o Sikap
: kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapai objek, ide, situasi atau nilai.
C. Variabel antara Karateristik Responden
o Usia
: Tingkatan umur responden o
Jenis kelamin : Jenis kelamin priawanita responden
o Pendidikan
: Tingkatan pendidikan terakhir yang dimiliki responden
o Pekerjaan
: Mata pencaharian yang dimiliki oleh responden
10. Hipotesa
Hipotesa adalah pernyataan yang merupakan dugaan atau terkaan tentang apa saja yang akan kita amati dalam usaha untuk memahaminya. Hipotesa dapat
diturunkan dari teori, akan tetapi ada kalanya sukar diadakan perbedaan yang tegas antara teori dengan hipotesa. Hipotesa merupakan jawaban sementara yang
dibangundiformulasikan berdasarkan kajian konsep teori-teori, hasil temuan penelitian yang terdahulu dan atau pengamatan peneliti pada fenomena lapangan
yang hendak diteliti.
Hipotesa Konsep : Semakin baik Program Pertamina Way Pasti Pas,
maka akan dapat meningkatkan citra PT Pertamina Upms-I Medan
Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
Ho : Tidak terdapat hubungan antara efektivitas Program Pasti Pas yang diadakan oleh Pertamina Upms-I Medan dengan citra perusahaan
Universitas Sumatera Utara
Ha : Terdapat hubungan antara Program Pasti Pas dengan peningkatan
citra Pertamina Upms-I Medan.
11. Metodologi Penelitian 1 Metode penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Korelasional
yang bertujuan menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dari suatu peristiwafenomena Ginting 2006;24. Dalam penelitian ini metode penelitian
korelasi berfungsi untuk mencari hubungan Program Pertamina Way Pasti Pas terhadap Citra PT Pertamina Upms-I Medan.
2 Lokasi penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di SPBU Coco Jalan Kol.Yos Sudarso
No. 6 Medan. 3 Populasi dan sampel
a Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek yang akan diteliti Suyanto 2005 : 139. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang
mengisi BBM di SPBU Coco, Jalan Kol. Yos Sudarso No. 6 A Medan pada bulan Desember 2007 yaitu 108.770 orang LSYos
Sudarsi MedanJumlah Konsumen
Universitas Sumatera Utara
b Sampel
Sampel adalah sebagian dari objek yang akan diteliti Suyanto 2005:139. Berdasarkan data yang diperoleh maka peneliti
menggunakan Rumus Taro Yamane dengan presisi 10 dengan tingkat kepercayaan 90 yakni sebagai berikut :
n= N N d
2
+ 1
N = jumlah populasi n = sampel
d
2
= Presisi Dari rumus terbesar, maka besar sampel yang diambil pada penelitian ini
n = 1
2
+ Nd
N
n = 1
1 ,
770 .
108 770
. 108
2
+
orang 100
9 ,
99 7
, 1088
770 .
108 1
7 ,
1087 770
. 108
= =
= +
=
Maka sampel penelitian ini sebanyak 100 orang.
Universitas Sumatera Utara
c Teknik pengambilan sampling
Teknik pengambilan sampling dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Purposive sampling, yaitu mencakup orang-orang yang
diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat oleh peneliti berdasarkan tujuan
penelitian Kriyantono,2006:154.
- Accidental Sampling, yaitu teknik penetuan sampel
berdasarkan kebetulan dijumpai, atau siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti yang dapat
dipergunakan sebagai sampel Kriyantono,2006:156.
4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam menyusun proposal penelitian, penulis menggunakan 2 sumber data yaitu :
1. Penelitian kepustakaan Library research, yaitu suatu cara
pengambilan data yang dilakukan melalui keputusan dengan membaca buku-buku, literatur serta tulisan yang berkaitan dengan masalah yang
dibahas. 2.
Penelitian lapangan Field Research, yaitu pengumpulan data dari responden melalui :
o Kuesioner, yaitu alat pengumpulan data dalam bentuk sejumlah
pertanyan tertulis yang harus dijawab secara tertulis pula oleh responden.
Universitas Sumatera Utara
o Wawancara, yaitu alat pengumpulan data ysang berbentuk
sejumlah pertanyaan lisan yang diajukan oleh pengumpul daa sebagai pencari informasi interviewer yang dijawab secara
lisan pula oleh responden.
5 Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian akan dianalisa dalam beberapa tahap analisa yaitu :
- Analisa tabel Tunggal, yaitu analisa yang dilakukan setelah memasukkan dan memurnikan data. Analisa ini digunakan untuk menguji
karaterisik sampel dan mulai mencari hubungan-hubunganya Chadwick 1991;402
- Analisa tabel silang, yaitu penggabungan distribusi frekwensi biasanya dilebur menjadi sejumlah kategori yang memungkinkan untuk ditangani
untuk dua variabel atau lebih Chadwick 1991:412 - Uji hipotesa, yaitu pengujian data statistik untuk mengetahui data
hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk mengukur tingkat hubungan diantara dua variabel dalam
penelitian maka digunakan Pearson’s Correlation Product Moment. Teknik ini digunakan untuk mengetahui koefisien korelasi atau derajat
kekuatan hubungan dan membuktikan hubungan antara variabeldataskala interval dengan lainnya. Simbol korelasi product
moment ditulis dengan huruf “r” Kriyantono, 2006 :171.
Universitas Sumatera Utara
Rumus Korelasi Product Moment adalah : r =
[ ]
[ ]
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑ ∑
− −
−
2 2
2 2
Y Y
N X
X N
Y X
XY N
dimana r = koefisien korelasi Pearson Product Moment
N=jumlah individu dalam sampel X= angka mentah untuk variabel X
Y = angka mentah untuk variabel Y Kekuatan hubungan yang menunjukkan derajat hubungan ini disebut
koefisien asosiasi korelasi. Nilai koefisien korelasi ini adalah Kriyantono,2006:169
Kurang dari 0,2 : Hubungan rendah sekali;lemas sekali
0,20-0,39 :Hubungan rendah tapi pasti
0,40-0,70 : hubungan yang cukup berarti
0,71-0,90 : Hubungan yang tinggi; kuat
Lebih dari 0,90 : Hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali;dapat
diandalkan
Universitas Sumatera Utara
12. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang Masalah
2. Perumusan Masalah
3. Pembatasan Masalah
4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
5. Kerangka Teori
6. Kerangka Konsep
7. Model Teoritis
8. Operasionalisasi Variabel
9. Defenisi Operasional
10. Hipotesa
11. Metodologi Penelitian
12. Sistematika Penulisan
BAB II URAIAN TEORITIS 1.
