dirumuskan terlebih dahulu dengan teliti dan dipahami betul dalam penelitian. Dalam penelitian ini jumlah sampel minimum yang ditentukan berdasarkan
Bernoulli sebagai pengujian kecukupan data. Dangan rumus sebagai berikut:
Dimana: N
= Jumlah Sampel Minimum α
= Taraf Keberartian = 0,95 Z
= Nilai Distribusi Normal e
= Nilai Tingkat Kesalahan = 0,05 p
= Proporsi Jumlah Kuisioner yang Benar q
= Proporsi Jumlah Kuisioner yang Salah Tidak Sah Dari perhitungan diatas nilai maksimum yang akan dicapai apabila
proporsi benar adalah 0,9 dan proporsi salah 0,1 dengan tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan 95 Walpole, 1995
2.9 Uji Validitas
Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa kuat suatu alat tes melakukan fungsi ukurnya. Semakin tinggi validitas suatu variabel maka tes
tersebut semakin mengenai sasarannya dan semakin menunjukkan apa yang harus ditunjukkannya Handoyo, 2006.
Validitas data penelitian ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat. Oleh karena itu, jika kata sinonim dari reliabilitas yang paling tepat adalah
2 2
2
e pq
Z N
≥
α
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
konsistensi, maka esensi dari validitas adalah akurasi. Suatu instrumen pengukur dikatakan valid jika instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur.
Dengan perkataan lain instrumen tersebut dapat mengukur construct sesuai dengan yang diharapkan. Suatu data penelitian yang valid, bagaimana pun harus
reliable karena akurasi memerlukan konsistensi.
Ada tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur validitas, yaitu:
1. Content Face Validity
Merupakan salah satu konsep pengukuran validitas dimana suatu instrumen dinilai memiliki content validity jika mengandung butir – butir pertanyaan
yang memadai dan representatif untu mengukur construct sesuai dengan yang diinginkan peneliti.
Suatu instrumen dinilai memiliki face validity jika menurut penilaian subyektif diantara para profesional bahwa instrumen tersebut menunjukkan
secara logis dan merefleksikan secara akurat sesuatu yang seharusnya diukur. Jika apa yang terkandung dalam suatu instrumen menunjukkan secara jelas
apa yang ingin diukur, maka instrumen tersebut memiliki content face validity
yang tinggi. Misal instrumen yang berisi pertanyaan: “berapa jumlah anak yang anda miliki?” merupakan butir pertanyaan yang jelas dan dari
pertanyaan tersebut menunjukkan apa ang ingin diukur. 2.
Criterion – Related Validity Criterion – Related Validity
adalah konsep pengukuran validitas yang menguji tingkat akurasi dari instrumen yang baru dikembangkan. Uji criterion –
related validity dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi antara
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
skor yang diperoleh dari penggunaan instrumen baru dengan skor dari penggunaan instrumen lain yang telah ada sebelumnya yang memiliki kriteria
relevan. Instrumen baru memiliki validitas yang tinggi jika koefisien korelasinya tinggi.
Ada dua jenis Criterion – related Validity, yaitu: §
concurrent validity, jika pengujian korelasi dilakukan terhadap skor instrumen baru dengan instrumen yang mempunyai kriteria relevan,
dimana penggunaan keduanya dilakukan pada saat bersamaan, dan §
predictive validity, jika korelasi skor kedua instrumen merupakan hasil pengukuran pada saat yang berbeda, dimana pengukuran instrumen yang
baru dilakukan sebelum pengukuran instrumen lain yang memiliki kriteria relevan.
3. Construct Validity
Suatu instrumen dirancang untuk mengukur construk tertentu. Construct validity
merupakan konsep pengukuran validitas dengan cara menguji apakah suatu instrumen mengukur construct sesuai dengan yang diharapkan. ada dua
cara pengujian construct validity, yaitu: §
convergent validity, diman validitas suatu instrumen ditentukan berdasarkan konvergensinya dengan instrumen lain yang sejenis dalam
mengukur constract dan, §
discriminant validity, dimana validitas suatu instrumen ditentukan berdasarkan rendahnya korelasi dengan instrumen lain yang digunkan
untuk constract lain Indriantoro dan Supomo, 2002.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen Ridwan 2004 dalam Arikunto 1995 menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menguji validitas alat ukur,
terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian – bagian secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang
merupakan jumlah tiap skor butir, dengan rumus Pearson Product Moment adalah.
Dimana: r
hitung
= Koefisien Korelasi
∑
i
X = Jumlah Skor Item
∑
i
Y = Jumlah Skor Total Seluruh Item
n = Jumlah Responden
2.10 Uji Reliabilitas