76
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman : Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
pembelajaran berbasis masalah dan kelas kontrol pembelajaran
menggunakan model pembelajaran konvensional.
2 Melaksanakan pos-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan masing-
masing kelas setelah diadakan proses pembelajaran. 5.
Tahap Penyelesaian
1
Menganalisis dan mengolah data.
2
Menyusun laporan penelitian.
F. Pengembangan Instrumen Penelitian a. Instrumen Penelitian
Tayipnapis 2008:102 mengemukakan bahwa instrumen ialah alat untuk merekam informasi yang akan dikumpulkan. Untuk memperoleh
data dalam penelitian ini dikembangkan dua jenis instrumen yaitu tes dan nontes. Tes untuk mengukur kemampuan membaca siswa dalam
pembelajaran membaca, sedangkan instrumen nontes berupa observasi dan angket untuk guru untuk mengetahui respon guru kelas terhadap
pembelajaran membaca dengan menggunakan pembelajaran berbasis
masalah.
77
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman : Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Uji coba instrumen pada penelitian ini dilakukan pada kelas V Sekolah Dasar Negeri 001 Lipatkain Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten
Kampar yang berjumlah sebanyak 28 dua puluh delapan responden. Uji coba instrumen ini dilakukan adalah untuk melihat validitas butir tes,
reliabilitas butir tes, daya pembeda butir tes dan tingkat kesukaran butir tes, efektivitas option soal selanjutnya data hasil uji coba instrumen
kemudian dianalisis. Setiap instrumen penelitian ini selanjutnya dibahas
sebagai berikut: 1
Instrument Tes
Sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengukur efektivitas model pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan
kemampuan membaca, maka instrumen yang digunakan adalah berupa tes. Penggunaan instrumen tes dalam penelitian ini adalah tes pada tingkat
kesulitan kognitif yaitu membaca membandingkan dua teks bacaan dengan tema yang sama, sedangkan landasan pembuatan tes pemamahan bacaan
dalam penelitian ini adalah mengacu pada ranah kognitif berdasarkan teori taksonomi Bloom yang dikembangkan oleh Harjasujana dan Mulyati
dalam Hernawan, 2009:87-89 mengemukakan bahwa kemampuan membaca merupakan kemampuan kognisi.
Pengukuran kemampuan membaca yang berkaitan dengan ranah kognitif merupakan alterenative yang baik untuk menjadi landasan
78
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman : Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
pembuatan tes pemamahan bacaan sebelum dan setelah proses belajar mengajar.
Pertanyaan dalam instrument tersebut berupa pertanyaan; ingatan K1, terjemahan K2, interpretasi K3, aplikasi K4, dan analisis K5,
sedangkan sintesis K6, dan evaluative K7 tidak digunakan dalam tes pemahaman bacaan pada penelitian ini. Bentuk tes yang digunakan adalah
tes pemahaman bacaan yang dibuat berbentuk tes objektif berbentuk tes pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban, yang memuat aspek-aspek
kemampuan membaca pemahaman dengan maksud agar dapat melihat kemampuan ingatan, terjemahan, interpretasi, aplikasi, dan analisis dalam
proses menjawab soal tes, untuk lebih jelasnya kisi-kisi tes pemahaman bacaan pada Tabel 3.2. berikut ini.
Tabel 3.2. Kisi-kisi Tes Pemahaman Bacaan
No.TPB Jenjang Kesulitan Kognitif dan Nomor Pertanyaan
JUMLAH SOAL
K1 K2
K3 K4
K5 TPB I
3, 8 2, 7
1, 6 4, 9
5, 10 10
TPB II 11, 17
18, 16 12, 15
14, 19 13, 20
10 TPB III
23, 30 27, 24,
29 22, 25
21 26, 28
10 JUMLAH
30 Penyusunan tes, diawali dengan penyusunan kisi-kisi yang
mencakup kompetensi dasar, indikator, aspek yang diukur beserta skor penilaiannya dan nomor butir soal. Setelah membuat kisi-kisi soal,
79
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman : Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
dilanjutkan dengan menyusun soal beserta kunci jawabannya dan aturan pemberian skor untuk masing-masing butir soal.
