54
4. Hapusnya suatu perjanjian
Tentang hapusnya perjanjian yang mengakibatkan berakhirnya perjanjian diatur pada titel ke-4 dalam Buku III Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
KUH Perdata. Hapusnya persetujuan berarti menghapuskan semua pernyataan kehendak yang telah dituangkan dalam persetujuan dengan sendirinya
menghapus seluruh perjanjian, tetapi belum tentu dengan hapusnya perjanjian akan menghapus persetujuan hanya saja persetujuan itu tidak mempunyai
kekuatan pelaksanaan, sebab ini berarti bahwa pelaksanaan persetujuan telah dipenuhi debitur.
B. Ketentuan Tentang Hak dan Kewajiban Pengangkut Dalam Perjanjian
Pengangkutan BBM Industri
1. Isi Perjanjian Pengangkutan BBM Industri
Perjanjian pengangkutan Bahan Bakar Minyak BBM Industri antara pihak pengangkut BBM dengan pihak perusahaan pembeli BBM dilakukan
dalam suatu perjanjian tertulis sehingga mengikat para pihak sesuai hak dan kewajiban yang dituangkan dalam perjanjian tersebut.
Berdasarkan Perjanjian
Pengangkutan Bahan
Bakar Minyak
No. 001PABBMTPLI2010, antara PT. Toba Pulp Lestari Tbk dengan PT. Yunita Permai Budiman, yang dijadikan objek penelitian, kedudukan para
pihak sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
55
a. PT. Toba Pulp Lestari Tbk, sebuah perusahaan industri yang berkedudukan di Medan, Sumatera Utara, Indonesia, dalam hal ini diwakili oleh Firman
Purba, yang bertindak sebagai Direktur perseroan tersebut, untuk selanjutnya disebutkan sebagai pihak Pertama.
b. PT. Yunita Permai Budiman, sebuah perusahaan pengangkutanmobil tangki yang berkedudukan di Medan, Indonesia, dalam hal ini diwakili oleh
Mayline Rotua Gultom, yang bertindak sebagai Direktur perusahaan, untuk selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua.
Kedua belah pihak dengan ini terlebih dahulu menerangkan setuju dan sepakat untuk mengikatkan diri satu dengan yang lainnya dalam perjanjian
Pengangkutan Bahan Bahan Minyak Industrial Diesel Oil IDO, Marine Fuel Oil MPO dan Solar selanjutnya dalam perjanjian disebut Bahan Bakar Minyak
dari Depo Pertamina di Belawan ke lokasi Pihak Pertama yaitu pabrik yang terletak di Sosor Ladang, Desa Pengombusan, Kecamatan Porsea, Kabupaten
Toba Samosir danatau Sektor Aek Nauli danatau Sektor Habinsaran danatau Sektor Tarutung danatau Sektor Tele yang telah ditentukan pihak Pertama.
Substansi perjanjian sebanyak 14 empat belas pasal yang terdiri dari:
a. Maksud Dan Tujuan Angkutan Pasal 1;
b. Jangka Waktu Pasal 2
c. Ongkos Angkutan Dan Pembayaran Pasal 3
Universitas Sumatera Utara
56
d. Pajak-Pajak Pasal 4
e. Kewajiban Para Pihak Pasal 5
f. Kualitas Dan Kuantitas Penerimaan Bahan Bakar Minyak Pasal 6
g. Teknis Perhitungan Penyusutan Serta Batas Toleransi Penyusutan untuk
Lokasi Pabrik di desa Sosor Ladang, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba Samosir Pasal 7
h. Teknis Perhitungan Penyusutan Serta Batas Toleransi Penyusutan untuk
Lokasi Sektor Aek Nauli, Sektor Habinsaran, Sektor Tele dan Sektor Tarutung Pasal 8
i. Tata Cara Penyerahan Minyak Pasal 9
j. Jaminan Pasal 10
k. Sanksi Dan Denda Pasal 11
l. Berakhirnya Perjanjian Pasal 12
m. Force Majeure Pasal 13
n. Perselisihan Pasal 14.
Perjanjian pengangkutan BBM yang dilakukan PT. Toba Pulp Lestari Tbk dengan PT. Yunita Permai Budiman yang dijadikan objek penelitian di atas,
dibuat secara tertulis dengan judul ”Perjanjian Pengangkutan Bahan Bakar Minyak No. 001PABBMTPLI2010”, yang pada bagian pertama terlebih
dahulu disebutkan para pihak yang melakukan perjanjian, dalam hal ini para
Universitas Sumatera Utara
57
pihak tersebut keduanya adalah merupakan badan hukum sehingga dalam pelaksanaan perjanjian tersebut diwakili Direktur masing-masing perusahaan.
Pada dasarnya setiap orang dapat melakukan kontrakperjanjian dengan siapa saja yang dikehendaki sepanjang orang tersebut tidak dilarang oleh
undang-undang untuk melakukan kontrak. Pihak-pihak dalam perjanjian ini dapat berupa orang perorangan atau badan usaha yang bukan badan hukum atau
badan hukum.
48
Dalam melakukan perjanjian, pihak-pihak yang terlibat tersebut dapat bertindak untuk kepentingan dan atas namanya sendiri, namun dapat pula
bertindak atas nama sendiri tetapi untuk kepentingan orang lain bahkan dapat bertindak untuk kepentingan dan atas nama orang lain.
Untuk lebih memperjelas hal tersebut di atas, di bawah ini masing-masing diberikan contoh sebagai berikut:
a. Dalam hal seseorang melakukan kontrak dengan bertindak untuk dan atas
namanya sendiri adalah jika orang itu berkepentingan sendiri dalam membuat kontrakperjanjian dan ia sendiri cakap menurut hukum untuk
melakukan perjanjian tersebut. b.
Seseorang bertindak atas nama sendiri, namun untuk kepentingan orang lain jika ia merupakan seorang wali yang bertindak atau melakukan perjanjian
untuk kepentingan anak yang ada di bawah perwaliannya.
48
Ahmadi Miru, Op. Cit., hal. 7.
Universitas Sumatera Utara
58
c. Seorang yang bertindak untuk dan atas nama orang lain kalau ia seorang
pemegang kuasa dari orang lain untuk melakukan perjanjian.
49
Dalam hal yang merupakan pihak dalam perjanjian adalah badan usaha yang bukan merupakan badan hukum, maka yang mewakili badan usaha tersebut
tergantung dari bentuk badan usahanya. Kalau yang merupakan pihak adalah persekutuan firma Fa, secara hukum setiap anggota sekutu berhak mewakili
firma tersebut, kecuali kalau para sekutu itu sendiri menentukan lain, sedangkan dalam persekutuan komanditer CV yang berhak mewakili dalam membuat
perjanjian adalah para sekutu pengurusnya. Apabila yang melakukan perjanjian adalah badan hukum, maka yang mewakili adalah siapa yang ditentukan dalam
undang-undang untuk mewakili badan hukum tersebut atau siapa yang ditentukan dalam anggaran dasar badan hukum tersebut.
50
Menurut Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan yang berhak mewakili badan
hukum adalah Direktur Perseroan. Oleh karena itu dalam perjanjian pengangkutan BBM Industri antara PT. Toba Pulp Lestari Tbk dengan
PT. Yunita Permai Budiman yang dijadikan objek penelitian kedua perusahaan tersebut adalah badan hukum sehingga diwakili oleh Direktur masing-masing
perusahaan.
49
Ibid., hal. 7-8.
50
Ibid., hal. 8.
Universitas Sumatera Utara
59
Selanjutnya, perjanjian pengangkutan BBM tersebut terdiri dari 14 empat belas pasal yang mengatur maksud dan tujuan angkutan, jangka waktu,
ongkos angkutan dan pembayaran, pajak-pajak yang timbul, kewajiban para pihak dalam pelaksanaan perjanjian, baik itu mengenai sanksi dan
denda, cara berakhirnya perjanjian, serta perselisihan yang mungkin dapat terjadi.
Pada umumnya kerangka kontrakperjanjian terbagi atas tiga bagian utama, yaitu bagian pendahuluan, bagian isi, dan penutup. Apa yang dimuat
dalam masing-masing bagian tersebut tentu saja tidak sama pentingnya antara satu perjanjian dengan perjanjian lainnya, karena biasanya perjanjian yang
sederhana tidak begitu banyak hal yang dicantumkan dalam bagian pendahuluan begitu pula dalam bagian penutup sedangkan pada bagian isilah yang biasanya
diatur berbagai hal yang dikehendaki oleh para pihak, baik itu yang merupakan unsur esensialis maupun unsur aksaidentalia.
51
Banyak macam syarat yang dicantumkan dalam pasal-pasal tentang persyaratan yang diinginkan oleh para pihak biasanya sangat tergantung pada
besarnya nilai perjanjian atau rumitnya permasalahan pada perjanjian tersebut. Namun, yang paling penting harus diingat bahwa unsur esensial dari perjanjian
tersebut harus dicantumkan dalam perjanjian sedangkan unsur lainnya boleh saja
51
Ahmadi Miru, Op. Cit., hal. 152.
