Rencana Aksi Nasional Penenggulangan HIVAIDS di Lapas dan Rutan
42
f. 100 klien pemasyarakatan mendapatkan pendampingan
mengakses layanan sosial dan kesehatan di luar Lapas Rutan.
3. Terapi dan Rehabilitasi Ketergantungan Narkotika
Terapi ketergantungan Narkotika dilakukan dengan menyediakan berbagai jenis pilihan agar mendukung proses pemulihan melalui
berbagai ketrampilan yang diperlukan dan mencegah kekambuhan relapse. UPT Pemasyarakatan akan memberikan layanan terapi
dan rehabilitasi sosial antara lain terapi psiko-sosial, adiksi ketergantungan narkotika. Terapi dan rehabilitasi medik akan
dikerjasamakan dengan pusat layanan kesehatan setempat melalui sistim rujukan.
Terapi ketergantungan narkotika akan berbasis pada hasil identifikasi tentang siapa, apa, dan bagaimana menggunakan narkotika,
bagaimana kondisi sosial dan alternatif apa saja yang dapat ditawarkan secara realistis pada kondisi sosial tersebut.
3.1. Terapi psiko-sosial, adiksiketergantungan narkotika di LapasRutan dikembangkan sebagai berikut:
a. Detoksifikasi dan Terapi Putus Zat Withdrawal
Detoksifikasi detoks merupakan bentuk terapi awal untuk mengatasi gejala-gejala putus zat, yang terjadi sebagai
akibat penghentian penggunaan Narkotika. Detoks merupakan langkah pertama menuju program terapi
jangka panjang melalui rehabilitasi dan PTRM. Layanan detoks akan dilakukan dengan sistim rujukan sesuai
kebutuhan.
b. Terapi terhadap Kondisi Darurat Emergency
Pertolongan profesional medis secara darurat untuk pasien over dosis akan diberikan dengan sistim rujukan.
c. Terapi Gangguan Diagnosis Ganda
Terapi yang terintegrasi dengan terapi ketergantungan Narkotika guna membantu pasien yang secara bersamaan
menderita gangguan jiwa. UPT Pemasyarakatan akan merujuk pasien ke RSJ dan Ketergantungan Obat
terdekat.
d. Terapi Residensial Terapi Rawat Huni
Model yang digunakan dalam terapi residensial di UPT Pemasyarakatan adalah Therapeutic Community bagi
Rencana Aksi Nasional Penenggulangan HIVAIDS di Lapas dan Rutan
43
mereka yang berulang-ulang gagal dalam terapi awal detoks dan terapi rawat jalan.
e. Terapi Rawat Jalan, Terapi Pencegahan Relaps, dan
Terapi Pasca Perawatan Merupakan layanan pendidikan kesehatan, konseling,
psikoterapi, evaluasi psikologi dan evaluasi sosial, dan program kelompok dukungan sebaya akan dilakukan di
lingkungan oleh petugas UPT Pemasyarakatan. Layanan medik akan diberikan melalui sistim rujukan ke RSJ dan
Ketergantungan Obat atau RSUD setempat, sesuai kebutuhan.
f. Program Terapi Rumatan Metadon
Metadon adalah sintetik heroin yang digunakan sebagai substitusi konsumsi opiat ilegal. Berbentuk cairan
sehingga dikonsumsi secara oral, dengan dosis dan ketersediaan yang diawasi secara medis serta harga yang
sangat terjangkau. Terapi ini digunakan memutus penularan virus melalui penggunaan alat suntik, tingkat
kejahatan terkait peredaran opiat, serta meningkatkan kualitas hidup pasien secara ekonomi, sosial, dan
kesehatan.
Hingga akhir tahun 2014, 17 LapasRutan akan diusulkan sebagai klinik satelite untuk menjalankan layanan terapi
rumatan methadon.
3.2. Tujuan
Terapi dan Rehabilitasi TR bertujuan untuk membantu WBP dan tahanan untuk melepaskan diri dari ketergantungan
terhadap narkotika, dan sebagai bagian dari:
a. Menciptakan suasana aman dari kerawanan tindak
kriminalitas dan kekerasan antar WBP dan tahanan; b.
Mengendalikan penularan HIV dan penyakit menular lainnya terkait penyalahgunaan narkotika.
3.3. Kebijakan Pelaksanaan
a. Setiap UPT Pemasyarakatan mengupayakan
pelaksanaan tahapan-tahapan TR sebagaimana ketersediaan sumber daya internal jajaran Direktorat
Jenderal Pemasyarakatan, pemerintah setempat, serta mitra kerja dalam dan luar negeri;