Bahan tes disesuaikan dengan indikator-indikator kemampuan pemahaman bacaan yang digunakan pada penelitian ini, yaitu menarik
kesimpulan tentang kemampuan ingatan, terjemahan, interpretasi, aplikasi, dan analisis,
Adapun pemberian skor untuk soal-soal pemahaman bacaan mengikuti pedoman dari Arikunto 2009:76, dapat dilihat pada Tabel 3.3.
berikut ini.
Tabel 3.3. Pemberian Skor Soal-soal Bentuk Objektif
Respon Siswa terhadap Soal Skor
Tidak ada jawabanitem yang dijawab tidak sesuai dengan pertanyaanitem yang dijawab salah
Ada jawabanitem yang dijawab sesuai dengan pertanyaan item yang dijawab benar
1
Adanya sebuah pedoman pemberian skor dimaksudkan agar terjadinya sebuah hasil yang obyektif karena pada setiap langkah jawaban
yang dinilai pada jawaban siswa selalu berpedoman pada patokan yang jelas sehingga mengurangi kesalahan pada penilaian.
2 Lembaran Observasi
“Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan” Riduwan,
80
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman : Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
2010:30. Sukmadinata, 2009:220 menyatakan bahwa observasi obsevation atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.
Pada penelitian ini lembaran observasi digunakan untuk mengukur aktivitas siswa dan aktivitas guru, yang diamati oleh peneliti sebagai
observar selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung.
3 Bahan Ajar
Bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini dirancang sesuai dengan kurikulum sekolah yang berlaku yaitu Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan KTSP tahun 2006 mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V semester II tentang
: “Standar Kompetensi memahami teks membaca sekilas, membaca memindai, dan membaca cerita anak
” dengan “Kompetensi Dasar yaitu membandingkan isi dua teks yang dibaca dengan
m embaca sekilas” sehinggga diharapkan siswa mencapai kompetensi
pemahaman bacaan yang relevan dengan materi yang dipelajari, selain itu bahan ajar yang dikembangkan, dikemas dan di desain dalam bentuk
sajian pembelajaran berbasis masalah supaya kemampuan membaca pemahaman siswa dapat berkembang dengan baik, selain itu bahan ajar
disusun supaya siswa dapat beraktivitas yang mengarah pada kompetensi yang diharapkan.
1 Kegiatan Pembelajaran
81
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman : Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Sesuai dengan tujuan penelitian ini adalah mengkaji apakah terdapat dampak yang berbeda terhadap kemampuan membaca
pemahaman siswa antara siswa yang memperoleh model pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang memperoleh model pembelajaran
konvensional.
b. Analisis Instrumen Penelitian
Untuk keperluan pengumpulan data penelitian ini dibutuhkan suatu instrumen berupa tes yang baik yaitu memenuhi kriteria validitas tinggi,
reliabilitas tinggi, daya pembeda yang baik dan tingkat kesukaran yang sedang. Untuk mengetahui karakteristik kualitas tes yang digunakan
tersebut diuji coba untuk mendapatkan gambaran validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukarannya dengan klasifikasi soal tes
kemampuan membaca pemahaman siswa.
1 Validitas Butir Soal
Menurut Gronlund, Norman E. 1985 dalam Djiwandono 2008:164 bahwa validitas diartikan sebagai kesesuaian interpretasi hasil
tes dari pada tes sebagai alat evaluasi, namun secara lebih praktis dan sederhana validitas itu dikaitkan dengan kesesuaian tes sebagai alat ukur
dengan sasaran pokok yang perlu diukur.
82
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman : Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Pendapat ini sejalan dengan pendapat Arikunto 2009:69-72 bahwa sebuah tes memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium,
dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium.
Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran dalam penelitian ini adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan
oleh Pearson adalah:
Dimana: = koefesien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua
variabel yang dikorelasikan.
Selanjutnya Arikunto 2009:75 mengemukakan nilai diartikan
sebagai koefisien validitas, sehingga kriteriumnya adalah sebagai berikut:
0,800 ≤ ≤ 1,00 validitas sangat tinggi sangat baik
0,600 ≤ ≤ 0,800 validitas tinggi baik
0,400 ≤ ≤ 0,600 validitas sedang cukup
0,200 ≤ ≤ 0,400 validitas rendah kurang, dan
0,000 ≤ ≤ 0,200 validitas sangat rendah.
