Multikolinieritas Heteroskedastisitas Uji Asumsi Klasik

xxxviii Tabel 4.4 UJI NORMALITAS II One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 290 240 1,0439 ,7089 ,31395 ,34409 ,077 ,084 ,077 ,084 -,045 -,083 1,289 1,276 ,072 ,077 N Mean Std. Deviation Normal Parameters a,b Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. 2-tailed SQRTBS2 SQRTRS2 Test distribution is Normal. a. Calculated from data. b. Sumber: Output SPSS Dari data transformasi kedua yang diolah untuk beta saham memberikan nilai K- S 1,289 dengan probabilitas 0,072 diatas α = 0,05 jadi dapat disimpulkan data beta saham berdistribusi normal. Begitu juga dengan uji K-S untuk return saham menghasilkan nilai K- S 1,276 dengan probabilitas 0,77 diatas α = 0,05 jadi dapat disimpulkan data return saham berdistribusi normal.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah untuk menguji model analisis yang digunakan. Metode regresi ordinary least square akan menghasilkan persamaan yang baik apabila memenuhi pengujian sebagai berikut :

1. Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen beta saham dan return saham. Dengan program SPSS 12.00 multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya serta variance inflation factor VIF. xxxix Adapun pengujian multikolinieritas pada penelitian ini didasarkan pada nilai VIF dan nilai tolerancenya. Hasil perhitungan multikolinieritas dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.5 PENGUJIAN MULTIKOLINEARITAS Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -,861 ,081 -10,646 ,000 SQRTRS2 ,142 ,097 ,131 1,463 ,145 ,638 1,569 SQRTBS2 -,199 ,090 -,197 -2,200 ,029 ,638 1,569 a Dependent Variable: Biaya Modal Ekuitas Sumber: Output SPSS Dari tabel diatas dapat dilihat nilai Tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor VIF juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.

2. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homokedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Modal regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. xl Heteroskedastisitas pada model regresi dilakukan pengujian dengan menggunakan uji Park. Untuk pengujian dengan menggunakan metode Park di ketahui dengan nilai residu yang sudah diabsolutkan diregresikan dengan masing- masing variabel bebas, dan selanjutnya melakukan uji t, jika hasil p value 0,05 , maka telah terjadi heteroskedastisitas, demikian pula sebaliknya. Setelah nilai residu diregresikan dengan masing-masing variabel bebas berikut hasil masing-masing uji t nya : Tabel 4.6 PENGUJIAN HETEROSKEDASTISITAS Coefficients a ,233 ,071 3,292 ,001 -,206 ,085 -,216 -2,417 ,290 ,078 ,079 ,088 ,985 ,326 Constant SQRTRS2 SQRTBS2 Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardiz ed Coefficients t Sig. Dependent Variable: Park a. Sumber : Output SPSS Berdasarkan tabel di atas dengan jelas menunjukkan nilai signifikansi kedua variabel jauh diatas α = 0,05 yaitu 0.290 dan 0,326. Hal ini berarti bahwa dalam variabel Beta Saham dan Return Saham tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Uji Autokolerasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Merger Terhadap Return Saham Perusahaan Pengakuisisi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening

0 37 110

Analisis dampak pengumuman stock split dan reverse stock split terhadap abnormal return dan perubahan beta saham

0 38 121

Pengaruh Nilai Tukar, Inflasi, Debt to Equity Ratio, Return on Asset dan Beta Saham terhadap Return Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan LQ - 45 Di Bursa Efek Indonesia)

1 86 133

Pengaruh ukuran perusahaan, book to market, beta, earning dan financial distress terhadap subsequent return saham : pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode tahun 2009 – 2013

1 24 206

PENGARUH RETURN ON EQUITY, GROWTH, DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN BETA TERHADAP RETURN SAHAM

0 3 79

PENGARUH MANAJEMEN LABA, RISIKO BETA SAHAM DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP BIAYA MODAL EKUITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA.

9 50 30

Pengaruh Beta Saham, Likuiditas Saham, Ukuran KAP, Spesialisasi Industri Auditor, Independensi Dewan Komisaris, dan Keahlian Komite Audit terhadap Biaya Modal Ekuitas - Unika Repository

0 0 16

Pengaruh Beta Saham, Likuiditas Saham, Ukuran KAP, Spesialisasi Industri Auditor, Independensi Dewan Komisaris, dan Keahlian Komite Audit terhadap Biaya Modal Ekuitas - Unika Repository

0 0 17

Pengaruh Beta Saham, Likuiditas Saham, Ukuran KAP, Spesialisasi Industri Auditor, Independensi Dewan Komisaris, dan Keahlian Komite Audit terhadap Biaya Modal Ekuitas - Unika Repository

0 0 27

Pengaruh Beta Saham, Likuiditas Saham, Ukuran KAP, Spesialisasi Industri Auditor, Independensi Dewan Komisaris, dan Keahlian Komite Audit terhadap Biaya Modal Ekuitas - Unika Repository

0 0 12