BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Sejarah Singkat Pasar Modal Indonesia
Secara historis,
pasar modal
telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial
Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia dengan bentuk Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek. Tiga belas tahun kemudian
terbentuk pula di Surabaya pada tanggal 11 januari 1925. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan
kolonial atau VOC. Kemudian pada tahun 1927 dibentuk burasa efek di tiga kota besar di
Indonesia yaitu: Jakarta, Semarang dan Surabaya. Pembentukan ketiga bursa efek tersebut dilatar belakangi oleh adanya gejala semakin banyaknya jenis
efek yang diperdagangkan di masyarakat, besarnya volume dan nilai perdagangan, serta tingginya biaya transaksi karena efek yang
diperdagangkan waktu itu tercatat di bursa efek Amsterdam. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan
pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan,bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Barulah setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada tahun 1951 pemerintah mengeluarkan Undang – Undang Darurat No. 13 tahun 1951
yang kemudian disahkan menjadi Undang – Undang No. 15 tahun 1952, tentang bursa efek. Berdasarkan Undang – Undang tersebut bursa efek
Indonesia di buka kembali di Jakarta, tetapi dikarenakan situasi politik dan ekonomi yang kurang menguntungkan kegiatan pasar modal terhenti
kembali. Tanggal 10 Agustus 1977 Pemerintah Republik Indonesia
mengaktifkan kembali pasar modal yang diresmikan langsung oleh Presiden Soeharto dengan tujuan:
1. Mempercepat proses perluasan pengikut sertaan masyarakat dalam
pemilikan saham swasta menuju pemerataan pendapatan masyarakat. 2.
Menggairahkan partisipasi masyarakat dalam pengerahan dan penghimpunan dana untuk pembiayaan pembangunan nasional.
3. Mendorong perusahaan yang sehat untuk menjual sahamnya melalui
pasar modal yang memberikan keringanan – keringanan di bidang pajak. Setelah pengaktifan tersebut, perdagangan di Bursa Efek sempat
mengalami kelesuan sampai akhirnya pada tahun 1987 pemerintah mengeluarkan Paket Desember 87 PAKDES 87 yang memberikan
kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan penawaran umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia serta Paket Desember 88
PAKDES 88 yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go publik dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tanggal 22 Mei 1995 sistem otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem komputer JATS Jakarta Automated Trading
Systems. Sistem ini menjamin perdagangan lebih wajar dan lebih transparan.
Tahun 1995 Bursa Pararel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya. Kemudian di tahun 2007 Bursa Efek Surabaya BES dan Bursa
Efek Jakarta BEJ bergabung dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia BEI.
- Visi dari BEI adalah menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia.
- Misi dar BEI adalah mewujudkan bursa efek secara luas sejalan dengan perkembangan perekonomian Indonesia, mempunyai sarana perdagangan
yang efisien, sistem informasi yang terpecaya, lengkap dan profesional, dan berintegritas tinggi. Dengan demikian bursa efek Indonesia dapat
menjadi bursa efek yang transparan, likuid, wajar, dan efisien yang dapat membawa bursa efek Indonesia sejajar dengan bursa – bursa efek dunia.
4.1.2. Perusahaan Sampel Penelitian