perjainjian. Berbagai cara dapat dilakukan oleh manajer untuk memiliki informasi lebih dibandingkan investor, misalnya dengan
menyembunyikan, memanipulasi informasi yang diberikan kepada investor. Tipe kedua adalah moral hazard. Moral hazard terjadi
kapanpun manajer melakukan tindakan tanpa sepengetahuan pemilik demi keuntungan pribadinya dan menurunkan
kesejahteraan pemilik. Menurut Gitman 2003:20 menyatakan bahwa “Biaya
keagenan adalah biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan konflik yang muncul antara pemegang saham dan manajer”. Biaya
keagenan ini adalah biaya ekstra yang harus dikeluarkan akibat masalah agen yang timbul, seperti biaya kontrak langsung biaya
trabsaksi, opportunity cost yang hilang, biaya insentif, biaya audit yang ditanggung pemilik untuk mengawasi agen, dan biaya
kerugian pemilik akibat penyimpangan tindakan yang lolos dari pengawasan residual loss.
2.1.2. Struktur Aktiva
Struktur aktiva adalah penentuan berapa besar alokasi untuk masing-masing komponen aktiva, baik dalam aktiva lancar maupun aktiva
tetap. Riyanto 1993:12 menyatakan bahwa “Perbandingan atau perimbangan antara aktiva lancar dengan aktiva tetap menentukan struktur
kekayaan struktur aktiva”.
Variabel ini berhubungan dengan jumlah kekayaan asset yang dapat dijadikan jaminan. Investor akan selalu memberikan pinjaman bila
ada jaminan. Perusahaan yang sebagian besar aktivanya terdiri dari aktiva tetap dapat menggunakan lebih banyak hutang karena perusahaan dapat
menggunakan aktiva tersebut sebagai jaminan. Myers dan Majluf 1984:256 mengatakan bahwa “Komposisi aset perusahaan
mempengaruhi sumber pembiayaan”. Brigham dan Gapenski 1988:190 mengatakan bahwa “Secara umum perusahaan yang memiliki jaminan
terhadap hutang akan lebih mudah mendapatkan hutang daripada perusahaan yang tidak memiliki jaminan terhadap hutang”. Weston dan
Copeland 1996 : 363 menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai aktiva tetap jangka panjang, maka perusahaan tersebut akan menggunakan
pembiayaan hutang hitpotik jangka panjang, dengan harapan aktiva tersebut dapat digunakan untuk menutup hutangnya. Sebaliknya,
perusahaan yang sebagian besar aktiva yang dimilikinya berupa piutang dan persediaan barang nilainya sangat tergantung pada kelanggengan
tingkat profitabilitas penjualan masing-masing perusahaan, sebaiknya dibiayai dengan pembiayaan hutang jangka pendek.
Pada beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yuliningrum 2008, Darmayanti 2013, dan Sormin 2013 menunjukkan
adanya pengaruh struktur aktiva terhadap struktur pendanaan. Dalam penelitian ini, struktur aktiva diukur dengan
membandingkan antara aktiva tetap terhadap total aktiva.
2.1.3. Return On Asset ROA
Brigham dan Houston 2001:40 mengatakan bahwa “Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan
hutang yang relatif kecil.” Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan
dengan dana yang dihasilkan secara internal. Profitabilitas periode
sebelumnya merupakan faktor penting dalam menentukan kebutuhan pendanaan Sartono, 2001:248. Dengan laba ditahan yang besar,
perusahaan akan lebih senang menggunakan laba ditahan sebelum hutang. Return On Assets ROA merupakan salah satu rasio yang dapat
digunakan untuk mengukur profitabilitas. Manajer sering mengukur kinerja perusahaan dengan rasio laba bersih terhadap total aset Brealey et
al., 2008: 81. Brigham dan Gapenski 1988:779 menyatakan bahwa “The ratio
of net income to total assets measures the return on total assets ROA after interest and taxes.” Sedangkan Gitman 2003:65 mengatakan bahwa
“Return on Total Assets ROA measures the overall effectiveness of management in generating profits with its available assets; also called the
retun on investment ROI”. SA
= Aktiva Tetap x 100 Total Aktiva
Aset dalam pembukuan perusahaan dinilai berdasarkan biaya awal dikurangi penyusutan. Tingkat pengembalian aset yang tinggi tidak
selalu berarti bahwa Anda dapat membeli aset yang sama saat ini dan mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi di masa depan. Tingkat
pengembalian yang rendah juga tidak mengimlikasikan bahwa aset dapat digunakan dengan lebih baik di tempat lain. Profitabilitas atau rentabilitas
digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan dengan memperbandingkan antara laba dengan modal yang
digunakan dalam operasi, oleh karena itu keuntungan yang besar tidak menjamin atau bukan merupakan ukuran bahwa perusahaan itu rentable.
Bagi manajemen atau pihak-pihak yang lain, rentabilitas yang tinggi lebih penting daripada keuntungan yang besar.
Pada penelitian terdahulu, Anake et al. 2014 melakukan penelitian tentang Determinants of Financial Structure.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa profitabilitas yang diukur denga ROA
merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi struktur pendanaan.
ROA dihitung dengan menggunakan formulasi berikut. Return On Asset ROA = Earning After Tax x 100
Total Aktiva
Rasio ini membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total asset dan menunjukkan kemampuan untuk menghasilkan laba berdasarkan
ekuitas pemegang saham.
2.1.4 Pertumbuhan Penjualan