Manfaat Penentuan Harga Pokok Produk Berdasarkan Aktivitas Cost Driver

commit to user 49 b. Tahap Kedua Penelusuran dan pembebanan biaya aktivitas kemasing-masing produk yang menggunakan cost driver. Pembebanan biaya overhead dari setiap aktivitas dihitung dengan rumus sebagai berikut ini. Menurut Hongren dalam Astuti 2010, prosedur pembebanan biaya overhead dengan sistem ABC terdiri dari 7 langkah. 1 Identifikasi produk yang menjadi yang menjadi obyek biaya. 2 Menghitung biaya langsung dari produk. 3 Memilih dasar pengalokasian biaya cost driver yang akan digunakan. 4 Mengidentifikasi biaya tidak langsung yang berkaitan dengan setiap dasar alokasi biaya cost driver. 5 Menghitung tarif per unit dasar alokasi biaya guna mengalokasikan biaya tidak langsung ke produk. 6 Menghitung biaya tidak langsung yang dialokasikan ke produk. 7 Menghitung total biaya produk dengan menjumlahkan semua biaya langsung dan tidak langsung.

8. Manfaat Penentuan Harga Pokok Produk Berdasarkan Aktivitas

Jika syarat-syarat penerapan sistem ABC sudah terpenuhi, maka sebaiknya perusahaan menerapkan sistem ABC dan segera mendesain BOP yang dibebankan = Tarifunit cost driver x cost driver yang dipilih commit to user 50 ulang sistem akuntansi biayanya karena akan bermanfaat sebagai berikut ini Supriyono, 2002: 698. a. Memperbaiki mutu pengambilan keputusan. Dengan informasi biaya produk yang lebih teliti, kemungkinan manajer melakukan pengambilan keputusan yang salah dapat dikurangi. Informasi biaya produk yang lebih teliti sangat penting artinya bagi manajemen jika perusahaan menghadapi persaingan yang tajam. b. Memungkinkan manajemen melakukan perbaikan terus menerus terhadap kegiatan untuk mengurangi biaya overhead. Sistem ABC mengidentifikasi biaya overhead dengan kegiatan yang menimbulkan biaya tersebut. Pembebanan overhead harus mencerminkan jumlah permintaan overhead yang dikonsumsi oleh setiap produk. Sistem ABC mengakui bahwa tidak semua overhead bervariasi dengan jumlah unit yang diproduksi. Dengan menggunakan biaya berdasarkan unit dan non unit overhead dapat lebih akurat ditelusuri ke masing-masing produk. c. Memberikan kemudahan dalam menentukan biaya relevan. Karena sistem ABC menyediakan informasi biaya yang relevan yang dihubungkan dengan berbagai kegiatan untuk menghasilkan produk maka manajemen akan menghasilkan kemudahan dalam memperoleh informasi yang relevan dengan pengambilan keputusan yang menyangkut berbagai kegiatan bisnis mereka. commit to user 51

9. Cost Driver

a. Pengertian Cost Driver Cost driver adalah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya biaya overhead yang dikonsumsi oleh setiap jenis produk Krismiaji, 2002: 118. Cost driver adalah variabel, seperti tingkat aktivitas atau volume, yang menjadi dasar timbulnya biaya dalam rentang waktu tertentu. Terdapat hubungan sebab-akibat antara perubahan tingkat aktivitas atau volume dengan perubahan tingkat biaya total Horngren, Srikant, dan George 2008: 37. Menurut Astuti 2010, Cost driver merupakan faktor yang dapat menerangkan konsumsi biaya-biaya overhead. Faktor ini menunjukkan suatu penyebab utama tingkat aktivitas yang akan menyebabkan biaya dalam aktivitas. Ada dua jenis cost driver. 1 Cost driver berdasarkan unit. Cost driver berdasarkan unit membebankan biaya overhead pada produk melalui penggunaan tarif overhead tunggal oleh seluruh departemen. 2 Cost driver berdasarkan non unit. Cost driver berdasarkan non unit merupakan faktor-faktor penyebab selain unit menjelaskan konsumsi overhead. Contoh cost driver berdasarkan non unit pada perusahaan jasa adalah luas, jumlah pasien, jumlah kamar tersedia. commit to user 52 b. Penentuan Cost driver yang Tepat Menurut Krismiaji 2002: 134-135, untuk menentukan cost driver paling tidak ada dua faktor yang harus dipertimbangkan. 1 Biaya Pengukuran. Dalam memilih cost driver perusahaan menggunakan informasi yang telah tersedia, karena penggunaan informasi yang belum tersedia akan menambah biaya. Pemilihan cost driver dapat menghemat atau meminimumkan biaya pengukuran dengan penggunaan homogeneous cost pool yang memberikan kemudahan dalam memilih cost driver. 2 Derajat Korelasi dan Pengukuran Tidak Langsung. Struktur informasi yang ada dapat dieksploitasi dengan cara yang lain untuk meminimumkan biaya perolehan kuantitas cost driver. Cost driver yang mengukur konsumsi aktivitas secara langsung kadang-kadang dapat diganti dengan cost driver tidak langsung yang mengukur konsumsi aktivitas secara tidak langsung. Aktivitas yang ada dalam perusahaan sangat komplek dan banyak jumlahnya. Oleh karena itu perlu pertimbangn yang matang dalam menentukan penimbul biayanya atau cost driver. 1 Penentuan jumlah cost driver yang dibutuhkan. Menurut Cooper dan Kaplan dalam Astuti 2010, penentuan banyaknya cost driver yang dibutuhkan berdasarkan pada keakuratan laporan product cost yang diinginkan dan kompleksitas commit to user 53 komposisi output perusahaan. Semakin banyak cost driver yang digunakan, laporan biaya produksi semakin akurat. Dengan kata lain semakin tinggi tingkat keakuratan yang diinginkan, semakin banyak cost driver yang dibutuhkan. 2 Pemilihan cost driver yang tepat. Menurut Cooper dan Kaplan dalam Astuti 2010, dalam pemilihan cost driver yang tepat ada tiga faktor yang harus dipertimbangkan. a Kemudahan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam pemilihan cost driver cost of measurement. Cost driver yang membutuhkan biaya pengukuran lebih rendah akan dipilih. b Korelasi antara konsumsi aktivitas yang diterangkan oleh cost driver terpilih dengan konsumsi aktivitas sesungguhnya degree of correlation. Cost driver yang memiliki korelasi tinggi akan dipilih. c Perilaku yang disebabkan oleh cost driver terpilih behavior effect. Cost driver yang menyebabkan perilaku yang diinginkan yang akan dipilih. commit to user 54

10. Manfaat, Kelebihan, dan Kelemahan Metode Activity-Based Costing

Dokumen yang terkait

activity based costing system sebagai alternatif penentuan harga pokok tarif jasa rawat inap pada rumah sakit (studi kasus pada rumah sakit umum aisyiyah kudus)

1 20 121

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RS Islam Klaten).

1 1 11

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Study Kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten).

0 1 9

PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA RUMAH SAKIT TIDAR MAGELANG.

1 4 9

Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten).

2 2 9

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSUD Dr. Moewardi Surakarta).

0 0 14

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSJD Surakarta).

0 0 14

PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DENGAN METODE ACTIVITY BASED PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DI RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU.

0 2 12

PENDAHULUAN PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DI RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU.

0 1 7

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT ESTOMIHI MEDAN

0 0 3