Teknik Keabsahan Data Metode Kualitatif 1.

d. Penarikan Kesimpulan dan verifikasi Pengambilan kesimpulan adalah penarikan kesimpulan dengan berangkat dari rumusan atau tujuan penelitian kemudian senantiasa diperiksa kebenarannya untuk menjamin keabsahannya. Data yang telah diintrepetasikan secara sistematis tersebut kemudian diperoleh kesimpulan. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan cara berfikir induktif yaitu dari hal yang khusus diarahkan kepada hal-hal yang umum untuk mengetahui jawaban dari permasalahan. Permasalahan penelitian yakni berkaitan dengan kondisi variabel-variabel pembagunan lembaga KPHK di Balai Taman Naional Gunung Merapi.

6. Teknik Keabsahan Data

Menurut Lexy J. Moleong 2010:327 menjelaskan “kriteria keabsahan data ada empat macam yaitu: kreadibilitas derajat kepercayaan, keteralihan tranferability, kebergantungan depenbility, kepastian konfirmability. Dalam penelitian kualitatif ini memakai kriteria pengecekan keabsahan melalui kredibilitas derajat kepercayaan. Kredibilitas data dimaksudkan untuk membuktikan data yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan sebenarnya. Teknik yang digunakan untuk mencapai kredibilitas dalam penelitian adalah triangulasi. Menurut Lexy J. Moleong 2010:330 menjelaskan “triangulasi adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lain. Denzin membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyelidik, dan teori. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini ialah triangulasi sumber dan triangulasi teori. Triangulasi sumber bertujuan untuk membandingkan dan mengecek informasi yang diperoleh dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Pada proses wawancara, peneliti memberikan pertanyaan yang serupa kepada para subjek penelitian, hal tersebut memberikan gambaran suatu proses yang dipahami masing masing subjek, pernyataan yang diperoleh dari informan dicocokkan dengan kondisi di lapangan observasi dan membandingkan dokumentasi dengan hasil pengamatan dengan dokumen. Proses triangulasi sumber dilakukan agar ditemukan data yang paling jenuh untuk memahami kondisi variabel-variabel pembagunan lembaga KPHK di Balai Taman Naional Gunung Merapi. Alasan pemilihan triangulasi sumber yakni karena ada lebih dari satu subjek penelitian yaitu anggota organisasi Balai TNGM. Sedangkan triangulasi dengan teori bertujuan untuk mengecek hasil penelitian dengan membandingkan dengan teori yang ada. Jadi fakta yang ditemukan ada bukti teorinya. Hal ini dapat digunakan sebagai pembanding atau pelengkap dalam penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Balai Taman Nasional Gunung Merapi

Taman Nasional Gunung Merapi TNGM merupakan kawasan konservasi dari keaneka ragaman hayati dan perlindungan fungsi hidro- orologi sebagai daerah tangkapan air yang bermanfaat bagi wilayah sekitarnya. Selain itu, TNGM mempunyai nilai penting sebagai wahana pendidikan, ilmu pengetahuanteknologi, penelitian, budaya, dan pariwisata alam. Penunjukan Kawasan Hutan Gunung Merapi sebagai TNGM sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 134Menhut-II2004 tentang perubahan Fungsi Kawasan Hutan Lindung, Cagar Alam dan Taman Wisata Alam pada Kelompok Hutan Gunung Merapi seluas ± 6.410 ha, yang terletak di Kabupaten Magelang, Boyolali dan Klaten Provinsi Jawa Tengah, serta Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta laporan Akhir BKSDA, 2004:1-2. Balai Taman Nasional Gunung Merapi merupakan Satuan Unit Pelaksana Teknis UPT Kementerian Republik Indonesia yang merupakan salah satu dari perpanjangan tangan pemerintah dalam mengelola kewenangan dibidang kehutanan. Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional ini dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor