Skor Penghargaan yang Relevan dalam Bidang Pendidikan

Tabel 10 Skor Penghargaan yang Relevan dalam Bidang Pendidikan

dalam

Skor Penghargaan

Bidang yang Relevan Pendidi dalam Bidang Frekuensi Persentase kan

Tabel 10 menunjukkan bahwa sebagai terbesar guru (68,2%) memiliki skor NOL terhadap komponen penghargaan yang relevan dalam bidang pendidikan. Hanya ada 13,6% guru yang memiliki skor di atas 20. Sisanya masing-masing sebesar 9,1% untuk skor antara 1 – 10 dan skor antara 11 – 20.

Pembahasan Hasil Penelitian

Kesiapan guru dalam mengikuti sertifkasi perlu diketahui sedini mungkin sehingga Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota ataupun Pemkab/Pemkot dimana guru tersebut bertugas dapat mengetahui dan mengambil langkah-langkah yang akurat agar

Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 31,8% guru yang dapat dinyatakan lulus dalam mengikuti sertifikasi. Tingkat kelulusan sebesar 31,8% ini jauh dibawah hasil verifikasi sertifikasi Kalimantan Selatan untuk jatah tahun 2006 yaitu sebesar 71,7%. Begitu juga masih di bawah hasil verifikasi untuk Kalimantan Selatan untuk jatah tahun 2007 yaitu sekitar 50% (Banjarmasin Post, 16 Nopember 2007).

Analisis untuk masing-masing komponen portofolio menunjukkan bahwa ada 5 komponen, dimana pencapaian skor yang dominan adalah skor NOL. Kelima komponen tersebut adalah prestasi akademik (55,7%), karya pengembangan profesi (79,5%), keikutsertaan dalam forum ilmiah (55,7%), pengalaman organisasi di bidang pendidikan dan sosial (38,6%), dan penghargaan yang relevan dalam pendidikan (68,2%).

Berdasarkan buku pedoman penilaian portofolio, dinyatakan bahwa nilai unsur C yang terdiri dari 3 komponen yaitu keikutsertaan dalam forum ilmiah, pengalaman organisasi di bidang pendidikan dan sosial, serta piagam yang relevan dalam bidang pendidikan tidak boleh bernilai NOL. Dengan kata lain, salah satu dari ketiga komponen ini harus memiliki nilai, minimal dengan skor SATU. Jika dikaitkan dengan 5 komponen diatas, dimana skor dominan yang diperoleh guru adalah nol, maka tentunya banyak guru yang tidak memenuhi ketentuan nilai unsur C tersebut.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada umumnya guru belum banyak melakukan kegiatan diluar tugas rutinitas yang bersifat akademik. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa secara umum guru SMP di Kabupaten Tabalong belum siap untuk mengikuti sertifikasi guru dalam jabatan dalam bentuk portofolio ini.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil verifikasi portofolio menunjukkan bahwa hanya 31,8% guru SMP Negeri di Kabupaten Tabalong yang dapat dinyatakan lulus sertifikasi guru dalam jabatan.

Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA

2. Ada 5 komponen dari 10 komponen dalam portofolio, dimana skor dominan yang diperoleh guru adalah NOL. Kelima komponen tersebut adalah komponen prestasi akademik (55,7%), karya pengembangan profesi (79,5%), keikutsertaan dalam forum ilmiah (55,7%), pengalaman organisasi di bidang pendidikan dan sosial (38,6%), dan penghargaan yang relevan dalam pendidikan (68,2%).

3. Secara keseluruh dapat dinyatakan bahwa guru SMP Negeri di Kabupaten Tabalong belum siap dalam menghadapi sertifikasi guru.

Saran/Rekomendasi

Saran-saran yang dapat direkomendasikan berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut :

1. Perlu sosialisasi kepada para guru SMP di Kabupaten Tabalong, baik oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tabalong maupun pihak-pihak terkait lainnya tentang penyusunan portofolio sertifikasi guru.

2. Penentuan guru yang akan diikutkan dalam sertifikasi guru hendaknya berdasarkan petunjuk yang telah diberikan oleh Konsorsium Sertifkasi Guru, sehingga mereka yang dikirim diharapkan benar-benar dapat lulus dalam verifikasi.

3. Pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Pemerintah Kabupaten Tabalong hendaknya dapat menyikapi akan ketidaksiapan guru SMP negeri dalam menghadapi sertifikasi guru. Kebijakan hendaknya dapat diarahkan untuk mengadakan kegiatan-kegiatan akademik, khususnya terhadap 5 komponen yang sebagian terbesar guru belum dapat memenuhinya. Kelima komponen tersebut adalah prestasi akademik, karya pengembangan profesi, keikutsertaan dalam forum ilmiah, pengalaman organisasi di bidang pendidikan dan sosial, dan penghargaan yang relevan dalam pendidikan.