitas Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten dalam pemberdayaan UKM Tenun Lurik sudah menampakan hasil yang optimal dalam memberdayakan UKM Tenun Lurik tersebut. Hal ini terlihat dari UKM Tenun Lurik hasil pembinaan dan pemberdayaan yang dapat meningkatkan produksi dan usahanya. Meskipun hasil pembinaan tersebut belum ke seluruh UKM Tenun Lurik yang ada hal ini dikarenakan jumlah UKM Tenun Lurik yang terdata belum mencapai keseluruhan karena antusiasme dari pengusaha tenun lurik sendiri yang kurang. Namun usaha yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten dalam mendukung pemberdayaan UKM Tenun Lurik mulai dari pelatihan, bantuan akses permodalan dan peralatan serta pameran untuk memperluas pemasaran telah memberikan hasil yang bermanfaat bagi UKM Tenun Lurik untuk maju, mandiri dan berkembang.

2. Indikator Responsivitas Responsivitas mengacu pada keselarasan antara program dan kegiatan

yang diberikan oleh organisasi publik dengan kebutuhan dan keinginan yang diberikan oleh organisasi publik dengan kebutuhan dan keinginan

Dalam operasionalnya Dinas Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten harus mampu menanggapi keluhan, tuntutan, dan kebutuhan dari para pengusaha tenun lurik sehingga pemberdayaan UKM Tenun Lurik dapat memberikan manfaat bagi UKM Tenun Lurik.

Dalam pemberdayaan UKM Tenun Lurik memang telah dilakukan kegiatan pelatihan dan telah mampu meningkatkan kemandirian dalam menjalankan usahanya. Sebagaimana yang diungkapkan Bapak Sunardi sekertaris Kelompok Tenun “Sumber Rejeki Tex” sebagai berikut :

“Dengan mengikuti pelatihan usaha kami semakin mandiri mbak, dengan ilmu yang kami peroleh dari pelatihan kami dapat mengembangkan usaha kami semakin maju. Tapi harapan kami ya kami jangan dilepas dulu karena kami masih kecil untuk usaha ini. Yang kami butuhkan dorongan semangat untuk berkembang lagi.” (Wawancara, 03 November 2010)

Dalam pemberdayaan UKM Tenun Lurik ini menjalani proses yang cukup panjang dan dalam jangka waktu tersebut UKM Tenun Lurik diharuskan melaporkan perkembangannya secara teratur. Setiap dua bulan sekali diadakan rapat antara Dinas dengan UKM Tenun Lurik. Namun terkadang apabila UKM Tenun Lurik mengalami masalah dalam usahanya dapat mendiskusikannya dengan Dinas sewaktu-waktu agar dapat segara diselesaikan. Hal tersebut sesuai

Pemberdayaan UMKM di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten sebagai berikut :

”Kami selalu mengadakan rapat dengan UKM untuk mensharingkan perkembangan usahanya dan kami siap memberikan bantuan apabila ada UKM yang mengalami kesulitan. Mereka bisa menghubungi kami. Kadang apabila ada yang menghadapi masalah kami langsung mendatangi UKM tersebut ketempatnya.” (Wawancara, 02 November 2010)

Hal serupa diungkapkan Bapak Sunardi sekertaris Kelompok Tenun “Sumber Rejeki Tex” berikut ini : “Untuk perkembangan usaha ini kami selalu mengkonsultasikan dengan

Dinas mbak, setiap dua bulan sekali kami mengadakan rapat dengan Dinas tapi kalau dengan kelompok setiap satu bulan sekali kami rapat rutin. Bagaimana pun Dinas sudah sangat membantu kami mbak.” (Wawancara,

03 November 2010)

Dan selama ini belum ada keluhan dari UKM Tenun Lurik mengenai kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten. Umumnya para pengusaha Tenun Lurik mengeluhkan karena susahnya untuk mencari modal, memasarkan produk, susahnya menjalin kemitraan dan lain-lain. Untuk mengatasi permaslahan tersebut pihak Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten mengadakan pelatihan agar mudah mencari modal dan menjalin kemitraan dengan mencarikan kemitraan yaitu lembaga perbankan. Dengan terjalinnya hubungan antara pihak UKM Tenun Lurik dengan lembaga perbankan itu diharapkan masalah permodalan yang dihadapi oleh UKM Tenun Lurik dapat teratasi. Hal tersebut sebagaimana diungkapkan Bapak Sularso salah satu pegawai Seksi

Kabupaten Klaten sebagai berikut : “Untuk sementara ini belum ada keluhan tentang kegiatan pemberdayan

UKM Tenun Lurik yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM tetapi keluhan banyak karena susahnya modal, sulitnya pemasaran produk serta SDM pelaku tenun lurik yang rendah dan lainnya.” (Wawancara, 02 November 2010)

Hal serupa diungkapkan Bapak Sunardi sekertaris Kelompok Tenun “Sumber Rejeki Tex” berikut ini : “Selama ini kami sangat senang mbak dengan kinerja Dinas Perindustrian

Perdagangan Koperasi dan UMKM tidak ada masalah. Selama ini kami selalu diberi dukungan untuk berkembang bahkan bisa dibilang kami sangat disayang oleh Dinas dengan banyaknya bantuan yang kami dapatkan.” (Wawancara, 03 November 2010)

Selain itu pihak Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten juga melakukan proses monitoring. Proses monitoring adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan secara berkala dan terus menerus, untuk dapat segera mendeteksi bila ada maslah dalam pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan, supaya dapat dilakukan tindakan perbaikan segera. Sebagaimana diungkapkan Bapak Wahyono salah satu pegawai Seksi Pemberdayaan UMKM di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten berikut ini :

