34
teknik skala pembentukan menggunakan skala Likert yaitu metode pengukuran sikap dengan menggunakan skala penilaian tujuh butir yang
berada dalam rentang dua sisi Umar, 2000:137. Digunakan jenjang 1-7 dalam penelitian ini mengikuti pola sebagai berikut, misalnya:
1 2
3 4
5 6
7 Sts Ts
Ats N As S
Ss Skala tersebut disusun dalam suatu garis kontinu dengan jawaban
sangat positifnya terletak di sebelah kanan, jawaban sangat negatifnya terletak di sebelah kiri, atau sebaliknya. Skor 1 menunjukkan sangat tidak
setuju, skor 2 tidak setuju, skor 3 agak tidak setuju, skor 4 netral, skor 5 agak setuju, skor 6 setuju, dan skor 7 sangat setuju.
3.2. Teknik Penentuan Sampel a.
Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek subyek yang merupakan kualitas karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam
lainnya. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik sifat yang
dimiliki oleh subyek itu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan manajemen PT. Kereta Api Indonesia DAOP VIII Surabaya
yang total berjumlah 297 orang.
35
b. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Kereta Api Indonesia DAOP VIII Persero Surabaya. Teknik sampel yang dipergunakan
yang pertama adalah proportionate random sampling yaitu teknik pengambilan sampel dilakukan dengan membagi anggotaunsur dalam
populasi secara proporsional sesuai dengan pekerjaannya. Setelah itu menggunakan simple random sampling yaitu teknik pengambilan sampel
dilakukan secara acak sederhana Sugiyono, 1999:74-75.
Adapun cara yang digunakan untuk menghitung mengetahui jumlah sampel menurut Umar 2003 : 120 :
Rumus menghitung ukuran sampel : n =
100 1
2
× +
+ e
N N
Dimana : n = sampel
N = ukuran populasi e = persepsi yang digunakan;0,05
Jika diketahui jumlah populasi N sebanyak 297, maka didapat jumlah sampel :
n =
1 0 1
2
× +
+ e
N N
36
n =
100 05
, 1
297 297
2
× +
+
n = 100
1025 ,
1 297
297 ×
+
n = 100
10 ,
298 297 ×
n = 99,63 menjadi 105 Jumlah sampel yang diambil sebanyak 105 orang responden karena untuk
menghindari kesalahan pengisian kuesioner di mana menurut pedoman SEM dalam Ferdinand 2002 : 48 minimal sampel yang diambil 100-200
responden atau karyawan.
3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis data
Data Primer Data yang diperoleh dari jawaban kuesioner yang disebarkan kepada
karyawan PT. Kereta Api Indonesia DAOP VIII Surabaya.
3.3.2. Sumber Data
Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini berasal dari kalangan manajemen dan karyawan PT. Kereta Api Indonesia DAOP VIII Surabaya.
3.3.3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang diperlukan, penulis melakukan prosedur sebagai berikut :
37
a. Kuesioner Merupakan teknik pengambilan data dengan cara menyebarkan daftar
pertanyaan karyawan PT. Kereta Api Indonesia DAOP VIII Surabaya.
b. Wawancara Merupakan teknik pengambilan data dengan cara melakukan
wawancara peneliti dengan karyawan PT. Kereta Api Indonesia DAOP VIII Surabaya.
3.4. Teknik Analisis Data 3.4.1 Uji validitas
Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapi oleh sebuah indikator dalam menilai sesuatu atau ukurannya pengukuran atas apa yang
seharusnya diukur. Validitas juga dapat digunakan untuk menentukan apakah setiap indikator yang diestimasi secara valid mengukur dimensi dan
konsep yang diujinya.
3.4.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai
dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah konstrukfaktor laten yang umum. Dengan kata lain bagaimana hal-hal yang
spesifik saling membantu dalam menjelaskan sebuah tantangan yang umum.
