Semangat dan Gairah Kerja Karyawan

orang lain tenaga kerja lain sehingga dapat dikerahkan secara maksimum untuk melaksanakan tugas pokok. Berdasarkan pengertian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja output individu maupun kelompok dalam suatu aktifitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi. Kinerja karyawan merupakan “hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Anwar Prabu Mangkunegara, 2000:67

1.5.4.3 Semangat dan Gairah Kerja Karyawan

Kinerja sebagai suatu sistem pengukuran, dan evaluasi memengaruhi atribut-atribut yang berhubungan dengan pekerjaan karyawan, seperti perilaku dan keluaran. Untuk dapat meningkatkan kinerja karyawan lebih tinggi lagi, perusahaan perlu menimbulkan semangat dan kegairahan kerja dari para karyawan. Semangat kerja adalah “melakukan pekerjaan secara lebih giat, sehingga dengan demikian pekerjaan akan dapat diharapkan lebih cepat dan lebih baik”, sedangkan kegairahan kerja adalah “kesenangan yang mendalam terhadap pekerjaan yang dilakukan”. Nitisemito, 1982 : 160 Apabila suatu perusahaan mampu meningkatkan semangat dan kegairahan kerja, maka mereka itu akan memperoleh banyak keuntungan. Dengan meningkatnya semangat dan kegairahan kerja, maka pekerjaan akan lebih cepat diselesaikan, kerusakan akan dapat dikurangi, absensi akan dapat diperkecil, kemungkinan perpindahan karyawan dapat diperkecil seminimal mungkin, dan Universitas Sumatera Utara sebagainya. Adapun indikasi turunnya kinerja karyawan akibat turunnya semangat dan gairah kerja, antara lain : a. Turunrendahnya produktivitas kerja b. Tingkat absensi yang tinggi c. Tingkat perpindahan karyawan yang tinggi d. Tingkat kerusakan yang tinggi yang naiktinggi e. Kegelisahan dimana-mana f. Tuntutan yang sering terjadi g. Pemogokan Pada prinsipnya turunnya semangat dan kegairahan kerja karyawan adalah disebabkan karena ketidakpuasan dari para karyawan. Dengan ketidakpuasan yang dirasakan tersebut maka hal ini akan menimbulkan kekurangbahagiaan yang mana dapat menimbulkan semangat dan kegairahan kerja menurun dan pada akhirnya menurunkan kinerja karyawan. Ada yang berpendapat bahwa sumber ketidakpuasan adalah hal-hal yan bersifat material, misalnya rendahnya upah yang diterima, fasilitas materi yang sangat minim dan sebagainya. Sebenarnya sumber ketidakpuasan itu tidak hanya yang bersifat material tetapi juga yang bersifat non-material, misalnya penghargaan sebagai manusiawi, kebutuhan untuk berpartisipasi dan sebagainya. Dengan kata lain, sumber ketidakpuasan adalah kurangnya motivasi yang diberikan kepada para karyawan. Universitas Sumatera Utara Adapun beberapa cara untuk meningkatkan semangat dan kegairahan kerja agar tercipta kinerja yang tinggi, baik yang bersifat material maupun non-material Nitisemito, 1986:170, yaitu : a. Gaji yang cukup, banyaknya gaji yang diberikan mempunyai pengaruh terhadap semangat dan gairah kerja. Makin besar gaji yang diberikan berarti semakin tercukupi kebutuhan mereka, dengan demikian mereka akan mendapatkan ketenangan dalam melaksanakan tugas-tugasnya sehingga semangat dan kegairahan kerjanya dapat kita harapkan. Perlu ditekankan disini bahwa yang dimaksud dengan gaji bukanlah imbalan jasa dalam bentuk uang semata, tapi dapat dalam bentuk-bentuk yang lain seperti : jatah beras, perawatan kesehatan, fasilitas perumahan, dan sebagainya. b. Memperhatikan kebutuhan rohani, penyediaaan tempat untuk melaksanakan ibadah, rekreasi, partisipasi dan sebagainya. c. Sekali-kali perlu menciptakan suasana santai d. Harga diri perlu mendapatkan perhatian, jika karyawan berprestasi