83
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman : Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Perhitungan korelasi Pearson dilakukan dengan bantuan program Microsoft Office Excel 2007 dan statistik SPSS versi 19, perhitungan
lengkap untuk perhitungan signifikasi dan derajat validitas disajikan,
seperti terlampir pada lampiran D.1 dan D.2.
Gambaran hasil perhitungan signifikasi dan derajat validitas butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.4. berikut ini.
Tabel 3.4. Perhitungan Validitas Tes Pemahaman Bacaan
No. Soal
Korelasi Interpretasi
Validitas Signifikansi
No. Soal
Korelasi Interpretasi
Validitas Signifikansi
1 0,423
Sedang Signifikan
16 0,494
Sedang Signifikan
2 0,430
Sedang Signifikan
17 0,490
Sedang Signifikan
3 0,528
Sedang Signifikan
18 0,498
Sedang Signifikan
4 0,509
Sedang Signifikan
19 0,447
Sedang Signifikan
5 0,506
Sedang Signifikan
20 0,458
Sedang Signifikan
6 0,468
Sedang Signifikan
21 0,563
Sedang Signifikan
7 0,622
Tinggi Signifikan
22 0,444
Sedang Signifikan
8 0,432
Sedang Signifikan
23 0,509
Sedang Signifikan
9 0,528
Sedang Signifikan
24 0,509
Sedang Signifikan
10 0,523
Sedang Signifikan
25 0,420
Sedang Signifikan
11 0,654
Tinggi Signifikan
26 0,480
Sedang Signifikan
12 0,456
Sedang Signifikan
27 0,475
Sedang Signifikan
13 0,452
Sedang Signifikan
28 0,455
Sedang Signifikan
14 0,528
Sedang Signifikan
29 0,581
Sedang Signifikan
15 0,456
Sedang Signifikan
30 0,472
Sedang Signifikan
Dari 30 soal yang digunakan untuk menguji kemampuan pemahaman bacaan tersebut berdasarkan kriteria validitas tes dari
Arikunto 2009:75 diperoleh 28 soal yang mempunyai validitas sedang, dan 2 soal sisanya yang mempunyai validitas tinggi atau baik. Artinya
84
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman : Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
tidak semua soal mempunyai validitas yang baik. Begitu juga kriteria signifikansi dan korelasi pada tabel di atas terlihat 30 soal yang signifikan
atau valid.
2 Reliabilitas Butir Soal
Reliabilitas dimaksudkan untuk melihat keajegan hasil tes. “Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes
t
ersebut dapat memberikan hasil yang tetap”. Arikunto, 2009:86.
Adapun cara menghitung koefisien reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah cara Cronbach Alpha. Hal ini berdasarkan pada
pendapat Ruseffendi 2005:161 yang menyatakan bahwa untuk menghitung koefisien reliabilitas pada bentuk soal yang memiliki jawaban
beraneka ragam, seperti: Soal tes yang dibuat berbentuk tes objektif
berbentuk tes pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban menggunakan cara Cronbach Alpha dan pendapat dengan Arikunto
2009:109 yang menyatakan bahwa untuk mencari reliabilitas tes berbentuk
tes objektif berbentuk tes pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban menggunakan rumus Alpha. Rumus tersebut adalah:
Keterangan
11
= Reliabilitas instrumen
2 2
11
1 .
1
t i
k k
r
85
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman : Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
k =
Banyaknya item
b 2
= Jumlah varians item
t
2
= Varians total
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas, untuk melihat reliabilitas tes kemampuan membaca pemahaman siswa menggunakan
rumus Alpha. Sedangkan untuk menginter-pretasikan harga koefisien reliabilitas tersebut mengacu pada katagori yang diajukan J.P. Guilford
dalam Erman 2003:139, dengan ketentuan sebagai berikut:
11
≤ 0,20 derajat reliabilitas sangat rendah
0,20 ≤
11
0,40 derajat reliabilitas rendah
0,40 ≤
11
0,70 derajat reliabilitas sedang
0,70 ≤
11
0,90 derajat reliabilitas tinggi
0,90 ≤
11
1,00 derajat reliabilitas sangat tinggi.
Perhitungan koefisien reliabilitas dilakukan dengan bantuan program Microsoft Office Excel 2007 dan statistik SPSS versi 19,
perhitungan lengkap untuk perhitungan signifikasi dan derajat validitas
disajikan, seperti terlampir pada lampiran D.3.
Gambaran hasil perhitungan koefisien reliabilitas dan derajat reabilitas butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.5. berikut ini.