“Proses monitoring dilakukan secara berkala untuk mengetahui perkembangan usaha mereka. Kami punya agenda pelatihan dan pameran kalau mereka kami undang tidak datang maka kami akan cari tahu mengapa kok mereka tidak datang.” (Wawancara, 02 November 2010)

Dengan adanya monitoring, UKM Tenun Lurik dapat dipantau apakah mereka mengalami perkembangan setelah mengikuti kegiatan-kegiatan dari Dinas

Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten cukup baik dalam upaya memberdayakan UKM Tenun Lurik. Keluhan dari para pengusaha UKM Tenun Lurik bukan berasal dari kinerja Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten tetapi cenderung pada masalah permodalan, manajemen, SDM yang terbatas dan akses kemitraan.

3. Indikator Akuntabilitas Akuntabilitas dapat didefinisikan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas

penyelenggaraan pelayanan. Akuntabilitas digunakan sebagai kriteria untuk mengetahui sejauhmana organisasi publik bertanggungjawab dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan nilai dan norma yang ada dalam masyarakat. Dalam hal ini adalah pertanggungjawaban dari Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten dalam pemberdayaan UKM Tenun Lurik.

Pertanggungjawaban Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten dalam pemberdayaan UKM Tenun Lurik adalah kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten yang dalam hal ini Bupati. Pertanggungjawaban ini kapada Bupati karena Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM merupakan bagian dari satuan kerja Pemerintah Kabupaten Klaten sehingga pertanggungjawabannya ditujukan kepada Bupati sebagai Kepala Daerah. Selain itu juga pertanggungjawaban kepada masyarakat mealui lembaga legislatif. Hal ini sesuai wawancara dengan Bapak Yoenanto Sinung Noegroho selaku Kepala Pemberdayaan UMKM di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten sebagai berikut :

Koperasi dan UMKM ini kepada Pemerintah Daerah yaitu Bupati dan kepada masyarakat melalui lembaga legislatif yaitu DPRD.” (Wawancara,

02 November 2010)

Hal-hal yang dipertanggungjawabkan oleh Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten dalam pemberdayan UKM Tenun Lurik ini adalah keuangan yaitu anggaran untuk kegiatan pemberdayaan dan capaian kinerja Dinas dalam program kegiatan pemberdayaan, realisasi pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut (RTL). Hal tersebut sesuai yang diungkapkan oleh Bapak Yoenanto Sinung Noegroho selaku Kepala Pemberdayaan UMKM di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten sebagai berikut :

“Yang kita pertanggungjawabakan kepada pemerintah daerah adlah dari pengadministrasian dinas, keuangan seperti anggaran, sisa pendapatan Dinas serta capaian Dinas dalam program kegiatan yang telah dilakukan, realisasi pelaksanaannya, monitoring, evaluasi, dll. Sesuai fungsi POSCORB mbak.” (Wawancara, 02 November 2010)

Dalam pertanggungjawaban ini mengacu pada Pedoman Nasional Pelaksanaan Kerja seperti yang disampaikan Yoenanto Sinung Noegroho selaku Kepala Pemberdayaan UMKM di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten sebagai berikut :

“Dalam laporan pertanggungjawaban ini kita mengacu pada buku pedoman, dalam buku itu sudah dijelaskan apa saja yang harus dilaporkan jadi disini kita berpegang pada pedoman itu.” (Wawancara, 2 November 2010)

Hal ini juga dibenarkan Bapak Wahyono salah satu pegawai Seksi Pemberdayaan UMKM di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten berikut ini : Hal ini juga dibenarkan Bapak Wahyono salah satu pegawai Seksi Pemberdayaan UMKM di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten berikut ini :

Dari hasil pemberdayaan UKM Tenun Lurik yang dilaporkan oleh Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten ternyata belum memenuhi target yang ditetapkan. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Wahyono salah satu pegawai Seksi Pemberdayaan UMKM di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten berikut ini :

“Ya memang untuk pemberdayaan UKM Tenun Lurik ini belum mencapai target tetapi kami sudah mengupayakan secara maksimal dengan keterbatasan yang kami miliki. Banyaknya UKM dan keterbatasan personil menyulitkan kami namun hampir 80% jumlah UKM sudah mendapat pemberdayaan.” (Wawancara, 02 November 2010)

Pertanggungjawaban Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten memang bukan hanya meliputi pemberdayaan UKM Tenun Lurik saja namun juga keseluruhan program yang ada di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten. Hal ini terjadi karena memang program dari Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten tidak hanya pemberdayaan UKM Tenun Lurik saja akan tetapi ada banyak program lain yang juga membutuhkan pemberdayaan yang lebih sehingga terbentur dengan waktu, hal ini sesuai yang diungkapkan Bapak Wahyono salah satu pegawai Seksi Pemberdayaan UMKM di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten berikut ini :

“Ya kan jumlah UKM di Klaten ini banyak dan kami tidak bisa memfokuskan ke pemberdayan UKM Tenun Lurik saja soalnya program disini juga banyak sekali untuk pemberdayaan UKM yang lain sehingga kami saling kerjasama dengan bidang lain.” (Wawancara, 02 November “Ya kan jumlah UKM di Klaten ini banyak dan kami tidak bisa memfokuskan ke pemberdayan UKM Tenun Lurik saja soalnya program disini juga banyak sekali untuk pemberdayaan UKM yang lain sehingga kami saling kerjasama dengan bidang lain.” (Wawancara, 02 November