Komunikasi dan Komunikasi efektif 2.
Public Relations 3.
Eksternal Relation 4.
Teori SOR 5.
Citra dan Citra Perusahaan 6.
Proses Pembentukan Citra
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.
Deskriptif Lokasi Penelitian 2.
Metode Penelitian 3.
Populasi dan sampel 4.
Teknik Penarikan Sampel 5.
Teknik Pengumpulan Data 6.
Teknik Analisis Data BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Analisis Tabel Tunggal
2. Analisa Tabel Silang
3. Pengujian Hipotesa
4. Pembahasan
BAB V Penutup 1.
Kesimpulan 2.
Saran
Universitas Sumatera Utara
BAB II URAIAN TEORITIS
II.1 KOMUNIKASI DAN KOMUNIKASI EFEKTIF
II.1.1 Pengertian Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam Bahasa Inggris communication berasal dari
kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Jadi, kalau dua orang terlibat dalam
komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa
yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan perkataan lain, mengerti bahasanya saja, belum tentu mengerti makna
yang dibawakan oleh bahasa tersebut. Jelas bahwa percakapan kedua orang tadi dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya selain mengerti bahasa yang
dipergunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan Effendy,1990:9 Pentingnya komunikasi bagi kehidupan sosial, budaya, pendidikan dan
politik sudah disadari oleh para cendikiawan sejak Aristoteles yang hidup ratusan tahun sebelum Masehi. Akan tetapi, studi Aristoteles yang hanya berkisar pada
retorika dalam lingkungan kecil. Baru pada pertengahan abad ke-20 ketika dunia dirasakan semakin kecil akibat revolusi industri dan revolusi teknologi elektronik
setelah ditemukan kapal api, pesawat terbang, listrik, telepon, surat kabar, dan lain sebagainya membuat para cendikiawan menyadari betapa pentingnya komunikasi
ditingkatkan dari pengetahuan knowledge menjadi ilmu science.
Universitas Sumatera Utara
Di antara para sosiologi, ahli psikologi dan ahli politik di Amerika Serikat, yang menaruh perhatian terhadap perkembangan komunikasi adalah Carl I. hovland
yang memberi pengertian tentang komunikasi. Menurut Carl I hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan dengan tegar asas-asas
penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Defenisi Hovland diatas menunjukkan bahwa yang dijadikan objek studi
komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum public opinion dan sikap publik public attitude yang dalam
kehidupan sosial politik memegang peranan yang sangat penting Effendy, 1990 :10. Bahkan dalam defenisinya secara khusus mengenai pengertian komunikasi sendiri,
Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain communication is the process to modify the behavior of other individuals.
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang komunikator kepada orang lain komunikan. Pikiran bisa
merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Dalam “bahasa” komunikasi pernyataan dinamakan pesan message, orang yang
menyampaikan pesan disebut komunikator sedagkan orang yang menerima pernyataan diberi nama komunikan. Untuk tegasnya, komunikasi berarti proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. Jika dianalisis pesan komunkasi terdiri adri dua aspek, pertama isi pesan content of the message, kedua
lambang symbol. Konkretnya isi pesan itu adalah pikiran atau perasaan, lambang dan bahasa Effendy, 1993:29.
Universitas Sumatera Utara
a Gangguan
II.1.2 Hambatan Komunikasi Tidaklah mudah untuk melakukan komunikasi secara efektif. Bahkan
beberapa ahli komunikasi menyatakan bahwa tidak mungkinlah seorang melakukan komuniksi yang sebenar-benarnya efektif. Ada banyak hambatan yang dapat merusak
komunikasi. Berikut ini adalah beberapa hal yang merupakan hambatan komuniasi yang harus menjadi perhatian bagi komunikator kalau ingin komunikasinya sukses
Effendy 1993:45.
Ada dua jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya dapat diklasifikasikan sebagai gangguan mekanik dan gangguan semantik.
Gangguan mekanik ialah gangguan yang disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik. Sebagai contoh ialah gangguan suara ganda
interferensi pada pesawat radio, gambar meliuk-liuk atau berubah-ubah pada layar televisi, huruf yang tidak jelas, jalur huruf yang hilang atau terbalik atau halaman
yang sobek pada surat kabar. Sedangkan gangguan semantik adalah jenis gangguan yang bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak.
Gangguan semantik ini tersaring ke dalam pesan melalui penggunaan bahasa. Lebih banyak kekacauan menegnai pengertian suatu istilah atau konsep yang terdapat pada
komunikator, maka akan lebih banyak gangguan semantik dalam pesannya. Gangguan semantik terjadi dalam salah pengertian.
Universitas Sumatera Utara
b Kepentingan
Interest atau kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati pesan. Orang akan hanya memperhatikan perangsang
yang ada hubungannya dengan kepentingannya. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatuan kita saja tetapi juga menentukan daya tanggap. Perasaan,
pikiran dan tingjkah laku kita akan merupakan sifat reaktif terhadap segala perangsang yang tidak bersesuaian atau bertentangan dengan suatu kepentingan
Effendy 1993:47 c
Motivasi Terpendam Motivation atau motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang
sesuai benar dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Keinginan, kebutuhan dan kekuranga seseorang berbeda dengan orang lain, dari
waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat, sehingga karenanya motivasi itu berbeda intensitasnya. Semakin sesuai komunikasi dengan motivasi seseorang semakin besar
kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihak yang bersangkutan. Sebaliknya, komunikan akan mengabaikan suatu komunikasi yang tak
sesuai dengan motivasinya. d
Prasangka Prejudice atau prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan
terberat bagi suatu kegiatan komunikasi oleh karena orang yang memepunyai prasangka belum apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang
hendak melancarkan komunikasi. Dalam prasangka, emosi memaksa kita untuk
Universitas Sumatera Utara
menarik kesimpulan atas dasar syakwasangka tanpa menggunakan pikiran yang rasional.
