Apa rencana tindak kita setelah mempelajari tema ini?

Setelah melakukan window shopping, setiap peserta didik menganalisa dari hasil window shopping dan membaca kembali “wawasanku” tentang nilai-nilai atau prilaku yang bisa diambil dari peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sekarang. Minimal hasil analisa menjawab pertanyaan berikut: 1. Apa nilai yang bisa diambil dari peristiwa hijrah nabi Muhammad? 2. Bagaimana menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sebagai individu atau masyarakat? 3. Apa bentuk hijrah yang bisa diterapkan pada masa sekarang? Setelah mempelajari tema hijrah Nabi Muhammad ke Madinah, lakukanlah refleksi dengan menjawab bertanyaan berikut: 1. Apakah kita telah memahami tentang Hijrah Nabi Muhammad ke Madinah? 2. Apa pengaruh dan manfaat bagi kita mempelajari tema ini? 3. Apa rencana tindak kita setelah mempelajari tema ini? Tugas kelompok Carilah peristiwa hijrahnya salah seorang shahabat. Cerita tersebut bisa menjawab pertanyaan berikut: 1. Bagaimana cara shahabat melakukan hijrah? 2. Apa tantangan yang dihadapi ketika hijrah? 3. Bagaimana sahabat mengatasi tantangan tersebut? Buku Siswa SKI MTS kelas VII 65 Analisaku 5 5 Refleksiku 6 6 Tugask u Buku Siswa SKI MTS kelas VII 66 “ Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu tidak memberi pertolongan, maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu selain dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal “. QS. Ali Imran3: 160 Mutiara Hikmah Mush’ab bin Umair adalah Da’i pertama di sejarah Islam. Sebelum masuk Islam, ia dikenal sebagai seorang pemuda ganteng yang dikenal sangat perlente. Namun sesudah memeluk Islam, ia berubah samasekali. Ia memakai jubah usang. Rosullulah saw bersabda “Dahulu saya lihat Mush’ab ini tak ada yang mengimbangi dalam memperoleh kesenangan dari orang tuanya, kemudian ditinggalkannya semua itu demi cintanya kepada Allah dan Rasul- Nya.” Suatu saat Mush’ab dipilih Rasulullah saw menjadi duta atau utusan Rasul ke Madinah untuk mengajarkan ajaran Agama Islam kepada orang – orang Anshar yang telah melakukan Bai’at di bukti Aqabah. Disamping itu mengajak orang-orang lain untuk menganut agama Allah, serta mempersiapkan kota Madinah untuk menyambut hijrah Rasul sebagai peristiwa besar. Ada suatu peristiwa yang dihadapi ketika berdakwah di Madinah. Ketika ia sedang menyampaikan ajaran Islam kepada orang-orang, tiga-tiba disergap Usaid bin Hudlair kepala suku kabilah Abdul Asyhal di Madinah. Usaid menodong Mush’ab dengan menyentakkan lembingnya. Bukan main marah dan murkanya Usaid, menyaksikan Mush’ab yang dianggap akan mengacau dan menyelewengkan anak buahnya dari agama mereka, serta mengemukakan Allah Yang Maha Esa yang belum pernah mereka kenal dan dengar sebelum itu. Ketika melihat kedatangan Usaid bin Hudlair yang murka bagaikan api sedang berkobar, orang-orang Islam yang duduk bersama Mush’ab merasa kecut dan takut. Tetapi Mush’ab bin Umair tetap tinggal tenang dengan air muka yang tidak berubah. Bagaikan singa hendak menerkam, Usaid berdiri di depan Mush’ab dan Sa’ad bin Zararah, bentaknya: “Apa maksud kalian datang ke kampung kami ini, apakah hendak membodohi rakyat kecil kami? Tinggalkan segera tempat ini, jika tak ingin segera nyawa kalian melayang” Dengan tenang terpancarlah ketulusan hati, Mush’ab mengeluarkan ucapan halus, katanya “Kenapa anda tidak duduk dan mendengarkan dulu? Seandainya anda menyukai nanti, anda dapat menerimanya. Sebaliknya jika tidak, kami akan menghentikan apa yang tidak anda sukai itu” Kemudian Usaid menjatuhkan lembingnya ke tanah dan duduk mendengarkan Mush’ab membacakan ayat-ayat Al-Quran dan mengajarkan dakwah yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw, maka dada Usaid pun mulai terbuka dan bercahaya. Dan belum lagi Mush’ab selesai dari uraiannya. Usaidpun berseru kepadanya dan kepada sahabatnya, ”Alangkah indah dan benarnya ucapan itu. Akhirnya Usaid bin Hudhair masuk Islam. Langkah tersebut disusul oleh Sa’ad bin Mu’adz dan Sa’ad bin Ubadah. Dengan keislaman mereka ini, penduduk kota Madinah berbondong- bodong masuk Islam. Buku Siswa SKI MTS kelas VII 67

