Bentuk komunikasi diagonal memiliki beberapa keuntungan diantaranya adalah :
1. Penyebaran informasi bisa menjadi lebih cepat ketimbang bentuk
komunikasi tradisional. 2.
Memungkinkan induvidu dari berbagai bagian atau departemen ikut membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi.
Namun komunikasi diagonal juga memiliki kelemahan salah satu kelemahannya yaitu bahwa komunikasi diagonal juga dapat menggangu
komunikasi yang rutin dan telah berjalan normal, di samping itu komunikasi diagonal dalam suatu organisasi besar juga sulit untuk dikendalikan secara efektif.
2. Saluran Informal
Saluran komunikasi informal hadir di luar otoritas formal dan tidak melekat pada hirarki otoritas organisasi. Keberadaan saluran komunikasi informal
dalam suatu organisasi tidak dapat dielakkan meskipun di dalam komunikasi informal hal-hal yang dibicarakan bersifat umum namun kadangkala mereka juga
membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan situasi kerja yang ada di dalam organisasinya. Komunikasi informal hadir bersama komuniksai formal, tapi dapat
melewati tingkatan hirarki, memotong garis vertikal dari rantai komando untuk menghubungi siapa pun secara virtual dalam organisasi.
G. Pelaksanaan Komunikasi Antara Pimpinan Dengan Karyawan Pada Dinas Tata Ruang Dan Bangunan TRTB Tingkat ll Kotamadya Medan
Sesuai dengan teori yang telah dikemukkan, di dalam Dinas TRTB Medan tentulah berlangsung komunikasi ke bawah, ke atas, horizontal, dan
Universitas Sumatera Utara
diagonal. Pada komunikasi ke bawah kita akan melihat direktur merupakan sumber awal pesan, sebagai top manajer beliaulah yang menetapkan kebijakan-
kebijakan dan perintah-perintah, dimana kebijakan-kebijakan dan perintah- perintah itu harus sampai ke karyawan yang paling bawah karena dialah pelaksana
akhir perintah itu. Sebaliknya karyawan tersebut akan mengirimkan pesan berupa feed back, feed back itu berupa pelaksana atas perintah yang diberikan atasan
kepadanya, feed back itu perlu sampai kepada direktur. Dengan demikian terjadilah proses komunikasi ke atas. Dalam peristilahan lain komunikasi ke
bawah dan komunikasi ke atas disebut juga komunikasi vertikal.
1. Komunikasi Dari Atas Ke Bawah Top Downward Communication
Komunikasi dari atas ke bawah merupakan aliran komunikasi dari pimpinan ke bawahan. Aliran komunikasi dari atas ke bawah tersebut umumnya
terkait dengan tanggung jawab dan kewenangannya dalam suatu organisasi. Dimana komunikasi dari atas ke bawah biasanya berupa penyampaian informasi
yang memiliki tujuan untuk mengarahkan, mengkoordinasikan, memotivasi, pelatihan kerja, evaluasi, perintah dan mengendalikan berbagai kegiatan yang ada
di level bawah. Oleh karena itu, bentuk pengarahan perintah, instruksi maupun prosedur
untuk dijalankan para bawahannya maka penyampaiannya harus sederhana, tidak bertele-tele, dan mudah dipahami. Komunikasi dari atas ke bawah dapat
berbentuk lisan maupun tulisan.
Universitas Sumatera Utara
Pada Dinas Tata Ruang Dan Bangunan TRTB Tingkat ll Kotamadya Medan proses penyampaian pesan dari atasan ke bawahan dilakukan secara lisan
dan tulisan yaitu melalui rapat, surat edaran dan perintah langsung. contoh komunikasi dari atasan ke bawahan adalah direktur m remberikan
perintah kepada kepala bagian keuangan untuk membuat laporan keuangan Dinas Tata Ruang Dan Bangunan TRTB Tingkat ll Kotamadya Medan yang akan
digunakan sebagai laporan akhir tahun. Maka dari itu bawahan dalam hal ini kepala bagian keuangan harus mengerjakan perintah pimpinan itu untuk membuat
laporan keuangan tersebut.
2. Komunikasi Dari Bawah Ke Atas Bottom Up Upward Communication