sebaiknya diberikan pujianpenghargaan secara wajar. Jika pujian itu diberikan secara berlebihan malahan karyawan itu merasa terhina karena merasa dirinya dianggap sebagai anak kecil. Harga dirinya merasa direndahkan. Perasaan seperti itu dapat menurunkan semangat dan kegairahan kerjanya. e. Tempatkan para karyawan pada posisi yang tepat f. Berikan kesempatan kepada mereka untuk maju, semangat dan kegairahan kerja karyawan akan timbul jika mereka mempunyai Universitas Sumatera Utara harapan untuk dapat maju. Sebaliknya, jika mereka tidak mempunyai harapan untuk maju dalam perusahaan, maka semangat dan kegairahan kerjanya lama-kelamaan akan menurun. Akibatnya banyak karyawan yang pindah ke perusahaan lain. g. Perasaan aman untuk menghadapi masa depan perlu diperhatikan, semangat dan kegairahan kerja karyawan akan terpupuk jika mereka mempunyai perasaan aman terhadap masa depan profesi mereka. h. Usahakan para karyawan mempunyai loyalitas, kesetiaanloyalitas para karyawan terhadap perusahaan akan dapat menimbulkan rasa tanggung jawab. Tanggung jawab dapat menciptakan gairah dan semangat kerja. Untuk dapat menimbulkan loyalitas para karyawan terhadap perusahaan maka pihak pimpinan harus mengusahakan agar para karyawan merasa senasib dengan perusahaan. Dengan perasaan senasib itu, kemajuan dan kemunduran perusahaan akan dirasakan juga oleh mereka. Perusahaan biasanya mengusahakan agar kemajuan perusahaan dapat dirasakan juga oleh para karyawan dengan membagikan laba perusahaan kepada karyawan. i. Sekali-kali para karyawan perlu pula diajak berunding, dengan mengikutsertakan karyawan berunding maka peasaan bertanggung jawab akan timbul sehingga mereka dalam melaksanakan kebijaksanaan baru tersebut akan lebih baik dan kegairahan bekerja mereka akan tinggi. j. Pemberian insentif yang terarah k. Fasilitas yang menyenangkan. Universitas Sumatera Utara Menurut Bardin dan Russell, kinerja merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Ada 6 enam kriteria kinerja yang dapat dinilai : a. Produktivitas Kerja, perbandingan antara output hasil dengan input masukan yang terbagi atas : 1. Kuantitas, jumlah yang dihasilkan baik dalam nilai uang, jumlah unit atau jumlah lingkaran aktivitas. 2. Kecepatan waktu dalam melaksanakan sejumlah pekerjaan. b. Kualitas, menyangkut kesesuaian hasil akhir dengan yang diinginkan c. Efektivitas biaya, menyangkut penggunaan risorsis orang secara maksimal d. Kebutuhan supervisi, menyangkut perlunya bantuan atau intervensi supervisi dalam pelaksanaan e. Dampak interpersonal, menyangkut peningkatan harga diri, hubungan baik dan kerjasama diantara teman kerja maupun bawahan. Penilaian kinerja performance appraisal pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan. Universitas Sumatera Utara

I.6. HIPOTESIS

Berdasarkan uraian pada landasan teori dan kerangka pemikiran diatas, maka dapat diajukan hipotesis-hipotesis sebagai berikut: Hipotesis 1 : H : Tidak terdapat perbedaan Kinerja antara pegawai tetap dengan karyawan outsourcing PT. PLN Persero Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh dan Riau. H 1 : Terdapat perbedaan Kinerja antara pegawai tetap dengan karyawan outsourcing PT. PLN Persero Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh dan Riau. Hipotesis 2 : H : Tidak ada pengaruh Kondisi Kerja X terhadap Kinerja Karyawan Y di PT. PLN Persero Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh dan Riau. H 1 : Ada pengaruh Kondisi Kerja X terhadap Kinerja Karyawan Y di PT. PLN Persero Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh dan Riau. Universitas Sumatera Utara