38
Nilai batas yang digunakan untuk menilai sebuah tingkat reliabilitas yang dapat diterima adalah 0,70, walupun angaka itu bukanlah
sebuah angka yang “mati”. Artinya, bila penelitian yang dilakukan bersifat eksplanatori, maka nilai dibawah 0,70 pun masih diterima, sepanjang
disertai dengan alasan-alasan empiris yang terlihat dalam proses eksplorasi. Construct reliability
dan variance extracted dihitung dengan rumus :
Construct reliability =
[ ]
[ ]
∑ ∑
∑
+ j
ε
2 2
l o a
d i
e s
t a n
d a
r d l o
a d
e s
t a n
d a
r
Variance extracted =
[ ]
[ ]
]
∑ ∑
∑
+ j
ε
2 2
loading e
standardiz loading
e standardiz
Standardize loading dapat diperoleh dari output Amps 4.01,
dengan melihat estimasi setiap construct standardize weight terhadap butir sebagai indikatornya. Jadi secara umum, nilai construct reliability yang
dapat diterima adalah ≥ 0.7 dan variance extracted ≥ 0.5 Ferdinand, 2002 :
03
3.4.3 Uji Normalitas
Sebaran data harus dianalisis untuk melihat apakah normalitas dipenuhi sehingga data dapat lebih lanjut untuk permodelan SEM ini.
Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data atau dapat
39
diuji dengan metode-metode statistik. Uji normalitas ini perlu dilakukan baik untuk beberapa variabel digunakan sekaligus dalan analisis terakhir.
Menggunakan critikal ratio yang diperoleh dengan membagi koefisien sampel dengan standart errornya dan skewness value yang
biasanya disajikan dalam statistik deskriptif dimana nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut 2 value. Pada tingkat signifikan 1 persen, jika
nilai -2 lebih besar dari nilai kritis, maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal.
Normal Probability Plot SPSS 10.1
Linieritas dengan mengatasi scatterplots dari data yaitu dengan memilih persaingan data dan dilihat pola penyebarannya untuk menduga ada tidaknya
linieritas.
3.5. Uji Hipotesis 3.5.1. Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini
adalah Structural Equation Modelling SEM.
Model pengukuran variabel motivasi kerja prestasi kerja, dan kepribadian ynag kreatif menggunakan Confirmatory Factor Analysis.
Confirmatory Factor Analysis yaitu uji kesesuian model serta uji
signifikansi bobot faktor laten konstruk laten. Penaksiran pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya menggunakan
koefisien jalur.
40
3.5.2. Evaluasi atas Outlier
Mengamati nilai 2-score variabel : ketentuan
, 3
±
non outlier. Multivariate outlier
diuji dengan kriteria mahalonobis pada tingkat p 0,001. Jarak diuji dengan Chi-Square
χ
2
χ pada df degrees of freedom
sebesar jumlah variabel bebasnya. Ketentuan : bila mahalanobis dari nilai
2
adalah multivariate outlier. Outlier adalah observasi atau data dua yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat jauh berbeda dari
observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi Hair, 1995.
3.5.3. Deteksi Multikolinerity
dan Singularity
dengan mengamati Determinant Matrix Covarians.
Dengan demikian nilai determinant matrix covarians yang sangat kecil maka memberi indikasi adanya multikolineariti dan singularitas.
3.5.4. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal
Pengaruh langsung koefisien jalur diamati dari bobot regresi terstandar, dengan pengujian signifikansi pembanding nilai CR Critical
Ratio atau P Probability yang sama dengan nilai t hitung. Apabila t
hitung lebuh besar daripada t tabel berarti signifikan.
3.5.5. Pengujian dengan Two- Step Approach
Two-Step Approach digunakan untuk mengatasi masalah sampel
data yang kecil jika dibandingkan dengan jumlah butir instrumentasi yang
41
digunakan Hartline Ferrel, 1996 dan keakuratan reliabilitas indikator- indikator terbaik dapat dicapai dalam Two-Step Approach ini. Two-Step
Approach bertujuan untuk menghindari interaksi model pengukuran dan
model structural pada One-Step Approach hair et.al., 1998. Sampel data penelitian ini berjumlah 104, dan butir instrumentasi penelitian berjumlah 13
butir pertanyaan. Yang dilakukan dalam Two-Step Approach to SEM adalah estimasi
terhadap measurement model dan estimasi terhadap structural model. Cara yang dilakukan daalm menganalisis SEM dengan Two-Step Approach
adalah menjumlahkan skala butir-butir setiap konstruk menjadi sebuah indikator bagi setiap konstruk. Jika terdapat skala yang berbeda setiap
indikator tersebut distandardisasi Zscore dengan mean = 0, deviasi standar = 1, yang tujuannya adalah untuk mengeliminasi pengaruh-pengaruh skala
yang berbeda-beda Hair et.al., 1998.
3.5.6. Evaluasi Model
Hair et.al., 1995, menjelaskan dalam analisis SEM tidak ada alat uji statistik tunggal untuk mengukur atau menguji hipotesis mengenai model.
Umumnya terhadap berbagai jenis fit indeks yang digunakan untuk mengukur derajat kesesuaian antara model yang dihipotesakan dengan data
yang disajikan. Pengujian terhadap model yang dikembangkan dengan berbagai kriteria Goodnees of fit yaitu Chi-Square, Probability RMSEA,
GFI, AGFI, EMINDF, TLI, CFI
42
Tabel 3.1 Good of Fit Indices Goodnees of Fit
Index Keterangan
Cut of Value
X
2
Menguji apakah covariance populasi yang diestimasi sama dengan
covariance Chi Square
Diharapkan kecil, 1 s.d 5
atau paling baik diantara 1
dan 2
Probability Uji signifikan terhadap perbedaan
matrix covariance data dalam matrix covariance yang diestimasi
Minimum 0,1 dan 0,2 atau
05 ,
≥
RMSEA Mengkompensasi kelemahan Chi
Square pada sampel besar
08 ,
≤
GFI Menghitung proporsi tertimbang
variance dalam matrix sampel yang dijelaskan oleh matrix covariance
populasi yang diestimasi
90 ,
≥
AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF
0,90 CMIND OF
Kesesuaian antara data dan model
00 ,
2 ≤
TLI Pembandingan antara model yang
diuji terhadap baseline model
95 ,
≥
Cfi Uji kelayakan model yang tidak
sensitive terhadap besarnya sampel dan kerumitan model
94 ,
≥
43
HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Kereta Api Indonesia DAOP VIII Persero
Surabaya
Sejarah perkeretaapian di Indonesia diawali dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan kereta api di desa Kemijen pada tanggal 17
Juni 1864, oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele.
Pembangunan diprakarsai oleh “Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij
” NV. NISM yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung yang
berjarak 26 kilometer dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada tanggal 10 Agustus 1867.
Keberhasilan swasta NV. NISM membangun jalur kereta api antara Semarang – Tanggung yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870
dapat menghubungkan kota Semarang – Surakarta yang berjarak 110 kilometer, akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan
kereta api di daerah lainnya. Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17
Agustus 1945, karyawan kereta api yang tergabung dalam ”Angkatan
44
Moeda Kereta Api” AMKA mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang pada masa itu.
Peristiwa bersejarah yang terjadi pada tanggal 28 September 1945, pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA
lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan perkeretaapian berada ditangan bangsa Indonesia. Pihak Jepang tidak
diperkenankan lagi campur tangan dengan urusan perkeretaapian di Indonesia. Inilah yang melandasi ditetapkannya 28 September 1945
sebagai Hari Kereta Api di Indonesia, serta dibentuknya ”Djawatan Kereta Api Indonesia” DKARI .
4.1.2. Tujuan Perusahaan
Setiap perusahaan selalu mempunyai tujuan yang hendak dicapai, karena tujuan merupakan arah atau pedoman dalam melaksanakan
kegiatan usaha disamping dapat pula berfungsi sebagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan perusahaan.
Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan
kendaraan lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di rel. Kereta api merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif
kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri dan rangkaian kereta atau gerbong dirangkaikan dengan kendaraan lainnya . Rangkaian
45
kereta atau gerbong tersebut berukuran relatif luas sehingga mampu memuat penumpang maupun barang dalam skala besar.
PT. Kereta Api Indonesia DAOP VIII Persero Surabaya mempunyai tujuan yaitu menjadi perusahaan yang bergerak dibidang jasa
transportasi, yang dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh para konsumen sebagai alat transportasi utama angkutan darat baik antar kota
maupun antar provinsi..
4.1.3. Lokasi Perusahaan
PT. Kereta Api Indonesia Daerah Operasi VIII Persero Surabaya terletak di JL. Gubeng Masjid Surabaya - 60131. Pemilihan lokasi
perusahaan dikawasan Gubeng di Surabaya tersebut oleh PT. Kereta Api Indonesia DAOP VIII Persero Surabaya didasarkan atas pertimbangan,
antara lain : 1. Kemudahan ijin mendirikan perusahaan, karena lokasi perusahaan
berada dikawasan tengah kota.. Dimana sarana transportasi sangat diperlukan.
2. Sarana transportasi yang mudah untuk produksi. 3. Ketersediaan air dan listrik yang telah disediakan oleh Negara
sehingga memudahkan kegiatan perusahaan. 4. Sarana komunikasi memadai, hal ini dikarenakan letak perusahaan
bersebelahan dengan stasiun Gubeng.
