Rasio Efisiensi Rasio Biaya Operasional Rasio Rentabilitas Earning

Sinungan, 2000. Dalam penelitian ini digunakan rasio NPL dalam menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan bank tersebut. NPL yang tinggi akan memperbesar biaya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar, dan oleh karena itu bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 69PBI2004, besarnya NPL yang baik adalah di bawah 5. Rumus yang digunakan adalah:

c. Rasio Efisiensi Rasio Biaya Operasional

Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Biaya operasional dihitung berdasarkan penjumlahan dari total beban bunga dan total beban operasional lainnya. Pendapatan operasional adalah penjumlahan dari total pendapatan bunga dan total pendapatan operasional lainnya. Standar terbaik BOPO menurut Peraturan Bank Indonesia No. 69PBI2004 adalah 92. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut Dendawijaya: 2009 :

d. Rasio Rentabilitas Earning

Analisis rasio rentabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Rasio rentabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Asset ROA dan Return on Equity ROE. 1. Return on Asset ROA Return On Asset ROA adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan atas keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktivitas yang digunakan untuk aktivitas operasi perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan laba secara keseluruhan. Return On Asset ROA diperoleh dengan cara membandingkan net income terhadap total asset. Net Income merupakan pendapatan bersih sesudah pajak. Total asset merupakan rat-rata total assets awal tahun dan akhir tahun. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat pengembalian yang semakin besar. Manfaat Return On Asset ROA Menurut Halim dan Supomo 2001 adalah : a Perhatian manajemen dititik beratkan pada maksimalisasi laba atas modal yang diinvestasikan. b ROA dapat dipergunakan untuk mengukur efisiensi tindakan- tindakan yang dilakukan oleh setiap divisinya dan pemanfaatan akuntansi divisinya. Selanjutnya dengan ROA akan menyajikan perbandingan berbagai macain prestasi antar divisi secara obyektif. ROA akan mendorong divisi untuk menggunakan dana dalam memperoleh aktiva yang diperkirakan dapat meningkatkan ROA tersebut. c Analisis ROA dapat juga digunakan untuk mengukur profitabilitas dari masing-masing produksi yang dihasilkan oleh perusahaan. Kelemahan Return On Asset ROA menurut Munawir 2001 adalah : a ROA sebagai pengukur divisi sangat dipengaruhi oleh metode depresiasi aktiva tetap. b ROA mengandung distorsi yang cukup besar terutama dalam kondisi inflasi. ROA akan cenderung tinggi akibat penyesuaian kenaikan harga jual, sementara itu beberapa komponen biaya masih dinilai dengan harga distorsi. Rumus yang digunakan adalah Mabruroh:2004: ROA = x 100 2. Return On Equity ROE Analisis Return On Equity ROE merupakan rasio antara laba bersih setelah pajak terhadap penyertaan modal saham sendiri yang berarti juga merupakan penilaian seberapa besar tingkat pengembalian prosentase dari saham sendiri yang ditanamkan dalam bisnis. Rumus yang digunakan adalah: ROE = x 100

e. Rasio Likuiditas Liquidity

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Antara Bank Syariah Dengan Bank Konvensional Yang Terdaftar Di Bank Indonesia

1 82 81

Analisis Perbandingan Kinerja Antara Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia dengan Rasio CAMELS

3 76 122

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DAN PERBANKAN KONVENSIONAL DENGAN METODE CAMELS (Studi Empiris pada Bank Umum Swasta Nasional)

0 2 16

Analisis Perbandingan Kinerja Perbankan Syariah dan Perbankan Konvensional dengan Metode CAMELS (Studi Empiris pada Bank Umum Swasta Nasional)

0 2 16

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DAN PERBANKAN KONVENSIONAL DENGAN METODE CAMELS (Studi Empiris pada Bank Umum Swasta Nasional)

0 5 16

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DAN PERBANKAN KONVENSIONAL DENGAN METODE CAMELS (Studi Empiris pada Bank Umum Swasta Nasional)

0 3 16

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL YANG TERDAFTAR DI BANK INDONESIA.

0 0 25

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERBANKAN KONVENSIONAL DAN SYARIAH Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Perbankan Konvensional Dan Syariah Dengan Menggunakan Rasio Keuangan Bank (Studi Kasus: Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri).

0 0 16

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERBANKAN KONVENSIONAL DAN SYARIAH Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Perbankan Konvensional Dan Syariah Dengan Menggunakan Rasio Keuangan Bank (Studi Kasus: Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri).

0 1 17

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Antara Bank Syariah Dengan Bank Konvensional Yang Terdaftar Di Bank Indonesia

0 0 16