24
1. Jenis dan Sifat Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif, di mana penelitian hukum normatif adalah suatu prosedur penelitian ilmiah
untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan dipandang dari sisi normatifnya.
32
Penelitian hukum normatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara menganalisa hukum yang tertulis dari bahan pustaka atau data sekunder belaka
yang lebih dikenal dengan nama bahan hukum sekunder dan bahan acuan dalam bidang hukum atau bahan rujukan bidang hukum seperti peraturan perundang-
undangan yang berlaku serta doktrin-doktrin. Untuk menunjang diperolehnya data yang aktual dan akurat, penelitian yang
dilakukan bersifat deskriptif yaitu penelitian yang hanya menggambarkan fakta-fakta tentang objek penelitian baik dalam kerangka sistematisasi maupun sinkronisasi
berdasarkan aspek yuridis, dengan tujuan menjawab permasalahan yang menjadi objek penelitian.
33
Pendekatan dalam penelitian ini dilakukan melalui pendekatan perundang- undangan statute approach. Pendekatan Undang-undang statute approach
dilakukan dengan menelaah semua Undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani.
34
32
Johny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Surabaya : Bayu Media Publishing, 2005, hal. 46.
33
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Cetakan Ketiga, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2001, hal. 116-117.
34
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum,Jakarta:Kencana,2009,hal.93
Universitas Sumatera Utara
25
2. Sumber Data
Pengumpulan data mempunyai hubungan erat dengan sumber data, karena dengan pengumpulan data akan diperoleh data yang diperlukan untuk selanjutnya
dianalisis sesuai kehendak yang diharapkan. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data kepustakaan atau library
research.
35
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh melalui data sekunder yaitu data yang dikumpulkan melalui studi dokumen terhadap bahan kepustakaan yang terdiri
dari: 1. Bahan hukum primer yakni bahan hukum yang terdiri dari peraturan
perundang-undangan, seperti Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Undang-undang Pokok Agraria, Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007
tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Undang-
undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 Tentang Jenis Pajak Daerah
Yang Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah Atau Dibayar Sendiri Oleh Wajib Pajak, Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2011 Tentang Tata
Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan, Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 04 Tahun 2010 tentang Bea Perolehan Hak
35
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Suatu Pengantar, Jakarta : Raja
Grafindo Persada, 2003, hal 10-11
Universitas Sumatera Utara
26
atas Tanah dan Bangunan BPHTB, Peraturan Walikota Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Sistem dan Prosedur Pemungutan Pajak Bea Perolehan Hak
Atas Tanah dan Bangunan. 2. Bahan hukum sekunder adalah hasil penelitian para ahli yang termuat dalam
literatur, artikel, media cetak maupun media elektronik mengenai perjanjian yang berhubungan dengan penelitian ini.
3. Bahan hukum tersier yakni bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti
kamus hukum, jurnal ilmiah yang berhubungan dengan materi penelitian.
3. Tehnik Pengumpulan Data