Prasangka bukan saja dapat terjadi terhadap suatu ras, seperti sering kita dengar, melainkan juga terhadap agama, pendirian politik, pendek kata suatu
perangsang yang dalam pengalaman pernah memberi kesan yang tidak enak.
Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat
menarik perhatian komunikan II.1.3 Faktor-faktor Penunjang Komunikasi Efektif
Wilbur Schramn menampilkan apa yang ia sebut “the condition of success in communication”, yakni kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar
suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki. Kondisi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang
sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti.
Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.
Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang
layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki Effendy
1993:41.
Universitas Sumatera Utara
Pendapat Schramn yang klasik ini, banyak dikutip oleh berbagai ahli sampai sekarang.
1 Faktor pada komponen komunikan
- Dengan memperhatikan syarat tersebut, jelaslah mengapa para ekspert
komunikator memulai dengan meneliti sedalam-dalamnnya tujuan komunkan dan mengapa “know your audience” merupakan ketentuan
utama dalam komunikasi. Ditinjau dari komponen komunikan, seorang dapat dan akan menerima
sebuah pesan hanya kalau terdapat empat kondisi beriku secara simultan: a
Ia dapat dan benar-benar mengerti pesan komunikasi b
Pada saat ia mengambil keputusan, ia sadar bahwa keputusannya itu sesuai dengan tujuannya
c Pada saat ia mengambil keputusan, ia sadar bahwa keputusannya itu
bersangkutan dengan kepentingan pribadinya d
Ia mampu untuk menepatinya baik secara mental maupun secara fisik Effendy 1993:42.
2 Faktor pada komponen Komunikator
Ditinjau dari komponen komunikator, untuk melaksanakan komunikasi efektif, terdapat dua faktor penting dalam diri komunikator, yakni kepercayaaan pada
komunikator source credibility dan daya tarik komunikator source attractive. Kepercayaan kepada komunikator ditentukan oleh keahliannya dan dapat tidaknya ia
dipercaya. Kepercayaan kepada komunikator mencerminkan bahwa pesan yang diterima komunikan dianggap benar dan sesuai dengan kenyataan. Daya tarik
Universitas Sumatera Utara
komunikator merupkan kemampuan untuk melakukan perubahan sikap melalui mekanisme daya tarik, jika pihak komunikan merasa bahwa komunikator ikut serta
dengan mereka dalam hubngannya dengan opini secara memuaskan. Selanjutnya, seorang komunikator akan sukses dalam berkomunikasi, kalau
ia menyesuaikan komunikasinya dengan the image dari komunikan, yaitu memahami kepentingannya, kebutuhannya, kecakapannya, pengalamannya kemampuannya
berpikir, kesulitannya, dan sebagainya. Singkatnya, komunikator harus dapat menjagai kemestaaan mental yang terdapat pada komunikan, yang oleh Prof. Hartley
disebut “the image of other” Effendy 1993:44-45.
1.
II.1.4 Lingkup Komunikasi Ilmu komunikasi merupakan ilmu yang mempelajari, menelaah dan meneliti
kegiatan-kegiatan komunikasi manusia yang luas ruang lingkup dan banyak dimensinya. Berikut ini adalah penjelasan komunikasi berdasarkan konteksnya :
a Komunikasi sosial social communication
Bidang komunikasi
b Komunikasi organisasional manajemen organizationalmanagement
communication c
Komunikasi bisnis bussiness communication d
Komunikasi politik political communication e
Komunikasi internasional international communication f
Komunikasi antar budaya intercultural communication g
Komunikasi pembangunan development communicaton
Universitas Sumatera Utara
h Komunikasi tradisional tradiitonal communication
2.
a Komunikasi verbal verbal communication
Sifat komunikasi
1 Komunikasi lisan oral communication
2 Komunikasi tulisan written communication
b Komunikasi nirverbal nonverbal communication
1 Komunikasi kial gesturalbody communication
2 Komunikasi gambar pictorial communication
3 Lain-lain
c Komunikasi tatap muka face-to-face communication
d Komunikasi bermedia mediated communication
2.
A. Komunikasi pribadi personal communication
Tatanan komunikasi
a Komunikasi intrapribadi intrapersonal communication
b Komunikasi antarpribadi interpersonal communication
B. Komunikasi kelompok group communication a
Komunikasi kelompok kecil small group communication a
Ceramah b
Forum c
Simposium symposium d
Diskusi panel panel discussion e
Seminar f
Curahsaran brainstorming
Universitas Sumatera Utara
g Lain-lain
b Komunikasi kelompok besar large group communicationpublic speaking C. Komunikasi massa mass communication
1. Komunikasi media massa cetak printed mass media communication
a Surat kabar daily
b Majalah magazine
2. Komunikasi media massa elektronik electronic mass media
communication a
Radio b
Televisi c
Film d
Lain-lain D. Komunikasi medio medio communication
1 Surat
2 Telepon
3 Pamflet
4 Poster
5 Spanduk
6 Lain-lain media yang tidak termasuk media massa
3.
a Mengubah sikap to change the attitude
Tujuan Komunikasi
b Mengubah opinipendapatpandangan to change the opinion
c Mengubah perilaku to change the behavior
Universitas Sumatera Utara
d Mengubah masyarakat to change the society
4.
a Menginformasikan to inform
Fungsi Komunikasi
b Mendidik to educate
c Menghibur to entertain
d Mempengaruhi to influence
5.
a Komunikasi informatif informative communication
Teknik Komunikasi
b Komunikasi persuasif persuasive communication
c Komunikasi pervasif pervasive communication
d Komunikasi koersif coersive communication
e Komunikasi instruktif instructive communication
f Hubungan manusiawi human relations
6.
a Jurnalismejurnalistik journalism
Metode Komunikasi
1 Jurnalisme cetak printed journalism
2 Jurnalisme elektronik electronic journalism
a. jurnalisme radio radio journalism
b. jurnalisme televisi television journalism
b Hubungan masyarakat public relations
c Periklanan
d Propaganda
e Perang urat syaraf psychological warfare
Universitas Sumatera Utara
f Perpustakaan library
g Lain-lain Effendy 1993:52-56
II.2 PUBLIC RELATION
Pada tahun 1906 sebuah industri besar di Amerika meminta Ivy Lee untuk menjadi jujru bicara dalam hubungan antara perusahaan itu dengan publik dan badan-
badan lainnya. Dari situ Lee memulai karirnya sebagai seorang Publisist. Karena itu Ivy Lee dianggap sebagai tokoh pelopor public relations Modern. Lee membuat dua
petunjuk penting untuk fungsi Public Relations. Pertama, ia telah menemukan pentingnya memanusiakan bisinis dan memasyarakatkan public relations di kalangan
karyawan, pelanggan serta komunitas di sekitar perusahaan. Kedua, ia duduk diantara top eksekutif dan tidak melaksanakan program apapun jika tidak memperoleh
II.2.1 Sejarah dan Perkembangan Public Relations Istilah public relations sebenarnya baru dikenal pada abad ke-20, namun
gejalanya sudah tampak sejak abad-abad sebelumnya, bahkan sejak manusia masih primitif. Unsur-unsur dasarnya memberi informasi, membujuk, dan mengintegrasikan
khalayak selalu tampak dalam kehidupan masyarakat sejak zaman dahulu. Di zaman purbakala orang berhubungan dengan orang lain yang berjauhan tempatnya melalui
tanda0tanda berupa asap api diatas gunung atau tabuh-tabuhan, tiada lain untuk menarik perhatian dari orang lain atas dasar memelihara hubungan baik dengan
sesamanya. Prinsip public relations telah pula dilakukan oleh orang-orang Yunani dan Romawi dengan dasar-dasar vox populi suara rakyat dan respublica
kepentingan umum Suhandang, 2004:16.
Universitas Sumatera Utara
dukungan aktif dan partisipasi pribadi dari manajemen. Decralation of Principle-nya yang disampaikan kepada pers, atas nama para pengelola batubara antrasit dalam
pemogokan buruh menyatakan keteguhan pendapat bahwa publik harus diberi informasi Suhandang, 2004:24
Dengan adanya perkembangan tersebut, semua badan pemerintahan, industri, juga perdagangan mulia menyadari akan pentingnya Public Relations. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut maka didirikanlah fakultas-fakultas di berbagai Perguruan Tinggi. Tidak saja di luar negeri, di Indonesia pun kini telah dibuka
pendidikan dalam bidang Public Relations di berbagai universitas
Sunandang,2004:26
Banyak pakar telah mengemukakan pendapatnya tentang defenisi dan pengertian Public Relations. Dalam defenisi kerja working definiton oleh
International Public Relations Association IPRA Terbitan Gold Paper Nomor 4 Dengan Judul A Model For Public Relations Education For Processing Practice,
II.2.2 Pengertian dan Defenisi Public Relations Public Relations terdiri dari dua buah kata, yaitu Public dan Relations.
Dalam bahasa Indonesia, kata pertama berarti publik, kata kedua berarti hubungan- hubungan. Jadi, Public Relations berarti hubungan-hubungan dengan publiknya.
Istilah public sukar diIndonesiakan, dan sampai sekarang belum ada terjemahan khusus serta baku. Adapun pengertian public mengacu pada sekelompok orang yang
menaruh perhatian pada sesuatu hal yang sama, mempunyai minat dan kepentingan yang sama pula Suhandang, 2004:30.
Universitas Sumatera Utara
dinyatakan bahwa berbagai defenisi yang dikemukan oleh para ahli atau pakar public relations, walaupun terdapat perbedaan namun ada persamaan arti:
A. Public Relations merupakan suatu kegiatan yang bertujuan memperoleh
good will, keprcayaan, saling pengertian dan citra baik dari masyarakat. B.
Sasaran public relations adalah berupaya menciptakan opini publik yang favourable dan menguntungkan semua pihak.
C. Public Relations merupakan unsur yang cukup penting dalam mendukung
manajemen untuk mencapai tujuan yang spesifik dari organisasi atau lembaga.
D. Public Relations adalah usaha untuk menciptakan hubungan yang
harmonis antara suatu lembaga atau organisasi dengan pihak masyarakat melalui suatu proses komunikasi timbal-balik, hubungan yang harmonis,
saling mempercayai, dan menciptakan citra positif Ruslan, 2002:8. Untuk melengkapi penegrtian atau pemahaman tentang apa dan bagaimana
public relations, berikut ini ditarik kesimpulan dari beberapa ahli dan pakar: a.
Public Relations merupakan suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik yang dapat memperdalam kepercayaan publik secara lebih
baik atau pemberdayaan yang lebih tinggi terhadap suatu lembaga atau organisasi.
b. Public Relations adalah suatu proses yang kontinu dan usaha manajemen
untuk memperoleh good will dan pengertian dari pelanggan, konsumen, publik pada umumnya, termasuk para staf pegawainya Ruslan, 2002: 9.
Universitas Sumatera Utara
a. menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi
III.2.3 Fungsi dan Tujuan Public Relations Public Relations merupakan fungsi manajemen dan dalam struktur
organisasi public relations merupakan salah satu bagian atau divisi dari organisasi. Karena itu, tujuan public relations sebgai bagian struktural organisasi tentu saja tidak
bisa lepas dari tujuan organisasinya sendiri Iriantara, 2004:56-57. Dalam konsepnya, fungsi public relations officer ketika menjalankan tugas
dan operasionalnya, baik sebagai komunikator dan mediator, maupun organisator, menurut Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A dalam bukunya, Hubungan
Masyarakat Suatu Komunikologis adalah sebagai berikut :
b. membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik internal dan
eksternal c.
menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publiknya dan menyalurkan opini publik kepada
organisasi. d.
Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan umum.
e. Operasionalisasi dan organisasi public relations adalah bagaimana
membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publiknya, untuk mencegah terjadinya rintangan psikologis, baik yang ditimbulkan
dari pihak organisasi maupun dari pihak publiknya Ruslan,2002:10
Universitas Sumatera Utara
Proses Public Relations II.2.4 Proses Public Relations
Proses dalam kegiatan public relations merupakan proses yang berkelanjutan. Bukan sebuah proses yang terhenti begitu satu kegiatan diselesaikan
atau satu objektif terselesaikan. Proses public relations yang dirumuskan oleh Cultip Center dan Lesly hanya berbeda dalam rinciannya saja, namun unsur-unsur dalam
proses diuraikan oleh pakar public relations itu pada dasarnya sama. Menurut Cultip dan Center, proses public relations itu mencakup : pendefenisian permasalahan,
perencanaan dan program, aksi dan komunikasi dan evaluasi program. Berdasarkan proses public relations, digambarkan dalam bagan seperti ini Iriantara,2004 :55.
Pengumpulan Fakta
Defenisi Permasalahan
Perencanaan dan Program
Aksi dan Komunikasi
Evaluasi Gambar 2. Proses Public Relations
Universitas Sumatera Utara
II.3 External Relations
Salah satu tugas External Relations adalah untuk mengeratkan hubungan dengan orang-orang diluar badaninstansi hingga terbentuklah opini publik yang
favorable terhadap badan itu.Bagi suatu perusahaan hubungan-hubungan dengan publik diluar perusahaan itu merupakan sutau keharusan didalam usaha untuk;
a. memperluas langganan
b. memperkenalkan produksi
c. mencari modal dan hubungan
d. memperbaiki hubungan dengan serikat-serikat buruh, mencegah pemogokan-
pemogokan dan mempertahankan karyawan-karyawan yang cakap, efektif dan produktif dalam kerjanya Abdurachamn 1995:38
Berdasarkan itu, tugas penting External Relations adalah mengadakan komunikasi yang efektif, yang sifatnya informatif dan persuasif, yang ditujukan
kepada publik diluar badan itu. Publik ekstern yang menjadi sasaran public relations ialah para pelanggan
customer,khalayak sekitar community, instansi pemerintahan government, pers press, dan lain-lain diluar kelompok-kelompok organisasi. Dengan kelompok-
kelompok tersebut harus senantiasa diadakan komunikasi dalam rangka memelihara dan membina hubunagn yang harmonis dengan mereka. Hubungan baik dengan
mereka sam pentingnya dengan hubungan dengan publik intern; turut menentukan sukses tidaknya tujuan yang dicapai oleh suatu organisasiEffendy 1993:150
Universitas Sumatera Utara
Komunikasi yang diselenggarakan oleh External Public Relations harus timbal balik juga. Sebab publik mempunyai hak untuk mengetahui keadaan
sebenarnya tantang sesuatu yang menyangkut kepentingannya. Publik kadang-kadang sangat kritis atau hypercritical. Oleh karena itu sikap
yang correct dan ramah merupakan salah satu syarat dalam berkomunikasi dengan publik, tanpa terpengaruh oleh “apperance’, “personality”, kata-kata mereka dan
sebagainya Abdurachman 1995 :39.
II.3.1 Jenis-jenis External Relations 1.
Hubungan dengan khalayak sekitar community relations Effendy, 1993:152
Yang dimaksudkan dengan khalayak sekitar atau komunitas ialah orang-orang yang bertempat tinggal di sekitar kompleks organisasi perusahaan, jawatan,
dan lain-lain. Komunikasi dengan komunitas ini perlu senantiasa dilakukan, oleh karena mereka pada suatu waktu mungkin diperlukan. Umpamanya saja
di sekitar kompleks itu terdapat pos tentara, pos polisis klinik dan lain-lain patut dihubungi sekali-kali, selain mengadakan huhbungan baik ketua rukun
setempat maupun camat yang membawahinya. 2.
Hubungan dengan pemerintah government relations Sebuah organisasi kekaryaan tidak bisa tidak, akan ada hubungannya dengan
instansi-onstansi pemeritah seperti Kotamadya atau di setiap Kabupaten. Komunikasi dengan jawatan-jawatan tersebut dalam rangka membina
goodwill dan hubungan harmonis, akan banyak membantu memperlancar jalannya organisasi. Kesulitan-kesulitan, seperti telepon rusak, listrik
Universitas Sumatera Utara
mendapat gangguan, masalah pajak, dan lain-lain tidak akan sulit terselesaikan apabila sudah dipelihara dan dibina hubungan baik sebelumnya.
Komunikasi dengan pejabat-pejabat instansi tersebut bisa dilakukan dengan mengirimkan ucapan selamat jika instansi-instansi itu berulang tahun,
mengirimkan kalender atau agenda tahunan, emngadakan pertnadingan olahraga, dan lain sebagainya.
3. Hubungan dengan pers press relations
Penting sekali dalam public relations bagi seorang PRO Public Relations Officer untuk mempunyai hubungan yang baik dengan para
pemimpin atau wakil surat kabar, majalah colomnist-colomnist, penulis- penulis feature, pemimpin radio dan televisi dan sebagainya. Namun
hubungan pribadi anatara seorang PRO dengan petugas-petugas pers tadi bukan berarti PRO itu harus mendapatkan pelayanan yang istimewa dari
mereka. Misalnya : tulisan-tulisan yang tidak memeuhi syarat untuk disiarkan dengan melalui media itu haurs disiarkan. Hubungan pribadi harus dipelihara
dan harus berdasarkan integritas profesi Abdurachman 1995:38. 4.
Hubungan dengan pelanggan customer relations “ Sukses yang besar yang diperoleh suatu perusahaan ialah
mendapatkan pelanggan, bukan penjualannya itu sendiri. Setiap barang dapat saja dijual untuk satu kali kepada seorang pembeli, akan tetapi sebuah
perushaaan dikatakan sukses apabiala ia bisa meningkatkan jumlah
pelangganya yang membeli berulang-ulang “ demikianlah Lew Han, seorang
pengusaha terkenal di Amerika Serikat.
