43
BAB IV TEMUAN LAPANGAN
A. Sejarah Rumah Retret Canossa
Hidup di jaman modern seperti sekarang ini tak lepas dari perjuangan yang penuh dengan tantangan dan godaan. Sedangkan akibat
negatif yang timbul dalam masyarakat bisa berupa kejenuhan, frustasi, kelelahan mental, stres ataupun kesumpekan. Namun yang paling
memprihatinkan diantara semua itu adalah kegersangan rohani dan keputusasaan.
Bagi umat Kristiani, sabda Tuhan yang diambil dari Injil Matius 11 : 28 pastilah akan menjadi tumpuan harapan yang amat didambakan guna
mengatasi segala persoalan yang membebani mereka. Bila demikian halnya yang mereka perlukan adalah sebuah tempat yang teduh dan tenang, dimana
mereka dapat merenungkan kembali firman Tuhan, memecahkan persoalan secara bersama-sama dalam bimbingan dan berkat Roh Kudus, sehingga
iman mereka akan diperdalam dan disegarkan kembali. Tempat tersebut adalah sebuah rumah retret. Rumah Retret Canossa yang dikelola oleh
Puteri-Puteri Cinta Kasih Canossian merupakan salah satu tempat yang ideal untuk menjawab kebutuhan mereka.
Puteri-Puteri Cinta Kasih Canossian atau dalam Bahasa Italia disebut Figlie della Carita Canossiana FdCC didirikan oleh Santa Magdalena dari
Canossa pada tanggal 8 Mei 1808 di Via San Giuseppe, Verona, Italia. Pengalaman rohani dan Kharisma yang dimiliki oleh Santa Magdalena
membuat ia tergerak untuk membagikan kepada semua orang khususnya mereka yang paling miskin. Meskipun berasal dari keturunan bangsawan
yang cukup ternama, namun ia rela meninggalkan kemewahan hidupnya untuk melayani Allah dalam diri kaum miskin melalui karya cinta kasihnya.
Bahkan lambat laun karya cinta kasihnya telah tersebar keseluruh dunia. FdCC yang lazim disebut dengan nama suster Canossian mempunyai lima
karya yaitu evangelisasi, pendidikan baik formal maupun non formal, pastoral orang sakit, pembinaan awam dan membimbing retret.
Pada tahun 1988 suster-suster Canossian hadir di Indonesia tepatnya di kota Jakarta. Sebelum kehadiran mereka di Indonesia, para suster
Canossian telah lebih dulu berkarya di Timor Leste. Atas saran dan restu Mgr. Leo Soekoto, SJ Uskup Agung Jakarta maka pada tahun 1994
didirikan rumah retret Canossa. Rumah retret ini dibangun di atas sebidang tanah seluas dua hektar dari total lahan seluas tiga hektar di kawasan
Bintaro. Bangunan dua lantai ini terdiri dari tiga blok yaitu blok A, B dan C. Rumah retret ini dibangun berdampingan dengan biara dan Novisiat
Canossian. Secara resmi Rumah Retret Canossa dapat digunakan oleh khalayak umum mulai 1 Januari 1996.
Dalam perkembangannya, Rumah Retret Canossa tidak hanya digunakan untuk retret saja tetapi juga untuk rekoleksi, perayaan Hari Raya
umat Kristiani dan pertemuan-pertemuan yang berhubungan dengan keagamaan. Selain itu, para suster Canossian juga bersedia membimbing
retret bagi peserta retret yang tidak mempunyai pembimbing baik secara pribadi maupun kelompok.
B. Lokasi