Tabel 3.5. Hasil Perhitungan Reliabilitas Soal Tes Pemahaman Bacaan
86
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman : Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Soal R
Kriteria Keterangan
Sedang Tinggi
Sangat Tinggi
Tes Pemahaman Bacaan
0,888 √
Reliabel
Dengan melihat Tabel 3.5. di atas dapat dinyatakan bahwa semua soal reliabel, dan dapat digunakan sebagai instrumen pengumpulan data
dalam penelitian ini.
3 Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran soal menurut Erman 2003:169 bahwa soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.
Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha siswa untuk memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar
akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya, selanjutnya
derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut indeks kesukaran difficulty index. Bilangan tersebut adalah
bilangan real pada interval kontinum 0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran mendekati 0,00 berarti butir soal tersebut terlalu
sukar, sebaliknya soal dengan indeks kesukaran 1,00 berarti soal tersebut terlalu mudah.
Analisis ini dilakukan perhitungan untuk mengetahui tingkat kesukaran setiap butir soal yang akan digunakan dalam menentukan
87
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman : Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
apakah butir soal itu termasuk kedalam kelompok soal mudah, soal sedang, soal sukar. Setelah diperoleh nilai tingkat kesukaran atau indeks
kesukaran soal, selanjutnya pada penelitian ini diinterpretasikan dengan mengacu pada ketentuan yang diajukan Erman 2003:170 indeks
kesukaran dalam penilaian ini diberi simbol IK Indeks Kesukaran butir soal yaitu dengan Rumus:
= +
� + � Di mana :
IK = indeks kesukaran JB = jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
JB = jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
JS = jumlah siswa kelompok atas higher group atau upper group JS = jumlah siswa kelompok bawah lower group
Menurut Erman 2003:170 ketentuan yang sering diikuti, klasifikasi indeks kesukaran yang paling banyak digunakan adalah sebagai
berikut: IK = 0,00 soal terlalu sukar
0,00 IK ≤ 0,30 soal sukar 0,30 IK ≤ 0,70 soal sedang
0,70 IK ≤ 1,00 soal mudah IK = 1,00 soal terlalu mudah
88
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman : Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Perhitungan indeks kesukaran dilakukan dengan bantuan program Microsoft Office Excel 2007, perhitungan lengkap untuk indeks kesukaran
tes pemahaman bacaan disajikan, seperti terlampir pada lampiran D.7.
Gambaran hasil perhitungan indeks kesukaran butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.6. berikut ini.
Tabel 3.6. Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Tes Pemahaman Bacaan
Nomor Soal
Indeks Kesukaran
Interpretasi Nomor Soal
Indeks Kesukaran
Interpretasi 1
0,71 Mudah
16 0,64
Sedang 2
0,43 Sedang
17 0,79
Mudah 3
0,79 Mudah
18 0,71
Mudah 4
0,79 Mudah
19 0,64
Sedang 5
0,79 Mudah
20 0,21
Sukar 6
0,57 Sedang
21 0,64
Sedang 7
0,57 Sedang
22 0,21
Sukar 8
0,57 Sedang
23 0,79
Mudah 9
0,79 Mudah
24 0,50
Sedang 10
0,64 Sedang
25 0,71
Mudah 11
0,64 Sedang
26 0,64
Sedang 12
0,79 Mudah
27 0,21
Sukar 13
0,57 Sedang
28 0,64
Sedang 14
0,79 Mudah
29 0,57
Sedang 15
0,79 Mudah
30 0,79
Mudah Dari Tabel 3.6. di atas dapat dilihat bahwa untuk soal yang
mengukur kemampuan pemahaman bacaan siswa yang terdiri dari 30 soal tes, terdapat 3 soal yang memiliki tingkat kesukaran sukar yaitu soal
nomor 20, 22 dan 27; 14 soal yang memiliki tingkat kesukaran sedang yaitu soal nomor 2, 6, 7, 8, 10,11, 13, 16, 19, 21, 24, 26, 28 dan 29; serta
13 soal lainnya memiliki tingkat kesukaran yang mudah yaitu soal nomor 1, 3, 4, 5, 9, 12, 14,15, 17,18, 23,25, dan nomor 30.
