Pretasi Belajar Fisika Kinematika Siswa SMA Kelas XI IPA di Kota

51 berkelompok daripada belajar sendiri. Lebih dari separuh responden memilih „setuju‟ untuk pernyataan ini. Dengan demikian, para guru diharapkan dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran secara berkelompok dengan tetap menjaga konsentrasi belajar masing-masing peserta didik.

2. Pretasi Belajar Fisika Kinematika Siswa SMA Kelas XI IPA di Kota

Tanjungpinang dan Kota Metro Tujuan kedua dari penelitian ini adalah mengetahui prestasi kebiasaan belajar siswa SMA kelas XI IPA yang ada di Kota Tanjungpinang dan Kota Metro. Prestasi belajar yang dimaksud adalah prestasi kognitif siswa pada mata pelajaran fisika khususnya materi kinematika. Sama seperti pada poin 2, dalam bagian ini dijelaskan distribusi frekuensi prestasi belajar siswa yang dibagi menjadi lima tingkat untuk masing-masing daerah. Selanjutnya juga dijelaskan persentase skor prestasi belajar dari 5 pokok materi tentang kinematika dan persentase skor prestasi belajar berdasarkan tingkatan kognitif. Berikut ini adalah penjelasannya: Tabel 20. Distribusi Tingkat Prestasi Belajar Siswa Kelas XI-IPA di Kota Tanjungpinang No Kategori Interval Skor Frekuensi Frekuensi 1 Sangat Tinggi 85 y ≤ 100 1 0,28 2 Tinggi 65 y ≤ 85 19 5,40 3 Cukup 50 y ≤ 65 70 19,89 4 Rendah 40 y ≤ 50 92 26,14 5 Sangat Rendah y ≤ 40 70 48,30 Rata-rata Skor Prestasi Belajar 43,38 52 Tabel 20 menunjukkan distribusi tingkat prestasi belajar responden dari kota Tanjungpinang. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase skor prestasi belajar fisika siswa tergolong rendah. Sebagian besar responden tergolong memiliki prestasi belajar fisika yang rendah. Hanya ada 0,28 responden yang tergolong memiliki prestasi belajar yang sangat tinggi dan 5,40 responden yang tergolong memiliki prestasi belajar yang tinggi. Sisanya tergolong memiliki pretasi belajar yang tergolong cukup, rendah, dan sangat rendah. Rata-rata persentase skor prestasi belajar responden sebesar 43,38 juga menunjukkan bahwa rata-rata siswa SMA kelas XI IPA di kota Tanjungpinang memiliki prestasi belajar fisika atau tentang kinematika yang tergolong rendah. Tabel 21. Distribusi Tingkat Prestasi Belajar Siswa Kelas XI-IPA di Kota Metro No Kategori Interval Skor Frekuensi Frekuensi 1 Sangat Tinggi 85 y ≤ 100 4 1,36 2 Tinggi 65 y ≤ 85 62 21,09 3 Cukup 50 y ≤ 65 104 35,37 4 Rendah 40 y ≤ 50 68 23,13 5 Sangat Rendah y ≤ 40 56 19,05 Rata-rata Skor Prestasi Belajar 56,12 Tabel 21 menjelaskan distribusi tingkat prestasi belajar fisika responden dari kota Tanjungpinang. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 1,36 responden memiliki prestasi belajar fisika yang sangat tinggi dan 21,09 responden memiliki prestasi belajar fisika yang tinggi. Sisanya adalah responden yang tergolong memiliki prestasi belajar yang cukup, rendah, dan sangat rendah. Rata- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 rata persentase skor belajar siswa sebesar 56,12 menunjukkan bahwa rata-rata responden memiliki prestasi belajar fisika tentang kinematika yang tergolong cukup. Dari tabel 20 dan tabel 21 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan tingkat prestasi belajar fisika antara siswa SMA kelas XI IPA yang ada di kota Tanjungpinang dan di kota Metro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat prestasi belajar fisika responden dari kota Metro lebih tinggi daripada responden dari kota Tanjungpinang. Hal ini dapat dilihat pada tabel bahwa rata-rata persentase skor prestasi belajar responden dari kota Metro sebesar 56,12 lebih besar dari pada rata-rata persentase skor prestasi belajar responden dari kota Tanjungpinang sebesar 43,38. Begitu pula untuk persentase responden yang tergolong memiliki prestasi belajar yang tinggi dan sangat tinggi, dimana persentase skor responden dari kota Metro lebih tinggi daripada persentase skor responden dari kota Tanjungpinang. Tabel 22. Skor Prestasi Belajar Fisika Siswa untuk Masing-masing Materi Kinematika No Materi Kinematika Nomor Soal Skor Prestasi Belajar Siswa Tanjungpinang Metro 1 GLB 1, 2, 3, 16 54,05 73,13 2 GLBB 4, 5, 6, 17 49,22 54,85 3 Gerak Parabola 7, 8, 9, 18 42,12 51,45 4 GMB 10, 11, 12, 19 36,86 51,96 5 GMBB 13, 14, 15, 20 34,66 49,23 54 Dari tabel 22 dapat dilihat bahwa secara keseluruhan untuk setiap materi kinematika yang diujikan, skor prestasi belajar fisika responden dari kota Tanjungpinang lebih rendah daripada responden dari kota Metro. Untuk responden dari kota Tanjungpinang diketahui memiliki skor prestasi fisika tertinggi pada materi kinematika tentang gerak lurus beraturan GLB, dan skor prestasi fisika terendah pada materi kinematika tentang gerak melingkar berubah beraturan GMBB. Begitu pula untuk responden dari kota Metro. Skor prestasi fisika tertinggi terdapat pada materi kinematika tentang gerak lurus beraturan GLB dan skor terendah pada materi kinematika tentang gerak melingkar berubah beraturan GMBB. Dari tabel 22 juga diketahui bahwa prestasi responden dari kota Tanjungpinang pada materi GLB sudah „cukup‟, namun untuk materi GLBB dan gerak parabola masih tergolong „rendah‟, dan materi GMB serta GMBB tergolong „sangat rendah‟. Sedangkan prestasi responden dari kota Metro terlihat lebih baik. Prestasi responden dari kota Metro pada materi GLB tergolong „tinggi‟; materi GLBB, gerak parabola, dan GMB tergolong „cukup‟; dan materi GMBB tergolong „rendah‟. Tabel 23. Skor Prestasi Belajar Fisika Siswa untuk Masing-masing Tingkatan Prestasi No Tingkat Prestasi Nomor Soal Skor Prestasi Belajar Siswa Tanjungpinang Metro 1 Mengetahui 1, 4, 7, 10, 13 50,40 58,64 2 Memahami 2, 5, 8, 11, 14 42,22 41,22 3 Mengaplikasi 3, 6, 9, 12, 15 42,50 61,43 4 Menganalisis 16, 17, 18, 19, 20 38,41 63,20 55 Tabel 23 menunjukkan skor prestasi belajar siswa di kedua daerah berdasarkan 4 tingkatan prestasi belajar yang diujikan. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa responden dari kota Tanjungpinang memiliki skor prestasi paling tinggi pada tingkatan mengetahui yang tergolong „cukup‟, dan skor prestasi paling rendah pada tingkatan menganalisis yang tergolong „sangat rendah‟. Sedangkan untuk tingkatan memahami dan mengaplikasi, responden dari kota Tanjungpinang memiliki skor prestasi yang tergolong „rendah‟. Untuk responden dari kota Metro, siswa memiliki skor prestasi tertinggi pada tingkat menganalisis yang tergolong „cukup‟ dan memiliki skor terendah pada tingkat memahami yang tergolong „rendah‟. Sedangkan untuk tingkat mengetahui dan mengaplikasi, responden dari kota Metro memiliki skor prestasi yang tergolong „cukup‟. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui hampir untuk setiap tingkatan responden dari kota Metro memiliki skor yang lebih tinggi dari pada responden dari kota Tanjungpinang, kecuali pada tingkat prestasi memahami.

