Sikap Responden tentang Pencegahan HIVAIDS Tindakan Responden tentang Pencegahan HIVAIDS

29 persentase sebesar 67,8. Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Akbar 2012 yang didapat bahwa pertanyaan mengenai usaha-usaha perlindungan diri untuk mencegah penularan AIDS merupakan pertanyaan yang paling banyak dijawab salah oleh responden dengan persentase 53,7. Pada pertanyaan nomor 5 didapatkan persentase jawaban salah cukup besar yaitu 35,6 tentang usaha pencegahan HIV pada remaja, dan pertanyaan nomor 6 dengan persentase 36,8 tentang usaha menanggulangi infeksi HIV. Hal ini mungkin dipengaruhi kurangnya pemahaman remaja tentang hal-hal yang berkaitan dengan cara pencegahan dan penanggulangan HIV pada remaja.

2.2 Sikap Responden tentang Pencegahan HIVAIDS

Sikap masih merupakan reaksi tertutup bukan merupakan reaksi terbuka tingkah laku yang terbuka. Lebih dapat dijelaskan lagi bahwa sikap merupakan reaksi terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek Notoadmodjo, 2003.Sikap belum merupakan suatu tindakan aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku. Hasil penelitian yang didapat dari tabel 5 bahwa sebanyak 75 orang 86,2 responden memiliki sikap yang baik tentang pencegahan HIVAIDS. Hasil tersebut sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhannur 2006 yang menyebutkan sikap remaja di salah satu sekolah negeri di kota Medan terhadap pencegahan HIVAIDS dalam kategori baik. Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijaya 2010, yang menyebutkan sikap remaja di salah satu sekolah swasta di kota Universitas Sumatera Utara 30 Medan terhadap pencegahan HIVAIDS dalam kategori cukup. Hali ini mungkin dipengaruhi oleh faktor budaya dan ajaran agama yang dianut masing-masing siswa-siswi tersebut.

2.3 Tindakan Responden tentang Pencegahan HIVAIDS

Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau disikapi dinilai baik Notoadmodjo, 2005. Dari hasil penelitian yang dapat dilihat dari tabel 6 bahwa sebanyak 68 orang 78,2 responden memiliki tindakan yang positif tentang pencegahan HIVAIDS. Hasil tersebut sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhannur 2006 yang menyebutkan tindakan terhadap pencegahan HIVAIDS dalam kategori baik positif. Hasil penelitian ini juga sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Radhiah 2011, yang menyebutkan bahwa tindakan remaja Mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di kota Medan berada pada kategori positif baik. Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat bahwa pertanyaan tindakan tentang pencegahan HIVAIDS dengan menjauhi temankeluarga yang menderita HIVAIDS memiliki persentase 31,0, berusaha menghindari penggunaan kamar mandi umum karena khawatir telah digunakan oleh pasien HIVAIDS memiliki persentase 35,6 dan menghindari bersalaman dengan penderita HIVAIDS Universitas Sumatera Utara 31 memiliki persentase 29,9. Persentase yang didapat cukup tinggi terkait dengan pertanyaan tentang pencegahan HIVAIDS. Menurut Madyan 2009 dalam Akbar 2012, dunia medis hingga saat ini hanya bisa menawarkan lima cara pencegahan penularan HIV, yaitu: tidak melakukan hubungan seks sama sekali, setia dan tidak berganti-ganti pasangan dan partner seks, menggunakan kondom jika memang berperilaku seksual beresiko, menghindari dan meninggalkan narkoba khususnya narkoba suntik, menambah wawasan dan membuka pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan ilmu kesehatan reproduksi dan PMS Penyakit Menular Seksual. Sedangkan menjaga kebersihan dengan menjauhi temankeluarga yang menderita HIVAIDS, berusaha menghindari penggunaan kamar mandi umum karena khawatir telah digunakan oleh pasien HIVAIDS, dan menghindari bersalaman dengan penderita HIVAIDS bukan merupakan upaya dalam pencegahan HIVAIDS.

2.4 Gambaran Perilaku Responden tentang Pencegahan HIVAIDS