89
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman : Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
4 Daya Pembeda
Analisis pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perhitungan daya pembeda soal dimaksudkan untuk mengetahui sejauh
mana soal ini dapat membedakan antara siswa yang berada pada kelompok atas dan siswa yang berada pada kelompok bawah, Erman 2003:160
mengemukakan rumus untuk menentukan daya pembeda adalah: �� =
− �
atau �� =
− �
Di mana : DP = Daya pembeda
JB = Jumlah benar untuk kelompok atas JB = Jumlah benar untuk kelompok bawah
JS = Jumlah siswa kelompok atas higher group atau upper group JS = Jumlah siswa kelompok bawah lower group
Demikian juga untuk nilai daya pembeda diinterpretasikan dengan mengacu pada ketentuan yang diajukan Erman 2003:161 dengan
klasifikasi daya pembeda adalah:
DP ≤ 0,00 sangat jelek 0,00 DP ≤ 0,20 jelek
0,20 DP ≤ 0,40 cukup 0,40 DP ≤ 0,70 baik
0,70 DP ≤ 1,00 sangat baik
90
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman : Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Perhitungan daya pembeda dilakukan dengan bantuan program Microsoft Office Excel 2007, perhitungan lengkap untuk daya pembeda tes
pemahaman bacaan disajikan, seperti terlampir pada lampiran D.8.
Dari hasil perhitungan, diperoleh daya pembeda tiap butir soal yang kemudian diinterpretasikan dengan klasifikasi daya pembeda, yang
secara terinci disajikan pada Tabel 3.7. dibawah ini.
Tabel 3.7. Daya Pembeda Tiap Butir Soal Pemahaman Bacaan
Nomor Soal
Daya Pembeda
Interpretasi Nomor Soal
Daya Pembeda
Interpretasi 1
0,57 Baik
16 0,71
Sangat baik 2
0,57 Baik
17 0,43
Baik 3
0,43 Baik
18 0,57
Baik 4
0,43 Baik
19 0,71
Sangat baik 5
0,43 Baik
20 0,43
Baik 6
0,57 Baik
21 0,71
Sangat baik 7
0,86 Sangat baik
22 0,43
Baik 8
0,57 Baik
23 0,43
Baik 9
0,43 Baik
24 0,71
Sangat baik 10
0,71 Sangat baik
25 0,57
Baik 11
0,71 Sangat baik
26 0,71
Sangat baik 12
0,43 Baik
27 0,43
Baik 13
0,57 Baik
28 0,71
Sangat baik 14
0,43 Baik
29 0,86
Sangat baik 15
0,43 Baik
30 0,43
Baik Dengan memperhatikan Tabel 3.7. di atas dapat dilihat bahwa
item soal Tes Pemahaman Bacaan memiliki daya pembeda yang termasuk pada kategori baik dan sangat baik.
5 Efektivitas Option
91
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman : Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Efektivitas option soal menurut Erman 2003:174-177 adalah alternatif jawaban atau kemungkinan jawaban yang harus dipilih. Dengan
demikian arti dari kata option adalah kemungkinan jawaban yang disediakan pada butir soal tes tipe obyektif bentuk pilihan ganda atau
rnemasangkan untuk dipilih oleh peserta tes, sesuai dengan petunjuk yang diberikan.
Suatu option disebut efektif jika memenuhi fungsinya atau rujuan disajkannya option tersebut tercapai. Hal ini berarti bahwa setiap option
yang disajikan masing-masing mempunyai kemungkinan yang sama untuk dipilih. Option yang merupakan jawaban yang benar disebut option kunci
key option. sedangkan option lainnya disebut option pengecoh distractor option.