Universitas Sumatera Utara
60
tidak dimuat karena walaupun tidak diatur oleh para pihak, undang-undanglah yang mengaturnya.
52
Adapun maksud dan tujuan perjanjian yang dilakukan para pihak, yaitu antara PT. Toba Pulp Lestari Tbk dengan PT. Yunita Permai Budiman terlihat
dalam Pasal 1 Perjanjian Pengangkutan BBM No.001PABBMTPLI2010, sebagai berikut:
1 Pihak Pertama PT. Pulp Putra Lestari Tbk menunjuk dan menyerahkan
kepada Pihak Kedua PT. Yunita Permai Budiman yang menerima dan menyatakan kesanggupannya melakukan pekerjaan mengangkut Bahan Bakar
Minyak berdasarkan Delivery Order DO yang dikeluarkan Pertamina yang diberikan Pihak pertama, dari tempat pemuatan Depo Pertamina di Belawan
ke lokasi Pihak Pertama yaitu pabrik yang terletak di Sosor Ladang, Desa Pengombosan, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba Samosir danatau Sektor
Aek Nauli danatau Sektor Habinsaran danatau Sektor Tarutung danatau Sektor Tele yang ditentukan Pihak Pertama.
2 Pengangkutan dan kapasitas Bahan Bakar Minyak yang diangkut Pihak
Kedua tersebut di atas harus sesuai dengan Delivery Order DO dan atau Nota Penyerahan Bahan Bakar Minyak dan atau Surat Pengantar Pengiriman
SPP Bahan Bakar Minyak yang dikeluarkan Pertamina.
52
Ibid., hal. 154.
Universitas Sumatera Utara
61
3 Pengangkutan Bahan Bakar Minyak dilakukan oleh Pihak Kedua setiap hari
sebagaimana tercantum dalam Delivery Order yang dikeluarkan oleh Pertamina. Demikian juga untuk hari Minggu maupun hari besar dan atau
hari libur jika diperlukan Pihak Pertama. Dari bunyi Pasal 1 Perjanjian Pengangkutan BBM di atas terlihat bahwa
maksud dan tujuan perjanjian yang dilakukan para pihak adalah pengangkutan BBM yang dibeli perusahaan industri pabrik PT. Toba Pulp Lestari dari Depo
Pertamina yang akan diangkut oleh perusahaan pengangkut PT. Yunita Permai Budiman ke lokasi pabrik.
Selanjutnya tentang berakhirnya perjanjian pengangkutan BBM Industri itu diatur para pihak dalam Pasal 12 Perjanjian Pengangkutan BBM, sebagai
berikut: 1 Perjanjian ini berakhir dalam hal terjadi salah satu kejadian sebagai berikut:
a. Lewatnya jangka waktu dan tanpa adanya perpanjangan; b. Kesepakatan para pihak untuk mengakhiri Perjanjian sebelum
berakhirnya jangka waktu; c. Pembubaranlikudasi salah satu pihak berdasarkan keputusan yang telah
mempunyai kekuatan hukum yang tetap dan sempurna; d. Salah satu pihak wanprestasi atau lalai melaksanakan ketentuan dalam
Perjanjian; e. Perusahaan industri berhak untuk membatalkan dan mengakhiri
perjanjian ini secara sepihak dan atau tidak akan melakukan segala pembayaran yang masih harus dilakukan perusahaan industri kepada
Universitas Sumatera Utara
62
perusahaan pengangkut BBM ataupun kedua hal tersebut sekaligus dalam hal perusahaan pengangkut BBM danatau pekerjanya melakukan
penggelapan, penipuan, persekongkolan, pemberian, penyuapan uang, komisi danatau materi kepada pekerja perusahaan industri atau
pemberian dalam bentuk apapun atau tindakan lain yang dapat disamakan dengan korupsi danatau kolusi menurut pengertian umum;
f. Apabila perusahaan industri menilai kekurangan jumlah minyak sering terjadi maka perusahaan industri dapat membatalkan secara sepihak surat
perjanjian ini dan perusahaan industri dapat seketika menunjuk pihak lain untuk melaksanakan pengangkutan;
2 Pengakhiran Perjanjian yang diakibatkan oleh sebab-sebab yang dimaksud dalam ayat 1 pasal ini tidak melepaskan kewajiban Pihak yang melakukan
wanprestasi untuk mengganti setiap Kerugian yang diderita pada Pihak lainnya.
3 Para Pihak sepakat melepaskan penerapan Pasal 1266 dan 1267 Undang- Undang Perdata Republik Indonesia.
2. Bentuk Perjanjian Pengangkutan BBM Industri