baik yang anonim maupun yang bernama. Faktor – faktor yang mempengaruhi perlu tidaknya angket diberi nama adalah:
1. Tingkat kematangan responden.
2. Tingkat subjektivitas item yang menyebabkan responden enggan
memberikan jawaban. 3.
Kemungkinan tentang banyaknya angket. 4.
Prosedur teknik yang akan diambil pada waktu menganalisis data. Untuk memperoleh kuesioner dengan hasil mantap adalah dengan proses
uji coba. Sampel yang diambil untuk keperluan uji coba haruslah sampel dari populasi di mana sampel penelitian akan diambil. Dalam uji coba, responden
diberi kesempatan untuk memberikan saran – saran perbaikan bagi kuesioner yang diujicobakan itu. Situasi sewaktu uji coba dilaksanakan harus sama dengan situasi
kapan penelitian yang sesungguhnya dilaksanakan. Salah satu metode angket adalah bahwa angketnya sukar kembali. Apabila
demikian keadaannya maka peneliti sebaiknya mengirim surat kepada responden yang isinya seolah – olah yakin bahwa sebenarnya angketnya akan diisi tetapi
belum mempunyai waktu. Surat yang dikirim itu hanya sekedar mengingatkan. Arikunto, Suharsimi, 1998
2.7 Skala
Likert
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian
gejala sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel kemudian
sub variabel dijabarkan lagi menjadi – menjadi indikator – indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa
pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atas dukungan sikap yang diungkapkan
dengan kata – kata sebagai berikut: Pernyataan Positif
Sangat Setuju SS = 5
Setuju S
= 4 Netral
N = 3
Tidak Setuju TS = 2
Sangat Tidak Setuju STS = 1 Pernyataan Negatif
Sangat Setuju SS = 5
Setuju S
= 4 Netral
N = 3
Tidak Setuju TS = 2
Sangat Tidak Setuju STS = 1 Sangat Puas
SP = 5
Puas P
= 4 Cukup Puas
CP = 3 Kurang Puas
KP = 2 Tidak Puas
STS = 1 Ridwan, 2004.
2.8 Uji Kecukupan Data
Uji kecukupan data adalah terpenuhinya jumlah minimum data atau sampel yang diperlukan untuk menunjang keabsahan suatu penelitian. Agar
penelitian dapat dilakukan dengan efektif dan efisien, populasi yang akan diambil sampelnya harus ditentukan terlebih dahulu. Definisi dan batasan populasi harus
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dirumuskan terlebih dahulu dengan teliti dan dipahami betul dalam penelitian. Dalam penelitian ini jumlah sampel minimum yang ditentukan berdasarkan
Bernoulli sebagai pengujian kecukupan data. Dangan rumus sebagai berikut:
Dimana: N
= Jumlah Sampel Minimum α
= Taraf Keberartian = 0,95 Z
= Nilai Distribusi Normal e
= Nilai Tingkat Kesalahan = 0,05 p
= Proporsi Jumlah Kuisioner yang Benar q
= Proporsi Jumlah Kuisioner yang Salah Tidak Sah Dari perhitungan diatas nilai maksimum yang akan dicapai apabila
proporsi benar adalah 0,9 dan proporsi salah 0,1 dengan tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan 95 Walpole, 1995
2.9 Uji Validitas