Berdasarkan distribusi pilihan pada setiap option untuk siswa kelompok atas dan kelompok bawah, dapat ditentukan option yang
berfungsi efektif dan yang tidak. Kriteria option yang berfungsi secara efektif adalah: a Option kunci yaitu: 1 Jumlah pemilih kelompok atas
harus lebih banyak daripada jumlah pemilih kelompok bawah, yaitu siswa yang pandai lebih banyak yang menjawab benar daripada siswa yang
bodoh; 2 Jumlah pemilih kelompok atas dan kelompok bawah lebih dari 0,25 tetapi tidak lebih dan 0,75 dari seluruh siswa pada kelompok atas dan
kelompok bawah. b Option pengecoh yaitu: 1 Jumlah pemilih kelompok atas lebih sedikit kurang daripada jumlah pemilih kelompok
bawah. Hal ini berarti untuk jawaban yang salah siswa yang bodoh lebih
92
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman : Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
banyak yang memilih daripada siswa yang pandai. Idealnya siswa pandai tidak memilih jawaban yang salah dari siswa yang bodoh memilihnya; 2
Jumlah pemilih kelompok atas dan kelompok bawah minimal sebanyak 0,25 dan seperdua jumlah option pengecoh kali jumlah kelompok atas dan
kelompok bawah, dirumuskan indeksoption pengecoh sebagai berikut: �� + �� ≥ 0,25 × 1 + =
1 2
−1
× �� + ��
Dimana: JP = jumlah siswa pemilih kelompok atas
JP = jumlah siswa pemilih kelompok bawah
JS = jumlah siswa kelompok atas higher group atau upper group JS = jumlah siswa kelompok bawah lower group
Ada pakar lain yang mengemukakan bahwa rumus di atas terlalu menyulitkan, ia berpendapat bahwa selain jumlah pemilih kelompok
bawah harus lebih banyak dari pada pemilih kelompok atas untuk option pengecoh, option pengecoh itu harus dipilih minimum oleh 5 peserta tes
pada kedua kelompok siswa. Perhitungan option soal dilakukan dengan bantuan program
Microsoft Office Excel 2007, perhitungan lengkap untuk option soal tes pemahaman bacaan.
93
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman : Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Dari hasil perhitungan, diperoleh option soal tiap butir soal yang kemudian diinterpretasikan dengan klasifikasi option, yang secara terinci
disajikan pada Tabel 3.8. dibawah ini.
Tabel 3.8. Efektivitas Option Tiap Butir Soal Pemahaman Bacaan
1 2
3 4
5 A 1 efektif A 1 efektif A 1 efektif A 3 efektif A
1 efektif B 1 efektif B 1 efektif B 3 efektif B 1 efektif B
1 efektif C 2 efektif C 4 efektif C 1 efektif C 1 efektif C
3 efektif D 4 efektif D 6 efektif D 1 efektif D 1 efektif D
1 efektif 6
7 8
9 10
A 2 efektif A 6 efektif A 1 efektif A 1 efektif A 3 efektif
B 1 efektif B 1 efektif B 4 efektif B 1 efektif B 5 efektif
C 3 efektif C 1 efektif C 4 efektif C 3 efektif C 1 efektif
D 4 efektif D 4 efektif D 1 efektif D 1 efektif D 1 efektif
11 12
13 14
15 A 1 efektif A 1 efektif A 1 efektif A 3 efektif A
1 efektif B 1 efektif B 3 efektif B 2 efektif B 1 efektif B
1 efektif C 5 efektif C 1 efektif C 3 efektif C 1 efektif C
1 efektif D 3 efektif D 1 efektif D 4 efektif D 1 efektif D
3 efektif 16
17 18
19 20
A 1 efektif A 3 efektif A 4 efektif A 2 efektif A 2 efektif
B 5 efektif B 1 efektif B 2 efektif B 1 efektif B 1 efektif
C 1 efektif C 1 efektif C 1 efektif C 2 efektif C 3 efektif
D 3 efektif D 1 efektif D 1 efektif D 5 efektif D 3 efektif
21 22
23 24
25 A 2 efektif A 4 efektif A 3 efektif A 3 efektif A
1 efektif B 2 efektif B 2 efektif B 1 efektif B 3 efektif B
4 efektif C 1 efektif C 3 efektif C 1 efektif C 5 efektif C
1 efektif D 5 efektif D 5 efektif D 1 efektif D 1 efektif D
2 efektif 26
27 28
29 30
A 5 efektif A 8 efektif A 2 efektif A 3 efektif A 1 efektif
B 3 efektif B 3 efektif B 1 efektif B 1 efektif B 2 efektif
C 1 efektif C 2 efektif C 2 efektif C 6 efektif C 1 efektif
D 1 efektif D 1 efektif D 5 efektif D 2 efektif D 4 efektif
94
Suardi, 2012 Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman : Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri,Kabupaten Kampar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Dengan memperhatikan Tabel 3.8. di atas dapat dilihat bahwa item soal Tes Pemahaman Bacaan memiliki option pengecoh yang termasuk
pada kategori efektif dan bermasalah.
G. Teknik Pengumpulan Data