Universitas Sumatera Utara
Dalam menghadapi tantangan itu, seorang PRO selain harus waspada, juga terampil. Ia harus membiasakan diri tiap hari membaca surat kabar,
mendengarkan radio dan menonton televisi, untuk mengetahui kalau-kalau ada propaganda dari perusahaan saingannya yang mungkin merebut
publiknya. Dalam hal itu, ia harus tetap bergiat selain mempertahankan pelanggannya yang sudah tetap, juga mengajak mereka yang belum menjadi
pelanggannya untuk menjadi pelanggan yang tetap.
II.4 TEORI SOR
Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini semula berasal dari psikologi. Kalau kemudian menjadi juga teori komunikasi, tidak
mengherankan, karena objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini,
perilaku, kognisi, afeksi dan konasi Effendy 1993: 254. Menurut stimulus response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus
terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur
dalam model ini adalah : a.
Pesan Stimulus, S b.
Komunikan Organism, O c.
Efek Response, R Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek
“how” bukan “why”. Jelasnya how to communicate dalam hal ini bukan how to
Universitas Sumatera Utara
change the attitude bagaimana mengubah sikap komunikan. Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah hanya jika stimulus yang
menerpa benar-benar melebihi semula. Prof. Dr. Mar’at dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan Serta
Pengukutannya, mengutip pendapat Hovland, Jannis, Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting yaitu :
a Perhatian
b Pengertian
c Penerimaan
GAMBAR 3. TEORI S-O-R Gambar diatas menunujukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada
proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima
atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan.
Response Perubahan Sikap
Organisme : o
Perhatian o
Pengertian o
Penerimaan Stimulus
Universitas Sumatera Utara
Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemamuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya.
Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka akan terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap Effendy, 2003:256.
II.5 Citra dan Citra Perusahaan
Menurut Lawrence L Steinmeitz, PhD dalam bukunya yang berjudul Managing Small Business mengartikan citra sebagai ”Pancaran atau reproduksi jati
diri dari bentuk perorangan, benda atau organisasi”. Menurut beliau bagi perusahaan citra juga dapat diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap jati diri
II.5.1 Pengertian Citra Citra merupakan tujuan pokok sebuah perusahaan. Terciptanya suatu citra
perusahaan corporate image yang baik di mata khalayak atau publiknya akan banyak mengunutngkan. Misalnya, akan menularkan “citra” yang serupa kepada
semua produk barang dan jasa yang dihasilkannya, termasuk bagi para pekerjanya akan menjadi suatu kebanggaan tersendiri, akan menimbulkan sense of belonging
terhadap company tempat mereka bekerja Ruslan 1999:50. Pengertian citra itu sendiri abstrak atau intangible, tetapi wujudnya bisa
dirasakan dari hasil penilaian, penerimaan, kesadaran dna pengertian, baik smacam tanda respek dan rasa hormat , dari publik sekelilingnya atau masyarakat luas
terhadap perusahaaan sebagai sebuah badan usaha ataupun terhadap personelnya dipercaya, profesional dan dapat diandalkan dalam pemberian pelayanan yang baik.
Universitas Sumatera Utara
perusahaan. Anggota masyarakat itu sendiri beraneka ragam termasuk konsumen, pelanggan, bank kreditur, investor, perusahaan pemasok, perusahaan saingan,
karyawan, calon pelamar pekerjaaan atau instansi swasta dan pemerintah Frazier 1981:1
II.5.2 Citra Perusahaan Citra perusahaan menjadi salah satu pegangan bagi banyak orang dalam
mengambil berbagai macam keputusan penting. Contoh keputusan penting tersebut adalaha membeli barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan konsumen,
berlangganan pelanggan dan merekomendasikan produk perusahaan kepada orang lain atau pelanggan, memberikan kredit penjualan barang dan jasa perusahaan
pemasok, membeli saham atau obligasi yang diterbitkan perusahaan investor dan memberikan izin usaha atau konsesi instansi pemerintah Sutojo, 2004:5
Untuk membentuk citra ini, pihak perusahaan harus mengeluarkan biaya promosi dan publikasi terus-menerus selama setahun misalnya 100 juta rupiah dan
kalau dikaitkan dengan kampanye keperdulian terhadap pelestarian lingkungan hidup atau berpartisipasi dalam program sosial dan kemasyarakatan serta pembangunan
nasional diharapkan gemanya lebih terasa, maka perusahaan akan memperoleh nilai tambah added value sebesar 1 miliar rupiah. Hal ini merupakan hasil yang diperoleh
dari membangun citra perusahaan yang tidak lagi intangible tetapi sudah riil. Khususnya dalam bentuk dukungan moril dan tanggapan positif dari berbagai
kalangan di masyarakat Ruslan 1999:51
Universitas Sumatera Utara
Untuk membentuk citra perusahaan, maka perusahaan tesebut harus dapat membagi publik sasaran sebagai penentunya, antara lain :
a Pemerintah sebagai pengelola negara yang sangat menentukan eksistensi
setiap perusahaan, b
Opinion leader yang juga sebagai penentu atau panutan bagi masyarakat lainnya mengenai tanggapan positif atau negatif tentang aktifitas dan
operasional perusahaan, c
Konsumen atau pengguna jasa yang harus mendapat pelayanan terbaik dan merasa nyaman dan puas,
d Mitra kerja dan rekanan perusahaan sebagai penunjang keberhasilan bisnis
dan usaha perusahaan, e
Para generasi muda sebagia penerus pemimpin bangsa di kemudian hari yang perlu mendapat pembinaan yang positif,
f Publik internal, karyawan, dan pemegang saham sebagai pengelola atau
pekerja perlu diperhatikan sbagai penunujang kekuatan dari dalam perusahaan,
g Media massa sebagai mitra kerja untuk membentuk opini publik yang
menguntungkan Ruslan 1999:51
Mau tidak mau setiap perusahaan mempunyai citra di masyarakat. Citra itu sendiri dapat berperingkat baik, sedang atau buruk bisa berupa citra positif dan citra
negatif. Dampak peringkat citra yang berlainan tersebut terhadap keberhailan II.5.3 Manfaat Citra
Universitas Sumatera Utara
kegiatan bisnis dan pemasaran prosuk berlainan. Citra buruk akan melahirkan dampak negatif bagi operasi bisnis perusahaan bersaing.
