Prinsip Ergonomi untuk Rak Buku

21 Buku memiliki berbagai variasi ukuran. Variasi ukuran buku biasanya disesuaikan dengan ukuran kertas yang digunakan. Jangan sampai ukuran rak yang telah dibuat tidak cukup tinggi untuk menyimpan buku buku tersebut. Agar lebih efektif, sebaiknya digunakan ambalan rak yang dapat disesuaikan tingginya sehingga akan memudahkan dalam penataan buku. Ketebalan buku juga diperhitungkan. Buku yang bersampul tebal hardcover akan lebih menyita tempat di dalam rak dibandingkan buku bersampul tipis paperback. Dengan memperhitungkan ketebalan buku, rak buku yang dibuat atau dibeli dapat menampung semua buku yang ada. Selain ukuran buku yang akan disimpan, hal lain yang perlu diperhatikan dalam perancangan rak buku adalah sisi ergonomis rak buku tersebut. Dalam hal ini perlu diperhatikan ketinggian rak buku ideal agar mudah dalam menjangkau isi rak. Buku-buku yang sering digunakan atau sering dibaca sebaiknya ditempatkan dalam rak dengan ketinggian yang mudah dijangkau. Sementara buku-buku koleksi ditempatkan dibagian paling atas. Perencanaan yang cermat pada rak buku dapat membuatnya lebih fungsional dan proporsional. Rak buku yang diperoleh dapat dimanfaatkan secara optimal sesuai fungsinya. Selain itu, proporsi bentuk dari hasil rancangan pun lebih pas dengan ukuran buku dan ukuran ruang interior secara keseluruhan. 22 Gambar 2. Standar Ukuran Rak Buku Ideal Sumber : Swasty, 2010

4. Tinjauan Kenyamanan

Kenyamanan adalah bagian dari salah satu sasaran karya arsitektur. Kenyamanan terdiri atas kenyamanan psikis dan kenyamanan fisik. Kenyamanan psikis yaitu kenyamanan kejiwaan rasa aman, tenang, gembira yang terukur secara subyektif kualitatif. Sedangkan kenyamanan fisik dapat terukur secara obyektif kuantitatif, yang meliputi kenyamanan spasial, visual, auditorial dan termal. Kenyamanan ruang spatial comfort, berkaitan dengan luas dan bentuk ruang, kenyamanan visual visual comfort berkaitan dengan ketentuan standar pencahayaan dan standar silau yang diijinkan, kenyamanan yang berhubungan dengan suara audiobility comfort, kenyamanan panastermis thermal comfort, berkaitan dengan aliran udara ventilasi, suhu, dan kelembaban udara. Tidak tercapainya faktor-faktor kenyamanan dalam sebuah ruang akan menyebabkan kegiatan manusia menjadi tidak optimal. Hal ini menandakan proses perancangan yang telah dilakukan kurang berhasil. 23

a. Kenyamanan Fisik Bangunan

Pada dasarnya kenyamanan manusia dalam bangunan dapat dirasakan secara fisik maupun non fisik. Kenyamanan fisik didasarkan pada kebutuhan standar, sedangkan non-fisik pada persepsi manusia. Kenyamanan fisik secara umum diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, pada pasal 26 yang berbunyi: 1 Persyaratan kenyamanan bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat 1 meliputi kenyamanan ruang gerak dan hubungan antar ruang, kondisi udara dalam ruang, pandangan, serta tingkat getaran dan tingkat kebisingan. 2 Kenyamanan ruang gerak sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 merupakan tingkat kenyamanan yang diperoleh dari dimensi ruang dan tata letak yang memberikan kenyamanan bergerak dalam ruangan. 3 Kenyamanan hubungan antar ruang sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 merupakan tingkat kenyamanan yang diperoleh dari tata letak ruang dan sirkulasi antar ruang dalam bangunan gedung untuk terselenggaranya fungsi bangunan gedung.

5. Tinjauan Antropometri

a. Definisi Antropometri

Istilah anthropometry berasal dari kata “anthropos man” yang berarti manusia dan “metron measure” yang berarti ukuran Bridger, 2003. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai satu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi