Rencana Aksi Nasional Penenggulangan HIVAIDS di Lapas dan Rutan
43
mereka yang berulang-ulang gagal dalam terapi awal detoks dan terapi rawat jalan.
e. Terapi Rawat Jalan, Terapi Pencegahan Relaps, dan
Terapi Pasca Perawatan Merupakan layanan pendidikan kesehatan, konseling,
psikoterapi, evaluasi psikologi dan evaluasi sosial, dan program kelompok dukungan sebaya akan dilakukan di
lingkungan oleh petugas UPT Pemasyarakatan. Layanan medik akan diberikan melalui sistim rujukan ke RSJ dan
Ketergantungan Obat atau RSUD setempat, sesuai kebutuhan.
f. Program Terapi Rumatan Metadon
Metadon adalah sintetik heroin yang digunakan sebagai substitusi konsumsi opiat ilegal. Berbentuk cairan
sehingga dikonsumsi secara oral, dengan dosis dan ketersediaan yang diawasi secara medis serta harga yang
sangat terjangkau. Terapi ini digunakan memutus penularan virus melalui penggunaan alat suntik, tingkat
kejahatan terkait peredaran opiat, serta meningkatkan kualitas hidup pasien secara ekonomi, sosial, dan
kesehatan.
Hingga akhir tahun 2014, 17 LapasRutan akan diusulkan sebagai klinik satelite untuk menjalankan layanan terapi
rumatan methadon.
3.2. Tujuan
Terapi dan Rehabilitasi TR bertujuan untuk membantu WBP dan tahanan untuk melepaskan diri dari ketergantungan
terhadap narkotika, dan sebagai bagian dari:
a. Menciptakan suasana aman dari kerawanan tindak
kriminalitas dan kekerasan antar WBP dan tahanan; b.
Mengendalikan penularan HIV dan penyakit menular lainnya terkait penyalahgunaan narkotika.
3.3. Kebijakan Pelaksanaan
a. Setiap UPT Pemasyarakatan mengupayakan
pelaksanaan tahapan-tahapan TR sebagaimana ketersediaan sumber daya internal jajaran Direktorat
Jenderal Pemasyarakatan, pemerintah setempat, serta mitra kerja dalam dan luar negeri;
Rencana Aksi Nasional Penenggulangan HIVAIDS di Lapas dan Rutan
44
b. Membangun kerjasama dengan sektor terkait RS, RSJ,
dan RS Ketergantungan Obat untuk pelaksanaan TR di UPT Pemasyarakatan;
c. Diperlukan adanya pedoman khusus pelaksanaan
berbagai TR ketergantungan narkotika di UPT Pemasyarakatan;
d. Pelaksanaan layanan TR di UPT Pemasyarakatan
berada di bawah pengendalian Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.
3.4. Sasaran
a. UPT Pemasyarakatan dimana terdapat WBP dan tahanan
dengan kasus narkotika dan memiliki akses ke RS,RSJ, dan RS Ketergantungan Obat;
b. UPT Pemasyarakatan yang menjalankan layanan TR
didukung oleh tenaga medis dan perawat terlatih; c.
Sedikitnya 50 dari Lapas, Rutan, dan Bapas prioritas memberikan akses layanan terapi dan rehabilitasi sosial
bagi seluruh WBP dan tahanan narkotika pada akhir tahun 2014.
d. Setidaknya seluruh Lapas Khusus Narkotika prioritas
memberikan akses layanan rujukan terapi dan rehabilitasi medik bagi WBP dan tahanan sesuai kebutuhan.
3.5. Kegiatan Pokok
a. Advokasi dan membangun kerjasama guna memperkuat
kualitas dan kuantitas layanan TR di semua tingkat; b.
Memperkuat kapasitas teknis petugas UPT Pemasyarakatan untuk pelaksanaan layanan TR psiko-
sosial dan ketergantunganadiksi Narkotika;
c. Memperkuat sarana dan prasarana pendukung layanan
TR; d.
Setiap UPT Pemasyarakatan prioritas memiliki jejaring layanan TR dengan RSJKO atau RS masing-masing
wilayah.
e. Pengumpulan data dasar WBP dan tahanan kasus
narkotika oleh masing-masing UPT Pemasyarakatan untuk dasar penyusunan program kerja;
f. Pengelolaan program di masing-masing UPT
Pemasyarakatan, yang meliputi: