perifer dan curah jantung sehingga akan berdampak pada perubahan tekanan darah yaitu peningkatan tekanan darah secara intermiten atau tidak
menentuNasution, 2011. Dr. Shigeo Haruyama, dalam bukunya “
The Miracle of Endorphin
”,menyatakan, ketika kita teramat stres munculah hormon noradrenalin. Jika hormon noradrenalin diproduksi dalam jumlah tepat, maka akan menjalankan
fungsi yang bermanfaat bagi tubuh. Namun, saat hormon noradrenalin dirpoduksi secara berlebihan akan mempersempit aliran darah ke jantung dan meningkatkan
tekanan darah. Hal ini akan dengan mudah membuat pembuluh darah menjadi tersumbat. Hormon beta-endorfin membantu mengembalikan kondisi pembuluh
darah menjadi normal seperti semula dan menjaga agar darah dapat mengalir dengan mudah dan bebas hambatan. Beta-endorfin penangkal stres akan terbentuk
jika seseorang merasa nyaman atau rileks Haruyama, 2011.
2.4 Progressive Muscle Relaxation PMR
2.4.1 Definisi
PMR merupakan salah satu metode relaksasi sederhana yang melalui dua proses yaitu menegangkan dan merelaksasikan otot tubuh pada satu bagian tubuh
pada satu waktu untuk memberikan perasaan relaksasi secara fisik. Gerakan mengencangkan dan melemaskan otot secara progresif ini dilakukan secara
berturut-turut. Latihan PMR ini dapat dilakukan secara mandiri sehingga mempermudah seseorang untuk melakukan latihan tanpa perlu bantuan dari orang
lain. Selain itu teknik latihan dari PMR juga dapat dilakukan dalam posisi duduk maupun tidur sehingga dapat dilakukan dimana saja. PMR merupakan teknik
relaksasi yang sederhana dan efektif untuk mengurangi keteganagn otot, menurunkan stres dan menurunkan tekanan darah Kumutha, 2014.
Hal-hal yang diperhatikan saat latihan relaksasi otot progresif adalah Hamarno, 2010:
a. Latihan ditempat yang tenang untuk membantu konsentrasi pada
kelompok otot, b.
Melepaskan sepatu dan pakaian tebal yang dapat menggangu proses latihan,
c. Hindari makan, merokok dan minum-minuman keras sesaat sebelum
latihan, d.
Latihan dilakukan dengan posisi duduk atau tidur dalam keadaan yang paling nyaman,
e. Jangan menegangkan otot secara berlebihan karena dapat melukai otot
tersebut.
2.4.2 Indikasi
PMR dapat diberikan kepada pasien untuk meningkatkan relaksasi dan kemampuan pengelolaan diri. Latihan ini dapat membantu mengurangi
ketegangan otot, stres, menurunkan tekanan darah, menurunkun kadar gula darah, meningkatkan toleransi terhadap aktivitas sehari-hari, sehingga fungsional dan
kualitas hidup meningkat Smeltzer,
et al
., 2008. Teknik relaksasi pada tekanan darah tinggi telah dikatakan memiliki efek positif yang telah di buktikan oleh
Dickinson,
et al
2008 menyampaikan 60-90 klien yang konsultasi ke dokter keluarga yang terkait dengan stres sebagian besar memiliki tekanan darah tinggi
sehingga manajemen stres dianggap penting sebagai pengobatan anti-hipertensi, dengan teknik relaksasi yang tepat salah satunya adalah relaksasi otot progresif.
Kontraindikasi
Pasien dengan gangguan otot seperti cidera akut, peningkatan tekanan intrakranial, dan penyakit arteri koronaria yang berat seharusnya tidak melakukan
relaksasi otot progresifHamarno, 2010.
Prosedur
Prosedur PMR terdiri dari 15 gerakan berturut-turut, yaitu Mashudi, 2011:
Tabel 2. 2 Aplikasi
Progressive Muscle Relaxaion
PMR No.
Progressive Muscle Relaxatin
Gambaran Pelaksanaan
1. Melatih otot tangan
Peserta duduk rileks kemudian mengepalkan tangan. Peserta diminta
membuat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi ketegangan yang terjadi,
tahan selama 5 detik kemudian lepaskan kepalan perlahan-lahan disertai menarik
nafas dalam dan merasakan rileks selama
10 detik. Lakukan gerakan yang sama 2 kali.
2. Melatih otot lengan bawah
Peserta duduk rileks dengan menekuk pergelangan tangan
dorso fleksi wrist
hingga dapat dirasakan ketegangan, tahan selama 5 detik kemudian lepaskan
perlahan-lahan disertai menarik nafas dalam dan merasakan rileks selama 10
detik. Lakukan gerakan yang sama 2 kali. 3.