Sayang sekali dalam kehidupan sehari-hari tidak sedikit jumlah pengusaha di banyak negara termasuk Indonesia bersikap acuh tak acuh terhadap citra
perusahaanya. Mereka tidak menyadari bahwa dalam jangka panjang citra baik membawa banyak manfaat. Manfaat itu sendiri dapat mereka nikmati baik pada saat
perusahaanya mengalami masa jaya maupun pada saat mereka menghadapi berbagai macam krisis. Citra perusahaan yang baik dan kuat mempunyai manfaat-manfaat
berikut:
Daya saing jangka menegah dan panjang yang mantap mid and long sustainable competitive position.
Menjadi perisai selama masa krisis an insurance for adverse times
Menjadi daya tarik eksekutif handal attracting the best executves
available
Meningkatkan efektivitas strategi pemasaran increasing the effectiveness of marketing instruments
Penghematan biaya operasional cost savings
II.6 PROSES PEMBENTUKAN CITRA
Citra terbentuk pengetahuan berdasarkan pengetahuhan dan informasi- informasi yang diterima seseorang. Komunikasi tidak secara langung menimbulkan
perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan. Proses pembentukan citra dalam struktur kognitif yang
Universitas Sumatera Utara
sesuai denagn pengertian sistem komunikasi dijelaskan oleh John S. Nimpoeno, seperti yang dikutip Danasaputra, sebagai berikut Soemirat, 2004:114.
Gambar 4 .Model Pembentukan Citra pengalaman mengenal stimulus
Public Relations gambarkan sebagai input-output, proses intern dalam model ini adalah pembentukan citra, sedangkan input adalah stimulus yang diberikan dan
output adalah tanggapan atau perilaku tertentu. Citra itu sendiri digambarkan melalui persepsi—kognisi-motivasi-sikap.
“proses-proses psikodinamis yang berlangsung pada individu konsumen berkisar antara komponen-komponen persepsi, kognisi, motivasi, dan sikap
konsumen terhadap produk. Keempat komponen itu diartikan sebagai mental representation citra dari stimulus” Soemirat 2004:115
Model pembentukan citra ini menunjukkan bagaimana stimulus yang berasal dari luar diorganisasikan dan mempengaruhi respons. Stimulus rangsang
yang diberikan pada individu dapat diterima atau ditolak. Empat kmponen persepsi- Kognisi
Persepsi Sikap
Motivasi
Universitas Sumatera Utara
kognisi-motivasi-sikap diartikan sebagai citra individu terhadap rangsang. Ini disebut sebagai “picture in our head” oleh Walter Lipmann. Jika stimulus mendapat
perhatian, individu akan berusaha untuk mengerti tentang rangsang tersebut. Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan
yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Dengan kata lain, individu akan memberikan makna terhadap rangsang berdasarkan pengalamannya terhadap
rangsang tersebut. Kognisi yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus.
Keyakinan ini akan timbul apabila individu telah mengerti rangsang tersebut, sehingga individu harus diberikan informasi-informasi yang cukup yang dapat
mempengaruhi perkembangan kognisinya. Motivasi dan sikap yang ada akan menggerakkan respons seperti yang
diinginkan oleh pemberi rangsang. Motif adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna
mencapai suatu tujuan. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan dan merasa
dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu
Soemirat,2004:116.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III. 1 Deskripsi Lokasi Penelitian III.1.1 Sejarah SPBU Coco Jalan Kol. Yos Sudarso No.6 Medan
SPBU Coco ini berdiri pada tanggal 9 September 2002. Pada awalnya SPBU Coco ini merupakan SPBU percontohan dari Program Pertamina Way Pasti
Pas di kota Medan. Sama halnya dengan SPBU Percontohan Program Pertamina Way yang ada di beberapa kota di Indonesia. SPBU Coco ini merupakan bagian dari
PT. Pertamina Retail yang merupakan Anak Perusahaan PT. Pertamina Persero bergerak dibidang usaha retail Pertamina, yang dibentuk untuk menghadapi
perubahan pasar retail khususnya SPBU di tanah air menuju pasar bebas. PT. Pertamina Retail didirikan berdasarkan Akte Notaris Drs. Andy A.
Agus, SH No. 1 tanggal 01 September 2005. Komposisi kepemilikan modal di PT. Pertamina Retail, berdasarkan Anggaran Dasar PT. Pertajaya Lubrindo No. 4571
tahun 1998 terdiri atas :
•
PT. Pertamina Persero sebesar Rp. 22.035.294.000,- 99,97 atau sebanyak 9.441 lembar saham
•
PT. Pertamina Tongkang sebesar Rp. 4.668.000,- 0,03 atau sebanyak 2 lembar saham
Pembentukan PT. Pertamina Retail ini didasarkan pada amanat yang tercantum dalam RJPP PT. Pertamina Persero. Pembentukan PT. Pertamina
Retail adalah berdasarkan peralihan Anak Perusahaan lainnya yaitu PT. Pertajaya Lubrindo, yang sebelumnya bergerak dibidang bisnis pelumas. karena melihat
persaingan yang semakin ketat dalam bisnis retail ini, maka Pertamina pun
Universitas Sumatera Utara
berusaha untuk meningkatkan mutu dan pelayanan, khususnya bagis setiap SPBU Pertamina.