3. Korelasi Kebiasaan Belajar dan Prestasi Belajar Siswa

Dokumen yang terkait

Kebiasaan Menonton Televisi, Aktivitas Belajar Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri 101791 Patumbak.

1 62 79

KORELASI ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR Korelasi Antara Pola Asuh Orang Tua Dan Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas Viii Semester Genap SMP Muhammadiyah 1 Kartasura Tahun Ajaran 2

0 2 10

KORELASI ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA Korelasi Antara Pola Asuh Orang Tua Dan Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas Viii Semester Genap SMP Muhammadiyah 1 Kartasu

0 2 16

PENGARUH KEMAMPUAN LOGIKA DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI Pengaruh Kemampuan Logika Dan Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sukodono Kabupaten Sragen Tah

0 1 16

PENGARUH KEMAMPUAN LOGIKA DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS Pengaruh Kemampuan Logika Dan Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sukodono Kabupaten Sragen Tahun

0 1 14

PENGARUH KONSEP DIRI DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA JURUSAN AKUNTANSI Pengaruh Konsep Diri Dan Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Jurusan Akuntansi Kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Klaten Utara Tahun A

1 1 17

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN KEBIASAAN JAJAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SDN Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan Pagi Dan Kebiasaan Jajan Dengan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Di SDN Banyuanyar III Surakarta.

0 1 17

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KELAS X JURUSAN AKUNTANSI DI SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG.

0 3 39

Korelasi antara sumber belajar fisika dengan prestasi belajar fisika dalam bidang kinematika pada siswa SMA kelas XI IPA di Kabupaten Manggarai NTT dan Kabupaten Kediri bagian timur tahun ajaran 2016 2017

1 5 216

147761893 Prestasi Belajar Kebiasaan Belajar Dan Motif Berprestasi

0 0 31