Latar Belakang KESANTUNAN BERBAHASA DALAM RUBRIK “URUN REMBUK” DI SURAT KABAR RADAR JOGJA JAWA POS.

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbahasa merupakan aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial yang lain, kegiatan berbahasa baru terwujud apabila ada manusia terlibat di dalamnya. Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai kaidah-kaidah yang harus dipatuhi oleh penutur dan lawan tutur. Mulyani 2002: 39 menyatakan bahwa dalam aktivitas berbahasa, penutur menyadari adanya kaidah yang mengatur tindakan, penggunaan bahasa, dan interpretasi-interpretasinya terhadap tindakan dan ucapan lawan tuturnya. Adapun dalam kegiatan berbahasa, aspek kesantunan perlu diperhatikan agar maksud penutur dapat dipahami dengan baik oleh lawan tutur. Kesantunan berbahasa berfungsi penting dalam berkomunikasi agar memperkecil kesalahpahaman dan menciptakan kenyamanan di antara penutur dan lawan tutur. Secara umum kesantunan berbahasa terlihat pada penggunaan bahasa yang baik, lemah lembut, sopan dan menghormati lawan tuturnya. Kesantunan dalam berbahasa dapat menjadi cerminan apakah seseorang memiliki kepribadian yang baik ataukah tidak. Kesantunan berbahasa merujuk pada kemampuan seseorang untuk bertutur kata secara halus dan isi tutur katanya memiliki maksud yang jelas, sehingga dapat menyejukkan hati, membuat orang berkenan, dan tidak ada kesalahpahaman di antara penutur dan lawan tutur. Dengan demikian, tercipta suasana yang nyaman ketika sedang berkomunikasi Pranowo, 2012: 1. Kesantunan berbahasa dapat ditemukan dalam berbagai macam aspek kehidupan masyarakat, baik di lingkungan sosial nyata maupun di ranah media, yaitu surat kabar. Adapun surat kabar sebagai salah satu media merupakan bagian dari komunikasi massa yang memegang posisi penting dalam masyarakat dimana komunikasi massa memiliki fungsi sosial sebagai surveillance pengawasan, social learning pendidikan sosial, penyampaian informasi, tranformasi budaya dan sosialisasi, serta sebagai media hiburan Bungin, 2006:79-80. Surat kabar merupakan lembaran tercetak yang memuat laporan yang terjadi di masyarakat dengan ciri-ciri terbit secara periodik, bersifat umum, isinya aktual mengenai apa saja dan dimana saja di seluruh dunia untuk diketahui pembaca Effendy, 2005: 241. Di Indonesia surat kabar menjadi media cetak yang paling sering dibaca masyarakat. Oleh karena itu, penggunaan bahasa di dalamnya tidak cukup hanya baik dan benar saja, tetapi juga perlu memperhatikan aspek kesantunan. Semakin santun bahasa yangn digunakan, surat kabar tersebut semakin dibutuhkan oleh pembacanya. Surat kabar menawarkan banyak rubrik yang berisi berita mulai dari politik hingga pendidikan. Liputan dari awak media dituangkan secara apik dalam catatan yang berbentuk headline, artikel, hingga opini. Adapun di antara itu ada satu rubrik yang digunakan untuk menjembatani gagasan pembaca yang ditulis melalui SMS Short Message Service. Gagasan pembaca ke redaksi surat kabar ditampung dan ditampilkan dalam satu kolom atau rubrik. Salah satu rubrik yang menampung SMS-SMS da ri pembaca adalah rubrik “Urun Rembuk”. Rubrik “Urun Rembuk” terdapat dalam Surat Kabar Radar Joga Jawa Pos. Rubrik tersebut memuat SMS pembaca yang berisi tanggapan, keluhan, ajakan, imbauan, kritik dan saran yang dapat dibaca oleh siapa saja serta dapat ditujukan kepada lembaga, pemerintah, perusahaan, perorangan, kelompok atau organisasi. Gagasan yang disampaikan pembaca ditulis secara padat isi dan cenderung singkat. Gagasan pembaca biasanya berkenaan dengan realitas sosial, terutama di wilayah Yogyakarta. SMS secara khusus ditujukan kepada pihak yang diberikan saran, namun secara umum ditujukan kepada masyarakat luas, sehingga bahasa yang digunakan semestinya juga memperhatikan aspek kesantunan. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penelitian ini berjudul “Kesantunan Berbahasa dalam Rubrik “Urun Rembuk” di Surat Kabar Radar Jogja Jawa Pos ”. Radar Jogja dipilih karena surat kabar ini beredar di Daerah Istimewa Yogyakarta dan secara keseluruhan membahas tentang Yogyakarta. Ada surat kabar Harian Jogja yang juga memiliki rubrik SMS pembaca dalam lingkup wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, namun sudah ada yang pernah melakukan penelitian dengan objek koran tersebut. Mengingat pentingnya kesantunan berbahasa, aspek kesantunan seringkali diperhatikan dan juga tidak jarang dilanggar dalam SMS pembaca. Dari permasalahan tersebut, kesantunan berbahasa ini perlu dikaji guna mengetahui seberapa banyak pematuhan dan pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa yang dilakukan oleh pengirim SMS Pembaca dalam rub rik “Urun Rembuk” guna mengetahui fungsi dilakukannya pelanggaran dan pematuhan maksim tersebut. Pematuhan dan pelanggaran kesantunan berbahasa dapat dilihat dari prinsip kesantunan berbahasa dengan berbagai maksimnya yang dikemukakan oleh Leech di dalam bukunya yang sudah diterjemahkan oleh Oka berjudul Prinsip-prinsip Pragmatik 1993. Lebih lanjut, Leech terjemahan Oka, 1993: 206-207 mengemukakan prinsip-prinsip kesantunan berbahasa yang meliputi enam maksim, yaitu maksim kearifan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendahhatian, maksim kesepakatan, dan maksim kesimpatian. Melalui maksim-maksim tersebut, dapat dikaji lebih lanjut pematuhan dan pelanggaran prinsip kesantunan dalam SMS pembaca pada rubrik “Urun Rembuk”. Peneliti beranggapan bahwa penelitian kesantunan berbahasa dalam tuturan SMS pembaca pada rubrik “Urun Rembuk” di surat kabar Radar Jogja Jawa Pos menarik untuk dilakukan.

B. Indentifikasi Masalah