muda yang empuk serta berair. Nimfa lebih merusak dari pada walang sangit dewasa sebab mereka hidup lebih lama.
Serangan walang sangit meningkat bila terjadi hujan merata dalam satu tahun. Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan walang sangit dapat
mencapai 10-40 . Serangan walang sangit yang hebat dapat menghancurkan seluruh tanaman padi. Tanaman padi yang terus-menerus di tanam juga
mendorong perkembangan populasi hama walang sangit sehingga serangan walang sangit semakin luas Pracaya, 2008.
D. Sirsak Annona muricata L.
Klasifikasi Tumbuhan Sirsak adalah
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Polycarpiceae
Famili : Annonaceae
Genus : Annona
Spesies : Annona muricata L.
Gambar 2.2 : Daun Sirsak
1. Morfologi Tanaman Sirsak Annona muricata L.
a. Daun
Daun berbentuk bulat lonjong atau lanset, tulang daun menyirip, ujung daun meruncing, tepi daun rata, pangkal daun meruncing, berwarna
hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun mengkilap, letak daun berhadapan, panjang tangkai daun ± 5 mm. Daun sirsak lebar dan agak
tebal dengan bau spesifik langu. b.
Batang Batang berwarna coklat, berkayu, bulat, dan bercabang. Tanaman
sirsak lebih menyerupai tanaman semak atau perdu dengan batang keras. Tinggi tanaman mencapai 5 - 6 meter.
Menurut Suranto 2011 pohon sirsak tingginya bisa mencapai 10 meter, dengan diameter batang 10-30
cm. Batang sirsak dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara okulasi maupun sambung pucuk. Batang tanaman
sirsak mempunyai banyak cabang dan cabangnya mempunyai banyak ranting sehingga menjadikannya rimbun. Kulit batang sirsak mudah
dikupas sehingga memudakan untuk diokulasi. c.
Akar Tanaman ini mempunyai akar tunggang, berwarna coklat. Akar
tanaman sirsak cukup dalam karena dapat menembus tanah sampai ke dalaman 2 meter. Akar samping cukup banyak dan kuat hingga baik untuk
konservasi lahan yang miring karena dapat mencegah erosi Mardiana dan Juwita, 2014.
d. Bunga
Bunga tunggal, dalam satu bunga terdapat banyak putik sehingga dimanakan bunga berpistil majemuk. Bagian bunga tersusun secara
hemicyclis, yaitu sebagian terdapat dalam lingkaran dan yang lain spiral atau terpencar. Mahkota bunga berjumlah 6 sepalum yang terdiri atas dua
lingkaran, bentuknya hampir segitiga, tebal, dan kaku, berwarna kuning keputih-putihan dan setelah tua mekar dan lepas dari dasar bunganya.
Putik dan benang sari lebar dengan banyak karpel bakal buah. Bunga keluar dari ketiak daun, cabang, ranting. Bunga umumnya sempurna
hermaprhodit. Tapi terkadang hanya bunga jantan dan bunga betina saja yang terdapat pada satu pohon. Bunga melakukan penyerbukan silang
dengan bantuan serangga, karena umumnya tepung sari matang terlebih dahulu sebelum putiknya reseptif. Pada saat lapisan mahkota luar membuka,
yakni pada sore hari, tepung sari matang lebih dulu protandri dan berhamburan tertiup angin. Selanjutnya, lapisan makota dalam menyusul
membuka. Serangga penyerbuk berpeluang masuk ke dalam bunga yang menyebarkan bau harum, tetapi daya kecambah tepung sari sudah melemah.
Oleh karena itu penyerbukan sendiri sangat rendah sekitar 10, sedangkan penyerbukan silang cukup besar. Lebah madu dan lalat berperan
sebagi penyerbuk. Tanaman sirsak berbunga pada bulan Oktober - November. Buah
dapat dipanen pada bulan Januari - Februari. Tanaman tahan kekeringan,
tetapi pada musim yang sangat kering bunga akan berguguran atau bunga menjadi hitam dan keras.
e. Buah
Sirsak yang sudah masak hanya mampu bertahan selama 2-3 hari. Buah sirsak termasuk buah semu, daging buah lunak dan lembek,
berwarna putih, berserat dan berbiji hitam pipih. Kulitnya berduri, tangkai buah menguning Mardiana, Lina dan Juwita Ratnasari, 2014. Buah
berukuran besar. Umumnya berbentuk lonjong, sering bengkok melengkung. Buah berduri penuh. Kulit buah berwarna hijau hingga
kekuningan. Duri buah agak lunak dan tidak tajam. Bila matang buah menjadi lunak, mudah dibelah dengan tangan dan daging buah tampak
berlapis-lapis dami. Letak daging buah sejajar, tegak lurus pada poros buah perpanjangan tangkai buah yang berwarana putih bersih dan berair.
Rasa buah masam hingga manis masam. Biji sirsak banyak, berbentuk pipih, berwarna kehitaman dan keras. Biji menyebar keseluruh daging
buah sehingga menyulitkan saat dimakan, letak biji sejajar. Menurut Suranto 2011 di dalam buah sirsak terdapat banyak biji dengan jumlah
mencapai 100-200 butir.