Proses peningkatan layanan dan fasilitas SPBU Pertamina secara menyeluruh sangat tidak mudah, mengingat jumlah SPBU Pertamina yang sangat
banyak dan tersebar hingga ke pelosok wilayah Republik Indonesia. Untuk itu, selama tahun 2007, Pertamina merencana-kan untuk melaksanakan Program
Pertamina Way secara bertahap, dimulai dengan 5 SPBU Percontohan pilot project di Jakarta, kemudian program ini dikembangkan di 6 kota besar Jakarta, Bandung,
Semarang, Surabaya, Denpasar, dan Medan pada kuarter pertama tahun 2007, serta untuk kuarter kedua tahun 2007 ini di-kembangkan lagi di 15 kota besar di Sumatra,
Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. SPBU Coco ini merupakan anak perusahaan Pertamina Retail. Pembentukan
anak perusahaan ini dimaksudkan untuk mengantisipasi perubahan iklim usaha retail bahan bakar kendaraan bermotor di Indonesia, mengingat persaingan akan retail
BBM ke depan cukup ketat. Oleh sebab itu Pertamina akan terus mengembangkan jaringan SPBU sampai 200 unit per tahunnya termasuk SPBU COCO yang
dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung seperti Mini Mart, Convenience Store, dan sebagainya. Melihat perkembangan SPBU Coco yang ada di Medan
memberikan apresiasi yang positif dari seluruh pengguna SPBU, maka SPBU Coco pun berkembang menjadi salah satu SPBU yang mencari laba.
SPBU Coco yang terletak di Jalan Kolonel Yos Sudarso ini memang menjadi panutan atau tolak ukur setiap SPBU yang akan mengikuti Program Pasti Pas
Pertamina. Dilihat dari segi pelayanan, kualitas dan bahkan kebersihan maupun
Universitas Sumatera Utara
fasilitas yang ada memang SPBU Coco ini layak disebut sebagai SPBU Percontohan di Kota Medan.
III.1.2 Visi dan Misi dan tata nilai SPBU Coco Company Own Company Operated
Visi : Menjadi pusat laba yang dikelola secara profesional kompetitif dan
berdasarkan tata nilai ungulan
Misi : Menjadi unit bisnis ritel BBM yang menghasilkan laba dari kegiatan usaha
hilir perminyakan Pertamina melalui maksimalisasi pengusahaan SPBU baik dari kegiatan minyak maupun non minyak c’store, pelumas, LPG, car wash dan usaha
penunjang lainnya
Tata nilai yang ditanamkan kepada seluruh pekerja di PT. Pertamina Retail
adalah tata nilai yang disingkat dengan “PRIMA”, yang berarti ‘tahan dalam
situasi kondisi apapun dengan uraian sebagai berikut:
- Profesional : Bersikap sesuai dengan kapasitas profesi yang dimiliki
- Response
: Tanggap dan secara cepat bersikap dalam menghadapi situasi bisnis yang dinamis
- Integrity : Mampu mewujudkan komitmen ke dalam tindakan nyata
- Mature : Dewasa dan bijaksana dalam menghadapi masalah usaha
- Aggressive : Cepat menangkap peluang usaha
Universitas Sumatera Utara
III.1.3 Deskripsi Lokasi Penelitian
- Sebelah Utara : Berbatasan dengan Komplek Perumahan Pegawai Upms-I
Medan - Sebelah Selatan : Jalan Kol.Yos Sudarso Medan
- Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kantor Pertamina Upms-I Medan
- Sebelah Timur : Berbatasan dengan Komplek Bata.
III.1.4 Struktur Kerja di SPBU Coco Jl. Kol.Yos Sudarso No. 6 Medan
III.1. 5 Produk-Produk yang ada di SPBU Coco
5 SPBU Coco ini menyediakan produk BBM dan Non-BBM. Produk
BBM yang dijual di SPBU ini terdiri dari Pertamax, Premium dan Solar. Untuk produk Non BBM SPBU Coco menyediakan Pelumas untuk kendaraan bermotor.
Manajer
Adm Kasir 2 orang
Pws Adm Keuangan
Pws. BBM
KA. Regu 4orang Operator 50 orang
Pws.Non BBM
Security 8 orang
Cleaning Service 6 orang
Universitas Sumatera Utara
1. Pertamax
adalah motor gasoline Tanpa Timbal dengan kandungan aditif lengkap generasi Mutakhir yang akan membersihkan Intake Valve Port Fuel Injector
dan Ruang Bakar dari Carbon deposit dan mempunyai RON 92 Research Octane Number dan dianjurkan juga untuk kendaraan berbahan bakar bensin dengan
perbandingan kompresi tinggi. Pertamax
merupakan bahan bakar ramah lingkunganunleaded beroktan tinggi hasil penyempurnaan produk Pertamina sebelumnya. Formula barunya yang
terbuat dari bahan baku berkualitas tinggi memastikan mesin kendaraan bermotor anda bekerja dengan lebih baik, lebih bertenaga, “knock free”, rendah emisi, dan
memungkinkan anda menghemat pemakaian bahan bakar. Pertamax
ditujukan untuk kendaraan yang mempersyaratkan penggunaan
bahan bakar beroktan tinggi dan tanpa timbal unleaded. Pertamax juga
direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi diatas tahun 1990 terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan electronic fuel injection dan catalytic
converters. Bagi pengguna kendaraan yang diproduksi dibawah tahun 1990 tetapi menginginkan peningkatan kinerja mesin kendaraannya juga dapat mempergunakan
produk ini.
Pertamax
Universitas Sumatera Utara
Keunggulan Pertamax
Pertamax memiliki nilai oktan 92 dengan stabilitas oksidasi yang tinggi dan
kandungan olefin, aromatic dan benzene-nya pada level yang rendah sehingga
menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna pada mesin.
Dilengkapi dengan aditif generasi 5 dengan sifat detergency yang memastikan
injector bahan bakar, karburator, inlet valve dan ruang bakar tetap bersih untuk menjaga kinerja mesin tetap optimal.
Pertamax sudah tidak menggunakan campuran timbal dan metal lainnya yang
sering digunakan pada bahan bakar lain untuk meningkatkan nilai oktan sehingga Pertamax merupakan bahan bakar yang sangat bersahabat dengan
lingkungan sekitar.
2. Pertamax Plus