C. Pola Dakwah Nabi Muhammad di Madinah

C. Pola Dakwah Nabi Muhammad di Madinah

Pengamatank u 1 1 sumber: Buku Enampuluh Shahabat Rasulullah karya Khalid Muhammad Khalid Setelah mengamati cerita dan mendengarkan pendapat peserta didik yang lain, dan disesuai dengan tema “ Dakwah Nabi Muhammad di Madinah”, apa pertanyaan yang akan muncul dari kalian. No Pertanyaan 1 Apa modal untuk menjadi dai yang sukses? 2 3 4 5 dst Buku Siswa SKI MTS kelas VII 68 Pertanyaank u 2 2 Untuk memperluas wawasan tentang pola dakwah Nabi Muhammad saw di Madinah, baca dan pahami naskah berikut:

A. Langkah L angkah Dakwah Nabi Muhammad di Madinah

Nabi Muhammad SAW tiba di kota Madinah tahun 622 M. Kehadiran nabi Muhammad dan Umat Islam di kota Madinah menandai zaman baru bagi perjalanan dakwah Islam. Umat Islam di kota Madinah tidak lagi banyak mendapat gangguan dari masyarakat kafir Quraisy, karena mereka mendapat perlindungan dari penduduk Madinah yang muslim. Dengan diterimanya Nabi Muhammad dan umat Islam oleh masyarakat Madinah, maka Nabi saw memberikan gelar kepada umat Islam Madinah dengan sebutan Kaum Anshar, yaitu kelompok masyarakat yang menjadi penolong, sementara umat Islam yang datang dari Makkah diberi nama Kaum Muhajirin. Hijrah Nabi Muhammad saw merupakan cara membangun masyarakat baru sesuai ajaran Islam. selain perintah dari Allah SWT, hijrah nabi saw ke Madinah karena masyarakat Madinah Yasrib, kabilah Aus dan Khajraj mengharapkan kedatangannya sesuai baiat mereka di Aqabah I dan Aqabah II. Setelah datang ke Madinah, Nabi Muhammad menentukan prioritas utama dalam rangka membangun masyarakat baru. Adapun prioritasnya adalah: 1. Membangun masjid Prorita pertama yang dilakukan Nabi Muhammad setibanya di Madinah adalah membangun Masjid. Masjid dibangun di atas tanah milik kedua anak yatim, yaitu Sahl dan Suhail. Tanah tersebut dibeli oleh Nabi untuk pembangunan masjid dan untuk tempat tinggal. Masjid memiliki multifungsi antara sebagai tempat melaksanakan ibadah shalat. Setiap muslm semestinya selalu terikat dengan masjid. Keberadaan masjid diharapkan keimanan dan ketaqwaan setiap muslim akan senantiasa terjaga dan terpelihara. Selain itu fungsi masjid sebagai pusat kegiatan pendidikan dan pengajaran keagamaan, tempat pengadilan berbagai perkara yang muncul di masyarakat, musyawarah dan lain sebagainya. Lebih dari itu, Bangunan masjid bukan saja sebagai tonggak berdirinya masyarakat Islam, tetapi juga awal pembangunan kota.

2. mempersaudarakan kaum muslimin