Pembebanan Biaya pada Activity-Based Costing Prosedur Pembebanan Biaya dengan metode Activity-Based Costing

commit to user 45 menimbulkan masalah dalam membebankan biaya ke masing- masing produk. 2 Tingkat persaingan industri yang tinggi. Yaitu terdapat beberapa perusahaan menghasilkan produk yang sama atau sejenis. Dalam persaingan antar perusahaan yang sejenis tersebut maka perusahaan akan semakin meningkatkan persaingan untuk memperbesar pasarnya. Semakin besar tingkat persaingan maka semakin penting peran informasi tentang harga pokok dalam mendukung pengambilan keputusan manajemen. 3 Biaya pengukuran yang rendah. Yaitu biaya yang digunakan dalam sistem ABC untuk menghasilkan informasi biaya yang akurat harus lebih rendah dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh.

6. Pembebanan Biaya pada Activity-Based Costing

Menurut Cooper dan Kaplan dalam Astuti 2010, pusat biaya yang dipakai untuk pengumpulan biaya-biaya pada tahap pertama dan dasar pembebanan dari pusat biaya kepada produk tahap kedua sangat berbeda dengan akuntansi biaya tradisional, meskipun pembebanan biaya-biaya overhead pabrik dan produk pada metode ABC juga menggunakan dua tahap seperti akuntansi biaya tradisional. Activity-Based Costing System menggunakan lebih banyak cost driver bila dibandingkan dengan sistem pembebanan biaya pada akuntansi biaya tradisional. commit to user 46 Sebelum sampai pada prosedur pembebanan dua tahap dalam metode ABC perlu dipahami hal-hal sebagai berikut ini. a. Cost driver. Cost driver adalah suatu kejadian yang menimbulkan biaya yang merupakan faktor yang menerangkan biaya-biaya overhead. Faktor ini menunjukkan suatu penyebab utama tingkat aktivitas yang akan menyebabkan biaya dalam aktivitas-aktivitas selanjutnya. b. Rasio Konsumsi. Rasio konsumsi adalah proporsi masing-masing aktivitas yang dikonsumsi oleh setiap produk, dihitung dengan cara membagi jumlah aktivitas yang dikonsumsi oleh suatu produk dengan jumlah keseluruhan aktivitas tersebut dari semua jenis produk. c. Cost Pool. Homogeneous Cost Pool merupakan kumpulan biaya dari overhead yang variasi biayanya dapat dikaitkan, dengan satu pemicu biaya saja atau untuk dapat disebut sebagai suatu kelompok biaya yang homogen, aktivitas-aktivitas overhead secara logis harus berhubungan dan mempunyai rasio konsumsi yang sama untuk semua produk.

7. Prosedur Pembebanan Biaya dengan metode Activity-Based Costing

System Prosedur Pembebanan Biaya dengan metode ABC menurut Mulyadi 2001: 94 sebagai berikut ini. commit to user 47 a. Tahap Pertama Pengumpulan biaya dalam cost pool yang memiliki aktivitas yang sejenis atau homogen, terdiri dari 4 langkah sebagai berikut ini. 1 Mengidentifikasi dan menggolongkan biaya kedalam berbagai aktivitas. 2 Mengklasifikasikan aktivitas biaya kedalam berbagai aktivitas, pada langkah ini biaya digolongkan ke dalam aktivitas yang terdiri dari 4 kategori yaitu: unit level activity costing, batch related activity costing, product sustaining activity costing, facility sustaining activity costing. Level tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut ini. a Aktivitas Berlevel Unit Unit Level Activities. Aktivitas ini dilakukan untuk setiap unit produksi. Biaya aktivitas berlevel unit bersifat proporsional dengan jumlah unit produksi. Sebagai contoh, menyediakan tenaga untuk menjalankan peralatan, karena tenaga tersebut cenderung dikonsumsi secara proporsional dengan jumlah unit yang diproduksi. b Aktivitas Berlevel Batch Batch Level Activities. Aktivitas dilakukan setiap batch diproses, tanpa memperhatikan berapa unit yang ada pada batch tersebut. Misalnya, pekerjaan seperti membuat order produksi dan commit to user 48 pengaturan pengiriman konsumen adalah aktivitas berlevel batch. c Aktivitas Berlevel Produk Produk Level Activities. Aktivitas berlevel produk berkaitan dengan produk spesifik dan biasanya dikerjakan tanpa memperhatikan berapa batch atau unit yang diproduksi atau dijual. Sebagai contoh merancang produk atau mengiklankan produk. d Aktivitas Berlevel Fasilitas Facility Level Activities. Aktivitas berlevel fasilitas adalah aktivitas yang menopang proses operasi perusahaan namun banyak sedikitnya aktivitas ini tidak berhubungan dengan volume. Aktivitas ini dimanfaatkan secara bersama oleh berbagai jenis produk yang berbeda. Kategori ini termasuk aktivitas seperti kebersihan kantor, penyediaan jaringan komputer, dan sebagainya. 3 Mengidentifikasi Cost Driver Identifikasi cost driver bertujuan untuk mempermudah penentuan tarif per unit cost driver. 4 Menentukan tarifunit Cost Driver Adalah biaya per unit cost driver yang dihitung untuk suatu aktivitas. Tarif per unit cost driver. dapat dihitung dengan rumus berikut ini. Tarif unit cost driver = Jumlah Aktivitas Cost Driver commit to user 49 b. Tahap Kedua Penelusuran dan pembebanan biaya aktivitas kemasing-masing produk yang menggunakan cost driver. Pembebanan biaya overhead dari setiap aktivitas dihitung dengan rumus sebagai berikut ini. Menurut Hongren dalam Astuti 2010, prosedur pembebanan biaya overhead dengan sistem ABC terdiri dari 7 langkah. 1 Identifikasi produk yang menjadi yang menjadi obyek biaya. 2 Menghitung biaya langsung dari produk. 3 Memilih dasar pengalokasian biaya cost driver yang akan digunakan. 4 Mengidentifikasi biaya tidak langsung yang berkaitan dengan setiap dasar alokasi biaya cost driver. 5 Menghitung tarif per unit dasar alokasi biaya guna mengalokasikan biaya tidak langsung ke produk. 6 Menghitung biaya tidak langsung yang dialokasikan ke produk. 7 Menghitung total biaya produk dengan menjumlahkan semua biaya langsung dan tidak langsung.

8. Manfaat Penentuan Harga Pokok Produk Berdasarkan Aktivitas

Dokumen yang terkait

activity based costing system sebagai alternatif penentuan harga pokok tarif jasa rawat inap pada rumah sakit (studi kasus pada rumah sakit umum aisyiyah kudus)

1 20 121

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RS Islam Klaten).

1 1 11

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Study Kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten).

0 1 9

PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA RUMAH SAKIT TIDAR MAGELANG.

1 4 9

Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten).

2 2 9

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSUD Dr. Moewardi Surakarta).

0 0 14

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSJD Surakarta).

0 0 14

PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DENGAN METODE ACTIVITY BASED PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DI RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU.

0 2 12

PENDAHULUAN PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DI RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU.

0 1 7

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT ESTOMIHI MEDAN

0 0 3