46
4.1.4. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas
Struktur organisasi merupakan suatau bagan yang menunjukan keterkaitan antara anggota organisasi yang satu dengan yang lainnya.
Dengan demikian adanya stuktur organisasi, diharapkan adanya hubungan yang baik antara individu dan golongan yang dapat dicapai melalui tugas –
tugas, wewenang serta tanggung jawab yang jekas dari masing – masing bagan dalam suatu struktur yang terorganisasi. Stuktur organisasi
perusahaan juga mempunyai tujuan mempertegas pembagian kerja dan wewenang dalam suatu perusahaan.
Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT. Kereta Api Indonesia DAOP VIII Persero Surabaya
47
Adapun uraian tugas, fungsi dan tanggung jawab dari masing – masing bagian dalam perusahaan ini adalah sebagai berikut :
1 Deputy Executive Vice President Deputy EVP : a Menangani target pendapatan dan efisiensi biaya.
b Mengutamakan keselamatan, pelayanan, kenyamanan dan ketepatan waktu.
c Mengatur kesiapan dan kehandalan sarana prasarana perkeretaapian.
d Membantu terselenggaranya proses peningkatan kualitas secara berkelanjutan.
e Melaksanakan program Corporate Social Responsbility, pelestarian cagar budaya dan kelestarian lingkungan.
f Optimalisasi sumber daya perusahaan. g Menjaga terkendalinya operasi perjalanan KA serta keamanan dan
ketertiban. h Menjaga terkendalinya aktivitas operasi pelayanan konsumen,
penjualan dan customer care. i Menyelenggarakan kerjasama kemitraan dengan pihak eksternal
secara efektif. j Membantu terkoordinasinya seluruh aktivitas operasi bisnis
perkeretaapian, yang diselenggarakan di wilayah geografisnya.
48
k Memastikan bahwa semua risiko pada proses bisnis di dalam lingkup Daerah Operasi diidentifikasi, diukur, dievaluasi, direspon,
dikontrol dan dipantau dengan semestinya secara berkelanjutan. l Mewakili perusahaan di wilayah geografisnya dalam hubungannya
dengan pihak eksternal sesuai lingkup tanggung jawab dan bisnis Daerah Operasi.
2 Manager Sumber Daya Manusia dan Umum
a Merumuskan penjabaran strategi dan kebijakan yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya yang telah ditetapkan Kantor
Pusat di wilayah Daerah Operasi 8 Surabaya. b Membantu terselenggaranya proses peningkatan kualitas secara
berkelanjutan dan pengelolaan resiko di seksinya. c Menyusun program pengelolaan adan evaluasi kinerja Sumber
Daya Manusia. d Mengelola Hygiene perusahaan, kesehatan kerja HIPERKES
dan lingkungan. e Mengelola dokumen perusahaan serta kegiatan administrasi
kerumahtanggaan, protokoler dan umum. f Melaksanakan perawatan bangunan dinas di wilayah Daerah
Operasi 8. 3. Manager Keuangan
49
a Merumuskan penjabaran strategi dan kebijakan yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya yang telah ditetapkan Kantor
Pusat, Daerah Operasi 8. b Mengkoordinir penyusunan Rencana Kerja Anggaran Tahunan
Daerah Operasi dan melaksanakan, mengendalikan dan melaporkan rencana serta pelaksanaan anggaran.
c Membina pelaksanaan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan Daerah Operasi.
d Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan, pengesahan pembayaran gaji pegawai dan non – pegawai, pengesahan
pembayaran kepada pihak ketiga serta penyelesaian dokumen analisa dan tata usaha keuangan.
e Melaksanakan penagihan atas piutang usaha dari pengusahaan angkutan penumpang, barang dan pengusahaan aset.
4. Manager Sarana a Menyusun program anggaran penyiapan sarana Siap Operasi,
perawatan rutin, pengendalian dan evaluasi kinerja perawatan sarana.
b Menyusun program penyiapan Lokomotif KRD Siap Operasi, perawatan rutin dan pengendalian perawatan Lokomotif KRD.
c Menyusun program penyiapan Kereta dan Gerbong Siap Operasi, perawatan rutin dan pengendalian perawatan Kereta dan Gerbong.
