24
2.4.2 Penyebab Perilaku Menyimpang
Terjadinya perilaku menyimpang haruslah dilihat dari situasi dan kondisi masyarakat yang ada. Setiap individu memiliki latar belakang kehidupan yang
berbeda maka hal tersebut akan menyebabkan terbentuknya pola-pola perilaku yang berlainan. Tidak semua individu mampu mengidentifikasi diri dengan nilai
dan norma yang berlaku di dalam masyarakat. Hal ini berarti gagalnya proses sosialisasi sehingga cenderung menerapkan pola-pola perilaku yang salah dan
menyimpang. Adapun faktor-faktor penyebab timbulnya perilaku yang menyimpang adalah sebagai berikut:
1. Perbedaan status kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin yang sangat mencolok mengakibatkan timbulnya rasa iri dan dengki sehingga
terjadilah tindak korupsi, manipulasi, dan kolusi. 2. Banyaknya pemuda putus sekolah drop out dan pengangguran.
Mereka yang tidak mempunyai keahlian tidak mungkin bisa bekerja di perkantoran, padahal mereka membutuhkan sandang, pangan, dan
tempat tinggal. Akhirnya, mereka mengambil jalan pintas dengan menjadi pengamen atau pengemis jalanan.
3. Kebutuhan ekonomi untuk serba berkecukupan, tanpa harus bersusah payah bekerja, mengakibatkan seseorang mengambil jalan pintas
dengan cara mencuri, merampok, menodong, dan lain-lain. 4. Keluarga yang berantakan broken home dapat menyebabkan adanya
penyimpangan sosial. Sebagai pelampiasan, mereka melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya negatif seperti berjudi, narkoba, miras,
terjun ke dalam kompleks prostitusi.
Universitas Sumatera Utara
25 5. Pengaruh media massa seperti adanya berita dan gambar-gambar serta
siaran TV yang menyajikan tentang tayangan tindak kekerasan dan kriminalitas www.lazamboangatimes.com 18102010.
Sementara itu menurut Wilnes dalam bukunya Punishment and Reformation sebab-sebab penyimpangankejahatan dibagi menjadi dua, yaitu
sebagai berikut: 1.
Faktor subjektif, yaitu faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri sifat pembawaan yang dibawa sejak lahir.
2. Faktor objektif, yaitu faktor yang berasal dari luar lingkungan.
Berikut diuraikan beberapa penyebab terjadinya penyimpangan seorang individu dari faktor objektif:
a. Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan. Seseorang
yang tidak sanggup menyerap norma-norma kebudayaan ke dalam kepribadiannya, ia tidak dapat membedakan hal yang pantas dan
tidak pantas. Keadaan itu terjadi akibat proses sosialisasi yang tidak sempurna, misalnya seseorang tumbuh dalam keluarga yang
retak broken home. Apabila kedua orangtuanya tidak bisa mendidik anaknya dengan sempurna maka anak itu tidak akan
mengetahui hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga. b.
Proses belajar yang menyimpang. Seseorang yang melakukan tindakan yang menyimpang karena seringnya membaca atau
melihat tayangan tentang perilaku menyimpang. Hal itu merupakan bentuk perilaku menyimpang yang disebabkan karena proses
belajar yang menyimpang.
Universitas Sumatera Utara
26 c.
Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial. Terjadinya ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial dapat
mengakibatkan perilaku menyimpang. Hal itu terjadi jika dalam upaya mencapai suatu tujuan seseorang tidak memperoleh peluang,
sehingga ia mengupayakan peluang itu sendiri, maka terjadilah perilaku menyimpang.
d. Ikatan sosial yang berlainan.setiap orang umumnya berhubungan
dengan beberapa kelompok. Jika pergaulan itu mempunyai pola- pola perilaku yang menyimpang, maka kemungkinan ia juga akan
mencontoh pola-pola perilaku menyimpang. e.
Akibat proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan yang menyimpang. Seringnya media massa menampilkan berita atau
tayangan tentang tindak kejahatan perilaku menyimpang menyebabkan anak secara tidak sengaja menganggap bahwa
perilaku menyimpang adalah sesuatu yang wajar. Hal inilah yang dikatakan sebagai proses belajar dari sub-kebudayaan yang
menyimpang, sehingga terjadi proses sosialisasi nilai-nilai sub- kebudayaan menyimpang pada diri seseorang yang menganggap
perilaku menyimpang merupakan sesuatu yang wajar www.wikipedia.orgwiki 07112010.
Healy Broner dalam Kartono, 1992:26 mengemukakan bahwa perilaku menyimpang penyebabnya bersifat sosiogenis. Misalnya oleh kekuatan kultural
dan disorganisasi sosial kota-kota besar dimana terjadi perkembangan yang sangat pesat. Pertambahan penduduk yang pesat menjadikan daerah perkotaan juga cepat
Universitas Sumatera Utara
27 berubah. Kondisi perkotaan yang memiliki ciri-ciri khas tertentu akan
memunculkan perilaku yang menyimpang pada remaja. Jadi perilaku menyimpang tidak semata-mata muncul akibat pengaruh lingkungan keluarga saja, tetapi juga
konteks kultur seseorang. Munculnya perilaku menyimpang remaja pada dasarnya terpupuk dari keadaan lingkungan yang juga tidak sehat.
2.5. Usaha Kesejahteraan Sosial 2.5.1 Pengertian Kesejahteraan Sosial