2. Asal -Usul Sirsak Annona muricata L.
Menurut Suranto 2011 tanaman sirsak Annona muricata L. berasal dari wilayah Amerika Tropis, meliputi Amerika Tengah dan Amerika Selatan
yaitu sekitar Peru, Argentina, hutan Amazon, dan kepulauan Karibia. Di wilayah asalnya sirsak Annona muricata L. merupakan buah penting. Sirsak
Annona muricata L. adalah salah satu pohon buah yang pertama kali dikenal di dunia setelah Colombus menemukan Amerika. Setelah itu orang
Spanyol membawa ke Filipina. Pada abad ke-17, buah ini dibawa ke Benua Afrika dan banyak dijumpai di taman-taman atau pekarangan rumah
penduduk di wilayah Afrika Selatan. Diperkirakan sirsak Annona muricata L. masuk ke Afrika pada tahun 1686. Kemudian sirsak menyebar hampir
seluruh wilayah tropis di dunia, dari Amerika Selatan, Kuba, Meksiko, Sri Langka, Asia Tenggara sampai Indonesia. Di Indonesi sendiri sentra produksi
sirsak berada di daerah Raja Mandala di Jawa Barat, kabupaten Karanganyar dan Rambang di Jawa Tengah, serta Malang Selatan.
3. Ragam Nama Sirsak Annona muricata L.
Menurut Suranto 2011 di berbagai negara, buah sirsak Annona muricata L. ini dikenal dengan nama, antara lain graviola Portugis;
guanabana Spanyol; guanaba El Salvador; huanaba Guatemala; zopote de viejas atau cabeza de negro Meksiko; catoche atau catuche Venezuela;
anona de puntitas atau anona de broquel Argentina; sinini Bolivia; brzilian paw paw, araticum do grande, graviola, jaca do para Brasil; serta sorsaka
atau zunrzak Netherlands Antilles, Suriname. Nama lain sirsak dari berbagai bahasa antara lain adalah sousop
Inggris; zuurzak Belanda; corossol Prancis; guyabano Filipina; togebanreishi Jepang; sitapal India; ciguofan lizhi Cina; srikaya belanda
Malaysia; thurian thet Thailan; mang cau Vietnam; serata saua sap Papua Nugini.
Di Indonesia, nama lokal sirsak sangat beragam, antara lain nangka londa, nangka manila, nangka sabrang, mulwa londa, srikaya welonda,
srikaya welondi, sirsak, sirsat Jawa; nangka belanda, nangka walanda, kadu walanda Sunda; nangka buris, nangka moris, nangka englan Madura;
srikaya jawa Bali; deureuyan belanda Aceh; terong olanda Toba; durian betawi Minangkabau; jambu landa Lampung; dian blanda Dayak;
nangka walanda Ternate; nangka lada Tidore; durio ulondo Nias; nahat Sika; anona Larantuka; siri kaja balanda Bugis; lange lo walanda
Gorontalo; naha wolanda Halmahera; anad walanda Saram Barat; tafena warata Seram Selatan; serta ai ota malai Timor.
Menurut Sunarjono 2004 di Indonesia luas tanaman sirsak tidak tercatat, tetapi hampir setiap orang mengenal sirsak Annona muricata L.
dengan nama nangka belanda, nangka seberang, durian belanda atau buah nona. Sesuai dengan namanya buah sirsak berlapis seperti kantong zak yang
masam zuur.
4. Habitat atau Syarat Tumbuh
Sirsak Annona muricata L. dapat tumbuh pada semua jenis tanah dengan derajat keasaman pH antara 5,5 - 7. Jadi tanah yang sesuai adalah
tanah yang agak asam sampai agak alkalis. Tanaman sirsak Annona muricata L. tumbuh baik pada dataran rendah hingga dataran tinggi yang berkisar
antara 100 - 1000 m di atas permukaan laut. Pada daerah dengan ketinggian 1000 m di atas permukaan laut tanaman sirsak Annona muricata L. tidak
dapat tumbuh dengan baik. Suhu udara yang sesuai untuk tanaman sirsak
Annona muricata L. adalah 22 - 32 C. Curah hujan yang dibutuhkan
tanaman sirsak antara 1500- 3000 mm pertahun dengan musim kemarau 4 - 6 bulan Sunarjono, 2013.
5. Perbanyakan Tanaman
Tanaman sirsak dapat diperbanyak dengan cara okulasi atau sambung pucuk. Perbanyakan dengan biji kurang baik karena tanaman mulai berbuah
pada umur enam tahun. Sedangkan bibit okulasi, tanaman dapat berbuah pada umur tiga tahun. Okulasi pada tanaman sirsak lebih mudah karena kulit
batang mudah di kupas. Biasanya, setelah tanaman berumur delapan tahun lebih, produksinya akan turun.