50
d Melaksanakan pemantauan, pengawasan, pemeriksaan, pembinaan mutu pekerjaan teknis perawatan sarana, administrasi teknis
perawatan sarana, keuangan dan pergudangan untuk wilayah Seksi Sarana Daerah Operasi 8.
e Melaksanakan pembinaan teknis terhadap Unit Pelaksana Teknis UPT yang berada di bawah Seksi Sarana di wilayahnya.
5 Manager Jalan Rel dan Jembatan a Melaksanakan penyusunan program kerja anggaran dan
pengendalian, serta evaluasi kinerja efektivitas efisiensi perawatan jalan rel, sepur simpang dan jembatan.
b Melaksanakan penyusunan program kerja dan perencanaan teknis perawatan serta serta pemeliharaan kelaikan operasi jalan rel, sepur
simpang dan jembatan. c Melaksanakan penyusuan program kerja perencanaan teknis
perawatan pemeliharaan dan pengoperasian sarana mesin perawatan jalan rel berikut fasilitas perawatannya serta evaluasi
perawatan jalan rel, sepur simpang dan jembatan. d Melaksanakan pemantauan, pengawasan, pemeriksaan dan
pembinaan mutu teknis perawatan jalan rel, sepur simpang dan jembatan, serta administrasi operasional perawatan prasarana
tersebut. 6 Manager Sinyal, Telekomunikasi dan Listrik
51
a Menjamin ketersediaan dan kelaikan peralatan sinyal, telekomunikasi dan listrik.
b Menyusun program dan melaksanakan perawatan sinyal, telekomunikasi dan listrik.
c Melaksanakan pemantauan, pengawasan, pemeriksaan dan pembinaan mutu pekerjaan teknis perawatan sinyal,
telekomunikasi dan listrik di wilayah Daerah Operasi 8. 7 Manager Operasi
a Menjamin keamanan, ketertiban dan kelancaran kegiatan angkutan kereta api.
b Melaksanakan kegiatan angkutan penumpang dan atau barang. c Melaksanakan pelayanan operasi sarana komunikasi dan
pemberian informasi telegram. d Melaksanakan pengendalian operasi secara terpusat dan terpadu di
wilayah Daerah Operasi. 8 Manager Komersial
a Melaksanakan pengusahaan jasa angkutan penumpang, angkutan barang dan pengusahaan asset.
b Mengelola jasa angkutan penumpang dan barang. c Mengelola customer care dan customer retention, termasuk
penyelesaian klaim asuransi, service recovery serta penanganan insiden yang menimpa pengguna jasa.
52
d Mengusahakan asset stasiun dan sarana, mengelola pengusahaan Right of Way
dan asset diluar stasiun, melakukan rencana, evaluasi dan pengendalian pengusahaan asset dan kerjasama operasi.
e Membuat perencanaan program dan melaksanakan perawatan hardware
dan jaringan yang mendukung implementasi system informasi yang ada di wilayahnya, termasuk mendukung
implementasi software-nya. 9 Manager Hubungan Masyarakat Daerah
a Melaksanakan fungsi Corporate Image Building. b Mengelola informasi dan komunikasi di dalam perusahaan dan
menjalin hubungan dengan media massa di luar perusahaan. c Melaksanakan program Corporate Social Responsbility di
wilayahnya. 10 Manager Pelelangan
a Menyiapkan kelengkapan dokumen lelang. b Melaksanakan pelelangan dan penatausahaan administrasi
pelelangan. 11 Manager Hukum
a Memberikan pertimbangan dan pendampingan bantuan hokum di dalam dan di luar pengadilan serta menjadi sumber informasi
hokum dan peraturan bagi pegawai pejabat di wilayah Daerah Operasi 8.
b Menjalin hubungan dengan pihak – pihak eksternal terkait.
53
Dari masing – masing manager diatas, setiap divisi bertugas mengkoordinir tugas bawahannya seperti tertera dalam stuktur organisasi,
sebatas job yang telah diberikan pada masing – masing subsi yang bersangkutan.
Dari setiap divisi bertugas merencanakan dan mengontrol atas pelaksanaan rencana yang telah diberikan ke masing – masing subsi. Tiap
– tiap subsi bertugas melksanakan intruksi dari divisi manager ada hal –
hal yang perlu diselesaikan.
4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.2.1.
Analisis Statistik Deskriptif
Gambaran statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran jawaban responden atau karyawan manajemen PT. Kereta Api
Indonesia DAOP VIII Surabaya yang berjumlah 105 orang diperoleh jawaban sebagai berikut :
a. Deskripsi responden berdasarkan Subsi Bidang pekerjaan