Melatih otot lengan atas Peserta duduk rileks kemudian
mengepalkan kedua tangan dan menekuk siku
fleksi elbow
hingga dapat dirasakan ketegangan, tahan selama 5 detik kemudian
lepaskan perlahan-lahan disertai menarik nafas dalam dan merasakan rileks selama
10 detik. Lakukan gerakan yang sama 2 kali.
4. Melatih otot-otot bahu
Peserta duduk rileks kemudian mengangkat
kedua bahu elevasi
shoulder
setinggi- tingginya hingga dapat dirasakan
ketegangan, tahan selama 5 detik kemudian lepaskan perlahan-lahan disertai
menarik nafas dalam dan merasakan rileks selama 10 detik. Lakukan gerakan yang
sama 2 kali. 5.
Melatih otot-otot dahi Peserta duduk rileks kemudian
mengerutkan dahi dan alis hingga dapat dirasakan ketegangan, tahan selama 5 detik
kemudian lepaskan perlahan-lahan disertai menarik nafas dalam dan merasakan rileks
selama 10 detik. Lakukan gerakan yang sama 2 kali.
6. Melatih otot-otot mata
Peserta duduk rileks kemudian menutup mata hingga dirasakan ketegangan, tahan
selama 5 detik kemudian lepaskan perlahan-lahan disertai menarik nafas
dalam dan merasakan rileks selama 10 detik. Lakukan gerakan yang sama 2 kali.
7. Melatih otot-otot rahang
Peserta duduk rileks kemudian mengatupkan rahang dengan menggigit
gigi hingga dirasakan ketegangan disekitar rahang, tahan selama 5 detik kemudian
lepaskan perlahan-lahan disertai menarik nafas dalam dan merasakan rileks selama
10 detik. Lakukan gerakan yang sama 2 kali.
8. Melatih otot-otot bibir
Peserta duduk rileks kemudian bibir dimoncongkan hingga dirasakan
ketegangan disekitar mulut, tahan selama 5 detik kemudian lepaskan perlahan-lahan
disertai menarik nafas dalam dan merasakan rileks selama 10 detik.
Lakukan gerakan yang sama 2 kali. 9.
Melatih otot-otot leher bagian belakang
Peserta duduk rileks kemudian menekankan kepala pada permukaan
bantalan kursi hingga dirasakan ketegangan pada bagian belakang reher dan
punggung atas, tahan selama 5 detik kemudian lepaskan perlahan-lahan disertai
menarik nafas dalam dan merasakan rileks selama 10 detik. Lakukan gerakan yang
sama 2 kali. 10.
Melatih otot-otot leher Peserta duduk rileks kemudian
bagian depan mendekatkan dagu ke dada fleksi leher
hingga dirasakan ketegangan pada leher bagian depan, tahan selama 5 detik
kemudian lepaskan perlahan-lahan disertai menarik nafas dalam dan merasakan rileks
selama 10 detik. Lakukan gerakan yang sama 2 kali.
11 Melatih otot-otot punggung
Peserta duduk tanpa bersandar kemudian busungkan dada seperti postur lordosis
hingga dirasakan ketegangan pada punggung, tahan selama 5 detik kemudian
lepaskan perlahan-lahan disertai menarik nafas dalam dan merasakan rileks selama
10 detik. Lakukan gerakan yang sama 2 kali.
12 Melatih otot-otot dada
Peserta duduk rileks kemudian tarik nafas dalam hingga dada terlihat mengembang
tahan selama sesaat, kemudian lepaskan keteganagn secara perlahan dan peserta
dapat bernafas seperti semula. Lakukan gerakan yang sama 2 kali.
13 Melatih otot-otot perut
Peserta duduk rileks kemudian tarik perut
kedalam hingga dirasakan ketegangan pada sekitar perut, tahan selama 5 detik
kemudian lepaskan perlahan-lahan disertai menarik nafas dalam dan merasakan rileks
selama 10 detik. Lakukan gerakan yang sama 2 kali.
14 Melatih otot-otot tungkai
Peserta duduk rileks dengan kedua kaki diluruskan kemudian tekuk pergelangan
kaki
dorso fleksi ankle
hingga dirasakan ketegangan, tahan selama 5 detik
kemudian lepaskan perlahan-lahan disertai menarik nafas dalam dan merasakan rileks
selama 10 detik. Lakukan gerakan yang sama 2 kali.
15 Melatih otot-otot betis
Peserta duduk rileks dengan kedua kaki diluruskan kemudian tekuk pergelangan
kaki
plantar fleksi ankle
hingga dirasakan ketegangan, tahan selama 5 detik
kemudian lepaskan perlahan-lahan disertai menarik nafas dalam dan merasakan rileks
selama 10 detik. Lakukan gerakan yang sama 2 kali.
2.4.5 Mekanisme