Menurut Suranto 2011 pohon sirsak tumbuh dengan cepat dan sudah mulai berbuah pada umur 3-5 tahun. Sirsak yang di tanam dari biji mulai
berbuah setelah berumur 4-5 tahun. Sementara sirsak yang ditanam dari okulasi mulai berbuah pada umur 2-3 tahun setelah ditanam. Hasil buah
sirsak rata-rata 20 buah tiap pohon pertahun dengan bobot 10-60 kg.
6. Kandungan Kimia
Menurut Asprey dan Thornto 2000 dalam Purwatresana 2012 daun sirsak mengandung flavonoid, alkaloid, asam lemak, fitosterol, mirisil
alkohol dan anonol. Sedangkan menurut Wullur, et al., 2013 daunnya mengandung senyawa tanin, fitosterol, kalsium oksalat, alkaloid murisin,
monotetrahidrofuran asetogenin, seperti anomurisin A dan B, gigantetrosin A, annonasin-10-one, murikatosin A dan B, annonasin dan goniotalamisin
Menurut Mulyaman, dkk 2000 dalam Tenrirawe 2011 daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain acimicin, bulatacin dan
squamocin. Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin memiliki keistimewaan sebagai antifeedant. Dalam hal ini serangga hama tidak lagi
memakan bagian tanaman yang disukainya. Sedangkan pada konsentrasi rendah, bersifat racun perut yang menyebabkan serangga hama mati.
Menurut Robinson 1995 dalam Adri dan Wikanastri 2013 kandungan senyawa yang terdapat dalam daun sirsak antara lain steroid atau
terpenoid, flavonoid, kumarin, alkaloid, dan tanin. Dimana senyawa flavonoid berfungsi sebagai antioksidan untuk penyakit kanker, anti mikroba,
anti virus, pengatur fotosintetis, dan pengatur tumbuh. Sedangkan menurut Yenie, et al., 2013 tanin diproduksi oleh tanaman, berfungsi sebagai
substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar jaringan. Selain itu juga tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat menyusutkan jaringan dan
menutup struktur protein pada kulit dan mukosa. Tanin pada umumnya tahan terhadap perombakan atau fermentasi selain itu juga dapat menurunkan
kemampuan binatang untuk mengkomsumsi tanaman. Saponin bekerja menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi
korosif dan akhirnya rusak.
7. Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit
Ekstrak daun sirsak diaplikasikan dengan cara menyemprotkan ke seluruh bagian ruangan secara merata. Ekstrak daun sirsak yang disemprotkan
sebagai insektisida masuk ke dalam tubuh serangga melalui kutikula racun
kontak, alat pencernaan racun perut dan lubang pernafasan racun pernafasan. Menurut Mulyaman, dkk., 2000 dalam Tenrirawe 2011 daun
sirsak memiliki sifat sebagai antifeedant dan racun perut. Pada konsentrasi tinggi, bersifat antifeedant dimana serangga hama tidak lagi memakan bagian
tanaman yang disukainya. Sedangkan pada konsentrasi rendah, bersifat racun perut yang menyebabkan serangga hama mati. Menurut Djojosumarto 2008
jika serangga makan maka pestisida akan masuk ke dalam organ pencernaan serangga dan diserap oleh dinding saluran pencernaan. Selanjutnya
insektisida tersebut dibawa oleh cairan tubuh serangga ke tempat sasaran yang mematikan misalnya sistem saraf serangga .
Menurut Sastrodiharjo 1979 dalam Ajad 2015 dinding tubuh serangga dapat menyerap pestisida, membran dasar dinding tubuh bersifat
semipermeabel. Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk melalui sistem pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus
yang masuk melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran trakea dan pada akhirnya akan masuk ke dalam jaringan.
Pada organ tanaman juga terdapat stomata yang memungkinkan pestisida masuk sehingga serangga yang makan bagian tanaman akan mati
karena masih adanya residu pestisida. Menurut Wilkins 1991 dalam Haryanti dan Tetrinica 2009 stomata ditemukan pada sebagian besar
permukaan tanaman misalnya daun, batang dan akar tetapi jumlah stomata yang terbanyak terdapat pada daun. Sebagian besar pohon angiosprermae
daunnya mempunyai stomata pada permukaan bawah, sehingga disebut
hipostomatus sedangkan pada daun akuatik yang mengapung, stomata hanya terdapat pada permukaan atas daun dan pada tanaman lainnya stomata
terdapat pada ke dua permukaan daun. Penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada daun, saat stomata
membuka maksimal, sehingga pestisida yang terlarut dalam air akan lebih mudah masuk. Maka pestisida akan lebih cepat ditranslokasikan keseluruh
bagian tubuh tumbuhan Moenandir, 1990; Setyowati, 2015; Fatonah, et al., 2013. Pada pagi hari stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas
cahaya dan temperatur yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup menyebabkan tugor sel penjaga meningkat. Namun pada saat siang hari,
stomata menutup karena tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta penguapan air yang berlebihan Taiz dan Zeiger, 2002; Hopkins, 2004;
Fatonah, at al., 2013
E. Hasil Penelitian yang Relevan